Trio Maid.

112 18 0
                                    


"Hei Ray. Kenapa melamun?" Sara menyapa Ray yang duduk di kursi taman rumahnya.

Ray agak kaget. "Ah, nggak kenapa napa." Ray mengalihkan pandangannya ke arah langit senja.

Hanya keheningan yang ada setelah percakapan singkat tadi.

"Terima kasih banyak." Sara berkata tiba tiba.

"Untuk?"

"Sudah buat Fina keluar dari kamar gelap itu."

"Bukan hal besar." Ray berkata pelan.

Aku perlu cari pekerjaan untuk biaya hidup di dunia ini. Tapi gimana? Apa disini ada tempat kerja part time? Nggak mungkin kan aku ngarep bisa kerja di minimarket kaya dulu? Emang disini ada minimarket?~ Ray.

"Hah..." Ray menghela nafas.

"Ray?" Sara menatap Ray dengan heran.

Ray tersadar dari pikirannya.

"Aku cuma merasa agak gerah." Ray menyengir.

"Oh, mumpung sekarang udah sore. Mau mandi?" Sara berkata dengan nada riang.

"Mandi?"

Wajah Sara memerah setelah menyadari perkataannya barusan.

"A... I... Itu, dari pada keburu malam."

"Boleh, aku ambil pakaianku dulu." Ray berniat mengambil tas yang ada di tempat pelayan.

Dalam pikirannya hanya ada banyangan mandi pertamanya di dunia ini. Tanpa memikirkan hal lain.

***

"Lewat sini." Sara mengarahkan Ray ke sebuah ruangan besar untuk mandi.

Ray berhenti di pintu masuk.

Ia heran kenapa ruangan itu terlihat hanya terbagi dua dan satu bagian dengan banyak keranjang anyaman.

Ini kamar mandinya?~ Ray. Ia mengira kamar mandi berbilik seperti di toilet umum yang ada saat study tour SMP

Sara berjalan ke arah sebuah keranjang dan melepas pakaian yang menempel di badannya perlahan. Menyisakan pakaian dalam.

"Sa... Sara?" Ray

"Ya? Kamu nggak lepas baju?"

"Ha... Harus ya?"

Tok, tok.

"Itu pasti Fina." Sara membukakan pintu untuk Fina dengan senang.

"Sara, aku datang."

Tatapan Ray dan Fina bertubrukan.

"Nona Sara, kami datang." Tiga orang maid muncul di belakang Fina.

Bersamaan dengan Ray dan Fina memutuskan kotak mata dengan cepat.

"Kyaaaaa!" Teriak tiga maid itu bersama-sama.

Wuoh? Mereka sangat kompak ya. ~ Ray.

"Nona Sara kenapa membawa pria ke tempat mandi wanita?!" Seorang dari mereka syok dan marah tanpa sadar.

"Benar Nona! Apa Nona lupa pelajaran etika yang sudah Nona pelajari?!" Maid lain mengomel.

Sementara yang lainnya hanya bersembunyi di belakang dua maid yang menasehati Sara.

"Sekarang, tolong keluarlah dari tempat ini anak muda." Maid yang marah tadi mendorong Ray keluar.

"Hey, hey! Aku ini bukan laki laki Oy!" Ray menjelaskan dengan panik dan melawan dorongan maid.

Ray Taylor and Another World (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang