Berubah.

111 16 0
                                    

Setelah selesai dari taman. Ray, Sara, dan Tomy pergi ke kamar Sara.

"Ayo masuk." Sara membukakan pintu.

Woah. Jadi begini kamar bangsawan itu?~ Ray mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar.

"Kamar yang indah." Tomy berkata pada Sara.

"Iya rapi dan bersih. Apa kamu tidak kelelahan membersihkan semua ini?" Ray berkomentar.

"Eh?" Sara terkejut.

"Aw." Tomy menyikut perut Ray.

"Mana ada bangsawan bersih bersih. Semua ini dibersihin Maid, Bodoh!" Tomy berbisik di telinga Ray.

"Ah, lupakan perkataanku tadi." Rat tersenyum canggung (sedikit merasa tidak enak)

"Tidak apa." Sara tidak terlalu peduli.

Ray melihat biola tergeletak di meja sudut ruangan.

"Apa kamu bermain biola, Sara?"
- Ray .

"Aku masih belum lama belajar. Dan hanya bisa memainkan musik biasa saja." Sara tersenyum kecil.

"Bolehkah aku mendengarmu bermain biola?" Ray bertanya lagi.

"Aku juga ingin mendengarkannya." Tomy menimpali.

"Ba... Baiklah." Sara mengambil biola itu dengan ragu.

Meletakkan biola pada posisinya. Dan mulai menggeseknya perlahan. Nada lembut perlahan terdengar.

Itu mengalun selama 1 menit dan berhenti tiba-tiba.

Sara menatap senar biola dengan tatapan sendu.

"Sa... Sara?!" Ray dan Tomy panik.

"A... Apa kami terlalu memaksamu? Maaf! Jika kamu tidak ingin bermain seharusnya kamu mengatakannya." Ray masih khawatir.

"Ah... Itu... Bu... Bukan aku tidak ingin bermain. Tapi sebelumya Fina selalu bernyanyi bersamaku. Aku baik baik saja."Sara menenangkan Ray.

"Heh, aku kira ada apa." Ray menghela nafas.

"Sara, apa biasanya kamu selalu membujuknya setiap hari?" Tomy bertanya.

"Iya, aku selalu membujuknya tiap waktu makan, di pagi, siang, juga sore. Tapi selain tetap memakan makanan yang ku bawa dia tidak mau keluar." Sara menundukkan kepalanya.

"Setidaknya dia tetap menghargai pemberianmu Sara." Ray menghibur.

"Ya, aku juga bersyukur. Ia tetap menemaniku berbincang meskipun hanya lewat surat yang ditukar 3 hari sekali." Sara menundukkan pandangannya.

Ray menatap Sara prihatin.

"Agh! Cukup!" Ray berteriak.

"Eh?" Sara dan Tomy kaget.

"Sara, akan ku buat Fina keluar kamar sekarang juga!" Ray berdiri dan berlari ke kamar Fina yang tadi mereka datangi.

"Tapi Ray. Bagaimana....?" Sara mencoba mencegah.

Ray sampai di depan kamar Fina dengan nafas ngos-ngosan.

"exhale the wind!" Ray membuka paksa pintu dengan sihirnya.

Brak!

Pintu itu kini terbuka lebar memperlihatkan bagian dalam yang gelap dan suram.

"Mengerikan. Apa apaan ruangan ini?!" Ray merasa kesal.

"Snake the wind!" Ray membuka tirai jendela dengan sihir angin yang berbentuk seperti ular untuk mengikat tirai agar tidak menutup lagi.

Ruangan itu kini menjadi terang benderang. Seseorang tampak berdiri ketakutan di sudut ruangan.

Ray Taylor and Another World (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang