Masalah baru, bonus teman baru.

100 17 1
                                    

"Mundur! Beraninya kalian sampah masyarakat!"

Author: Wkwkwk, sampah masyarakat katanya 🤣.

"Bro bawa pelayannya." Pria yang berteriak tadi menunjukkan maid yang tetap tenang dalam tekanan, atau hanya tidak peduli?

"Olivia! ngapain gitu kek, dari tadi diem mulu. Kamu maidku atau cuma penonton disini?" Sang Nona protes pada maidnya.

"Maaf, Nona Noiry tugas maid melayani keperluan nona bukan melindungi. Itu tugas kesatria pengawal, saya tadi sudah bilang kan setidaknya bawa satu pengawal jika ingin keluar 😐." Sang maid tidak mau kalah dan menjawab dengan santai.

Klontang.
Ray tidak sengaja menginjak kaleng kosong disebelahnya.

Sial~ Ray.

"Siapa?"

"Bocah?" Heran melihat Ray muncul dari tumpukan kontak kayu.

"Hehehe 😅, permisi kak. Numpang lewat. Tadi saya kena sepatu nyasar." Ray menunjuk sepatu yang dipungut nya tadi.

Ray melihat ke kaki Noiry yang hanya menggunakan sepatu sebelah.

"Ini kak Noiry, sepatunya tadi entah kenapa melayang ke kepala saya. Dan maaf lancang. Kak Olivia bisa minta pasir?" Ray meminta Olivia yang berambut cokelat (elemennya tanah) untuk mengeluarkan sedikit pasir. Olivia yang memang dasarnya penurut mengeluarkan pasir tanpa banyak bicara.

"Permisi dan maaf bang!" Ray berteriak keras keras. Lalu menaburkan pasir ke wajah para preman gadungan tadi.

"Lari!!!" Ray menarik tangan para kakak (Noiry dan Olivia) kuat kuat.

Mereka memperlambat lari mereka setelah memasuki jalan ramai untuk tidak menarik perhatian orang lain.

"Hah, hah, hah. " Noiry terduduk lemas di bangku jalan. Sementara Olivia terlihat juga kelelahan tetapi tidak terlalu menampakkannya.

Ray? Dia tentu baik baik saja. Jangan tanya kenapa, itu belum seberapa dibandingkan kerja lembur untuk naik pangkat.

"Baiklah, aku permisi pamit para kakak sekalian." Ray, membungkuk, pamit.

"Tunggu!" Noiry mencoba menahan Ray.

"Tentu, terima kasih atas bantuannya. Kita harus pulang sekarang Nona, tidak ada penolakan." Olivia membiarkan Ray pergi, dan mengajak Nonanya pulang. Dengan menyeretnya paksa.

Maid yang berani menyeret majikannya begitu, pasti sangat langka.~ Ray memperhatikan sekilas dan melanjutkan perjalanannya pulang ke penginapan.

Keesokan harinya.

"Pagi, kak Falen." Ray menyapa Falen yang seperti biasa berada dimeja resepsionis.

"Pagi Ryan, bagaimana tidurmu semalam?" Falen bertanya basa basi.

Alasan Ray memakai nama Ryan untuk kartu guildnya tidak lain tidak bukan karena itu adalah nama panggilannya waktu kecil.

Kakeknya dulu termasuk orang yang mengikuti perkembangan zaman di usia senjanya. Dan dengan seenaknya mengganti nama Raya menjadi Ryan. Karena katanya lebih cocok dengan penampilan Ray yang udah tomboy dari Ray bisa jalan.

Lebih anehnya lagi, Ray oke oke saja dengan nama itu. Kedengarannya keren dan unik. Ryan disini dibaca, 'Rayen' bukan 'Rian'. Yang salah baca angkat tangan 🙋.

"Nyenyak. Pakai banget malah." Ryan duduk di kursi depan meja resepsionis. Itu masuk akal setelah masalah yang ia dapat dengan preman dan keribetan waktu membeli buku sihir.

Ray Taylor and Another World (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang