Tangan Hijau.

112 18 0
                                    

Ray pov.

Kakek dan Nenek yang ada di surga. Sudah sekian hari ku lalui semenjak datang ke dunia ini.

Yah... Walau baru 2 hari sih.

Sekarang aku sedang duduk di dalam ruangan yang penuh perabotan mewah.

Dengan Om Om, yang katanya ia adalah wali kota. Tatapannya seakan ingin mengulitiku karena mendekati anak gadisnya.

Mungkin dia tidak sadar

Tapi, yang benar saja. Aku kan juga perempuan?!

Flashback.

Kami melewati lorong panjang menuju rumah tamu rumah Sara. Setelah menghabiskan 10 menit melamun di luar, karena harus menyusun ulang kesadaran kami.

Berpapasan dengan beberapa orang berpakaian maid dan pelayan.

"Selamat siang Nona Sara." Sapa mereka dengan sangat sopan.

Aku berusaha untuk bertingkah wajar dengan suasana rumah mewah yang sangat asing. Melirik ke arah Tomy yang nampak tidak tegang sedikit pun. Bikin iri, dasar orang dunia ini T_T

"Kalau boleh tau, apa perkerjaan ayahmu Sara?" Aku sudah tidak bisa menahan diri untuk bertanya.

"Ayahku? Em... gimana bilangnya. Dia seorang walikota." Jawab Sara.

Habislah aku, langsung berurusan sama walikota ini 😑.

Sara menarik tanganku.

"Ayo masuk, kita sampai."

Didalam sana sudah menunggu, seorang pria paru baya.

"Selamat datang say_." Menatap tajam ke arah tanganku yang digandeng Sara.

"Ehem, Sara. Bisa ajak temanmu yang berambut merah keluar sebentar. Papa ada urusan dengan..." Ia belum tahu namaku.

"Ray, nama saya Ray Taylor." Berusaha berkata sopan.

"Benar, ada beberapa hal yang ingin ku bicarakan dengan mu. Nak Ray."

Flashback end.

"Um... Maaf, Ayahnya Sara. Bagaimana sebaiknya saya memanggil anda." Aku masih bingung harus memanggilnya bagaimana, pak walikota? Tuan? Atau walikota saja?

"Panggil aku tuan walikota." Ucapnya dingin.

Lalu senyap lagi....

Tentu dengan tatapan intimidasi yang membuatku sangat keki.

"Em... tuan walikota. Seperti ada kesalahpahaman disini. Perlu anda tau kalau saya tidak melakukan apapun pada putri anda." Aku mencoba menbela diri, eh maksudnya menjelaskan. (Kan aku nggak salah apa apa. Membela apa?).

"Oh.... Begitu. Apa menurutmu aku akan percaya? Sara, putriku tidak pernah dekat dengan satu pun laki laki, bahkan sampai menggandeng tangannya." Berkata dengan sinis. Mengambil cangkir teh dimeja dan meminumnya dengan penuh wibawa (yang terlihat dipaksakan)

"Ah.... begitu kah?😅. Tapi saya ini perempuan. Saya juga tidak mengerti kenapa Sara bersikap begitu."

Puft?!~ Tuan walikota menyemburkan teh yang belum sempat tertelan.

"Ka... Kamu?" Memperhatikanku dari atas kepala hingga kaki.

"Benarkah?" Kelihatannya ia masih tidak percaya.

"Ehem, jadi begitu. Baiklah, Sara kamu bisa masuk sekarang."

Sara masuk dengan Tomy mengikuti dibelakangnya, wajah mereka tampak terkejut.

Ray Taylor and Another World (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang