Salah paham.

93 17 0
                                    


"Aura kata Lo?" Clara membeo.

"Iya!" Ayolah plis... Aku nggak salah ngomong kan?~ Ray gugup.

"Begitu ya.....

Ternyata bukan cuma aku yang ngerasa bau..." Clara bergumam

"Bau?" Aku nggak bilang bau kan tadi?~ Ray bingung.

"Mama pagi ini nggak mandi lagi?" Clara melirik Aria.

"Mama mandi kok pagi ini?!" Aria menjawab cepat.

"Nak Ray, kamu tega(TT)" Aria menoleh ke arah Ray tidak percaya.

"Aura! Tadi aku bilang aura, bukan bau! Kenapa dari aura malah jadi bau?!" Ray panik.

"Lha terus maksudnya aura itu apa?"~ Clara.

Kalau nggak tau maksudnya tolong jangan seenaknya menyimpulkan dan buat orang salah paham.~ Ray menahan kekesalannya pada Clara.

"Maksudku aura keibuan, seorang ibu punya aura berbeda dari gadis remaja lainnya. Mereka sudah merasa manis asam kehidupan dan memiliki tatapan dan suara yang menenangkan." Ray asal menjelaskan.

"Uh..." Aria tersentuh.

"Lo pasti bercanda, maksud Lo gue punya aura keanakkan gitu?" Clara  menatap tajam Ray.

"Aku nggak bilang..." Ray gelagapan lagi.

"Terus tatapan dan suara yang menenangkan kata lo? Apa mama mesum ini punya itu?!" Clara menajamkan tatapannya.

Ray menoleh kearah Aria yang berkedip centil.

"Oke, aku tarik kalimat tatapan yang menenangkan." Ray mengoreksi perkataannya.

"Huwe....~" Aria kecewa.

"Apa disini ada buku tentang sihir?" Ray kembali ke tujuan awalnya.

Clara diam menatap Ray dengan alis berkerut.

"Toko ini hanya menjual buku dengan syarat tertentu yang memakan waktu. Kalau keberatan silahkan pergi dari sini dan cari di toko lain." ~Clara menunjukkan jalan keluar toko.

Cara bicaranya seperti membaca slogan 😅. Syarat tertentu maksudnya apa pula?.~ Ray menggeleng pelan.

"Apa syaratnya? Aku punya cukup banyak waktu, meski sudah terpotong untuk membantu semua buku kembali ke tempatnya."

"Kau benar-benar keras kepala." Clara pergi ke belakang toko yang sepertinya adalah bagian rumah yang menjadi satu.

Lalu kembali dengan membawa toples berisi pecahan kristal 7 warna elemen dan secarik kertas dengan tulisan bertinta biru tua.

"Pertama-tama kita perlu mengecek elemen yang kau kuasai. Aku tidak mau menerima tuntutan karena dituduh menjual buku sihir palsu, untuk itu tanda tangani surat perjanjian ini." Clara menyerahkan surat perjanjian.

Ray menerimanya, lalu kebingungan. "Pena? Tintanya mana?"

"Itu perjanjian sihir, pakai darahmu untuk tintanya." Clara menjelaskan dengan malas.

Ray menggigit ibu jari nya dan menempelkannya di tempat tanda tangan. Tulisan yang semula berwarna biru berubah menjadi hitam.

"Selanjutnya pegang ini." Clara menyerahkan kristal berwarna biru.

Ray yang mengerti, menerima kristal biru itu. Lalu berkonsentrasi untuk memasukkan energi secukupnya agar kristal mungil ini tidak meledak.

"Cukup terang, selanjutnya yang ini." Clara mencatat elemen air pada catatannya dan memberikan kristal berwarna putih.

Begitu seterusnya hingga sampai kristal yang terakhir.

"Ini yang terakhir." Clara menyerahkan kristal berwarna hitam. Dirinya cukup kaget dengan Ray yang membuat semua kristal elemen yang sebelumnya bersinar.

Aku tidak menyangka masih ada pemilik 7 elemen di kota ini. Tetapi harus tetap waspada kalau seandainya dia ada maksud buruk untuk mencuri buku berharga disini.- Clara merasa curiga dengan tujuan Ray.

"Kya!!!" Aria secara tidak sengaja menjatuhkan buku tua berdebu dan membuat debu itu memenuhi satu ruangan.

"Hachu!!!" Ray bersin dengan suara keras. Hidungnya sensitif dengan debu yang masuk tiba-tiba.

Duar!!! Menyusul kristal hitam ditangannya ikut meledak karena ia kehilangan konsentrasi. Ledakan yang tidak terlalu besar, tetapi tangan Ray memerah seperti tersiram air panas, beruntung tidak sampai melepuh.

"Ah, ma... maaf! Kristalnya... Aduh😰." Ray panik, lupa dengan tangannya yang lagi-lagi terluka. Menatap ke arah abu kristal yang berserakan bercampur dengan debu.

Akh, habislah. Harus ganti rugi pasti. Nanti kalau uangnya nggak cukup buat beli buku gimana???😖-  pikir Ray.

"Bodoh! Tangan mu terluka. Cepat kemarikan." Clara yang sadar setelah terkejut. Menarik tangan Ray.

"Wahai kegelapan yang menghanyutkan hilangkan rasa sakit yang ada dan tenangkan raga yang terluka. Arrival of dark." Rasa sakit ditangan Ray perlahan menghilang.

Ray menatap Clara, yang masih memegang tangannya.

"Makasih, sekarang sudah tidak apa-apa." Ray tersenyum.

Clara buru-buru menarik tangannya yang terlalu lama memegang tangan Ray.

"Jangan salah paham, itu hanya menghilangkan rasa sakit. Lukanya harus tetap diobati." Clara meninggalkan Ray yang masih terduduk ke dalam rumah.

"Duh, maaf banget nak Ray." Aria mendekati Ray dengan wajah menyesal. Lalu membacakan mantra penyembuhan 'Heal' . Tangan Ray kini kembali seperti sedia kala.

"Nggak papa Tante." Ray tersenyum menenangkan Aria.

"Ini, bagaimana dengan buku yang ini?" Clara kembali dengan membawa buku yang tebalnya mengalahkan buku telepon Ibukota. Mengulurkannya pada Ray.

Panduan lengkap Matra sihir elemen dan non elemen. Judul buku tersebut terlihat sangat menarik untuk Ray.

"Berapa harganya?"

Clara menatap Ray sebelum menjawab.

"5 koin emas besar."

Ray mengeluarkan uangnya. Dan membayar buku tersebut. Kemudian pamit pulang kepada Aria dan Clara, meski tidak mendapatkan respon berarti dari si elemen kegelapan itu.

Dalam perjalanan pulang.

"Menakjubkan bagaimana dua orang yang berelemen yang bertolak belakang tinggal bersama."

"Apa lagi mereka itu ibu, anak. Dunia ini benar benar sesuatu."

Ray melewati sebuah gang yang cukup gelap.

Brak.

Terdengar bunyi berdebam, dari gang tersebut.

Ray menoleh.

"Apa itu tadi?"

Karena penasaran, Ray memasuki gang yang mengeluarkan suara tadi.

Dan.....

Duak!

"Aw, aw, aw,... Apa lagi itu?" Ray memegang kepalanya yang terkena lemparan benda keras.

"Huh? Sepatu?🤨"

"HEI, GUE BILANG JANGAN MAIN-MAIN JALANG!" Seorang pria membentak dua gadis didepannya.

"Hahaha, apa apa itu tadi? Lo hampir kena lempar sepatu sama cewek, bung?" Teman disebelahnya menertawakan.

Lagi? Yang benar saja! Apa penduduk kota ini punya krisis akhlak? Huh?!~ Ray mencium bau mencurigakan dan firasat masalah akan menghampirinya.

Vote dan Komen. ^_^

Ray Taylor and Another World (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang