"Kalau ngomong itu di pikirin dulu, jangan asal jeplak aja!" sentak Varo, kepada Bunga. Alisha di tuntun menuju ke arah Varo, sebelum itu Arsya sudah memberikan jaketnya kepada Alisha, agar rasa dingin di tubuhnya agak berkurang.
"Kau pulang aja, Sha. Takutnya kenapa-napa lagi," ujar Rey.
"Enggak, aku gak mau pulang. Aku mau sekolah, Rey."
"Tapi, nanti kalau sakit gimana?" tanya Amalia.
"Tapi, aku mau sekolah!" tegas Alisha.
***
"Hachim!" Alisha bersin-bersin sudah lebih tiga kali. Sebenarnya guru sudah menyarankan untuk Alisha istirahat di rumah, tapi dia tetap berpegang teguh kepada prinsipnya."Sha, pulang aja ya?" tanya Arsya yang sedari tadi memperhatikan Alisha. Wajahnya saja sudah pucat, tapi tetap ngeyel di ajak pulang.
"Gak, aku mau sekolah." Walaupun sudah menghirup aroma minyak kayu putih, tetap saja bersin-bersin Alisha tak kunjung reda.
"Pulang ya, pulang! Jangan ngeyel, entar kita semua ketularan sama penyakit kau lagi. Sana pulang!" suruh Varo yang berada di belakang Alisha. Tak ada jawaban dari Alisha, seolah perkataan Varo sebagai angin lalu. Varo berdiri dari tempat duduknya dan menggendong tubuh Alisha.
"Turunin gak!" sentak Alisha yang kaget saat tubuhnya di angkat oleh Varo.
"Bu, saya izin ngantar Alisha pulang sebentar." Setelah guru mengizinkan, barulah Varo melanjutkan langkahnya menuju mobilnya.
***
Varo mendudukan Alisha tepat di sampingnya. Alisha terus saja memberontak, tapi Varo lebih keras kepala dari Alisha."Aduh, AC nya dingin banget sih." Varo pun mengecilkan AC mobinya. Dan mulai menancapkan gas mengantar Alisha pulang.
"Dasar pemaksa!"
"Dasar Varjam!"
"Gak tau malu, main ngangkat anak orang aja!"
Di sepanjang jalan Alisha terus saja mengeluarkan unek-unek nya. Sampai telinga Varo panas di buatnya. Varo memberhentikan mobilnya.
"Kenapa berhenti?" tanya Alisha.
"Mulut kau bisa diem gak? Kalau enggak, aku kasih hukuman."
"Bisa kok, tapi gak bisa." Mendengar jawaban Alisha, Varo memejam sesaat lalu menarik nafas dan membuangnya secara perlahan, merogoh saku celana nya, ada permen lollipop di situ. Varo pun memberikan permen lollipop kepada Alisha, agar mulut gadis itu diam. Dan benar saja saat sudah mulai memakan permen itu, mulut Alisha diam. Tak bersuara sedikit pun.
"Ribet amat sih," gumam Varo. Varo pun kembali menancapkan gas.
Sekitar 20 menit, akhirnya mereka sampai di rumah Alisha. Padahal jarak sekolah ke rumah Alisha hanya 10 menit, karena Alisha terus saja memberontak, makanya nyampenya agak telat.
"Turun, udah sampai!"
Alisha meraba-raba pintu mobil Varo, mencari tombol untuk membuka pintu. Varo menepuk jidatnya, lupa kalau Alisha sedang buta. Varo pun turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Alisha. Memegang tangan kanan gadis itu dan mulai menuntunnya ke dalam rumah.
"Assalamu'alaikum," ucap Varo sembari mengetuk pintu yang sederhana itu.
"Wa'alaikumsalam," sahut Rizky-ayah Alisha.
"Shasa, kamu kok di tuntun gitu?" tanya Rizky.
"Aku buta, Yah." Mendengar jawaban dari Alisha mata Rizky membulat sempurna. Memang saat Alisha buta, teman-teman Alisha tidak memberitahu kan hal itu kepada ayah Alisha. Sebab menunggu waktu yang tepat. Rizky menanyakan siapa pemuda yang sudah mengantarkan anaknya itu pulang. Alisha pun menjawab kalau dia Varo lebih tepatnya Varjam.
Mereka di ajak masuk oleh Rizky, tapi Varo tidak bisa. Bukan menolak, tapi masih ada pelajaran yang tidak akan dia tinggalkan. Varo pun pamit, sebelum Varo pamit Rizky sudah berterimakasih kepada Varo karena sudah mau mengantar Alisha ke rumah.
***
"Eh Alisha mana? Bukannya sama kau tadi?" tanya Bunga."Tadi Alisha di bawa pulang sama Varo," jawab Arsya.
"Terus gak kau larang gitu?" tanya Rey.
"Gak, itu demi kebaikan Alisha juga." Mereka berempat mengangguk mengerti dengan ucapan Arsya. Mereka pun pulang ke basecamp.
Di sisi lain KPB sedari tadi memperhatikan gerak-gerik KPM, dari kejauhan. Mereka menghela nafas lega ketika mendengar penuturan dari Arsya yang tidak beranggapan buruk tentang Varo.
"Uy, ngapain sih?" tanya Varo.
"Kita lagi nengok KPM," jawab Kelvan.
"Kenapa?" tanya Varo lagi.
"Ya mata-matai mereka lah." Teman-teman nya menepuk jidat masing-masing, padahal sudah di bilang jangan kasih tau Varo kalau mereka sedang memata-matai KPM. Tapi, si bobrok satu ini malah gak mudeng, haduh Kelvan, Kelvan!
"Ngapain kalian mata-matai mereka?" tanya Varo dengan nada dingin. Siapapun yang mendengar suaranya pasti bulu kuduk nya merinding.
"Anu, itu Var. Anu--"
"Anu, anu. Jawab!"
"Kita gak mau kalau kau sampai di cekalai sama mereka karena membawa paksa si Alisha tadi."
"Oh," sahut Varo ber 'oh saja. Varo pun memberi isyarat kepada teman-temannya untuk ikut bersamanya ke basecamp, ada sesuatu yang akan dia bicarakan.
***
"Alisha, tadi itu pacar kamu?" tanya Rizky-ayah Alisha. Alisha langsung merubah ekspresi wajahnya, memasang wajah kejam yang membuat ayahnya bergidik ngeri."Duh, gak usah gitu juga dong mukanya, ayah 'kan jadi ngeri."
"Ye, habisnya ayah sih. Nanya nya gak nyambung banget. Ih amit-amit pacaran sama dia, jangankan pacaran, dekat sama dia aja udah jijik." Perkataan dari anaknya itu membuat Rizky terkekeh. Sedangkan Alisha? Dia menyernitkan dahinya.
"Kenapa, Yah?" tanya Alisha.
"Udah, mending sekarang kamu istirahat aja. Baju kamu udah basah kuyup itu, mandi, terus makan lalu tidur oke." Alisha membalas perkataan ayahnya itu dengan menjawab oke dan membentuk tangan kirinya itu dengan ibu jari dan telunjuk di satukan menjadi 'O' dan jari tengah, manis dan kelingkingnya di tegak kan.
Bruk!
"Aduh ayah, aku kan buta. Gimana mau ke kamar coba," rengek Alisha. Rizky menepuk jidatnya, haduh maklum sudah tua jadi lupa-lupa ingat. Rizky pun membantu Alisha kembali berdiri dan menuntun anaknya itu ke kamar.
"Mau ayah mandiin?" tanya Rizky dengan nada jahilnya itu.
"Ih enggak lah. Ya, kali Alisha di mandiin, udah besar juga." Alisha pun meraba-raba kamarnya itu untuk mencari pintu kamar mandi.
"Susah banget sih," gumam Alisha.
"Sini aku bantu."
___________
Stop!
Sok silahkan sampein unek-unek kalian kepada KPB dan KPM.
lvyu280.000🕊️🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Alisha {Tahap Revisi}
Roman pour AdolescentsHigh rank {#2 Shava} 24 Januari 2021 {#3 makna cinta} 12 Desember 2021 Bagaimana jika kalian harus memilih antara di cintai atau merelakan cinta? pasti kalian ingin di cintai bukan? begitupun dengan gadis ini. Dia sedang berada di antara dilema, mem...