Petualang.

105 17 0
                                    


"Pagi Ray, tidurmu nyenyak?" Sara menyapa ramah.

"Nye... Nyenyak 🙂👍"

Saking nyenyaknya aku sampai merinding. 😭~ Batin Ray menangis syok.

"Ray kamu kenapa?" Fina bangkit dari perbaringan.

"Nggak kenapa napa." Batin Ray kini menangis ngeri.

"Demam mungkin?" Cleo menyentuh dahi Ray.

"Nggak, aku nggak demam." Ray menghalangi tangan Cleo.

"Atau kamu lapar?" Lala menerka.

"Aku juga belum lapar." Ray kehilangan sifat tenangnya.

"Sebaiknya kita mandi dulu." Fia berusul.

Hwa?!~ Ray masih mengumpulkan kesadarannya.

Semuanya selain Ray, berjalan menuju pintu untuk keluar.

Brak!

Ray menutup pintu terlebih dulu dengan sihir angin.

"Hey.....?" Ray berkata dengan pandangan kosong.

"Bukankah kalian berhutang penjelasan padaku?" Ray memancarkan hawa dingin.

"Y... Ya?"

"Kenapa kalian semua tidur dikamar ini?!" Ray benar benar memekik sekarang.

"Em... Itu..." - Lala

"Ah, gimana ya...." - Cleo

"...." - Fia

"Am..." - Sara

"I... Itu..." - Fina.

Skip saat sarapan.

Semuanya duduk mengelilingi meja. Ray memakan makanan dengan tenang, meski ia masih kesal karena kejadian semalam.

"Bagaimana sarapannya?" Sara mencoba menanyakan komentar Ray tentang makanan.

"Em... Lezat." Ray menjawab singkat.

Masukkan mulut, kunyah, telan, ulangi.😑~ Hanya itu yang ada dipikiran Ray sekarang.

"Saya selesai, terimakasih atas sarapannya." Ray membersihkan mulutnya dengan serbet.

"Tuan walikota, setelah ini bisa bicara sebentar?" -Ray.

Tidak langsung menjawab, tuan walikota menatap Ray. Tepat di manik matanya.

"Tentu."

"Semuanya, saya permisi keluar dulu." Ray menundukkan kepalanya dan keluar dari ruang makan.

Ray berjalan ke taman untuk menenangkan diri.

Ternyata semalam Para pelayan yang mandi lebih dulu tidak sengaja menumpahkan sisa sabun ajaib kedalam kolam.

Sabun itu, dipakai tuan walikota untuk mandi pertamanya dengan sang istri. Itu memberi efek kuat pada pasangan, tapi beruntung pada mereka hanya berefek keinginan berdekatan satu sama lain.

Tetap saja, kenapa dari sekian banyak kamar. Harus dikamar yang kupakai?! ~ Ray.

"Permisi, tuan sudah menunggu di tempat kerjanya." Seorang pelayan muncul dari belakang Ray.

Ray mengangguk dan mengikuti pelayan itu.

Ceklek.

"Masuklah." Mempersilakan Ray duduk.

"Langsung saja, karena saya tidak bisa berbasa basi. Saya akan pindah ke penginapan mulai hari ini." Ray menyampaikan tujuannya.

"Alasannya?"

Ray Taylor and Another World (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang