🕊️Sebuah jebakan🕊️

21 13 0
                                    

Part 21

Berapa jam kemudian, Maureen dan Alisha pun sampai di rumah tua yang sudah banyak sekali jaring laba-laba, rerumputan yang sangat panjang, serta debu yang tebal.

Maureen kembali menarik paksa pergelangan tangan Alisha memasuki rumah tua itu.

"Lepas, Maureen! Lepas!" Alisha terus meronta-ronta. Tapi, Maureen tetap saja menarik tangannya.

"Sssttt! Diem dong Alisha, jangan berisik," tutur Maureen dengan nada yang lembut, tapi mengerikan.

"Sekarang kita tunggu dua cowok yang udah menyelamatkan nyawa gue, hm," kata Maureen.

***
"Kita udah cari kemana-mana, tapi Alisha tetap aja gak ketemu," kata Arsya.

"Terus kita harus kemana lagi?" tanya Varo dengan nada yang sudah pasrah.

"Gimana kalau kita udahan dulu nyari Alisha nya, kita sambung besok aja. Ini juga udah malam, jadi kita pikirkan tempat yang tepat yang dapat membuat kita menemukan Alisha," ujar Jay.

"Baiklah," sahut Varo dengan pasrah. Menghela nafas berat, lalu memutuskan untuk kembali ke rumah. Acara pertunangannya dengan Alisha sudah di batalkan sejak dia pergi untuk mencari Alisha.

***
Sudah dua bulan lamanya, sejak hari itu Rizky terus mencari cara untuk menemukan Alisha. Dia terus berfikir dimana tempat biasa yang selalu di kunjungi oleh Maureen. Awalnya dia merasa ragu dengan keputusannya untuk mengajak Varo dan teman-temannya ke Bandung. Tapi, tidak ada salahnya untuk mencoba mencari Alisha di sana.

Lumayan banyak tempat yang dulu sering sekali di kunjungi oleh Maureen, jadi Rizky pun membagi teman-teman Alisha menjadi tiga kelompok.

Rizky, Varo dan juga Dino mencari keberadaan Alisha di setiap kafe-kafe yang ada di Bandung. Arsya, Jay dan Kayla mencari keberadaan Alisha ke setiap rumah yang sudah di berikan alamatnya oleh Rizky. Sedangkan Bunga, Rey dan Kelvan mencari keberadaan Alisha ke semua taman yang ada di Bandung.

Kafe, taman dan rumah itu saja yang menjadi titik terakhir untuk bertemu dengan Alisha. Apakah mereka berhasil?

Rizky, Varo dan juga Dino terus menanyai setiap pengunjung yang ada di kafe pertama mereka mencari Alisha itu, dengan menunjukkan foto Alisha.

"Permisi pak, ada melihat gadis ini gak?" tanya Varo dengan memperlihatkan foto Alisha yang terpampang di layar handphone miliknya. Bapak itu menggeleng tak tau siapa orang yang ada di ponsel Varo itu.

"Mbak, numpang nanya, mbak ada melihat teman saya gak? Yang ini," tutur Dino dengan menunjukkan foto Alisha. Lagi-lagi mbak-mbak itu menggeleng.

"Permisi, apa bapak-bapak ada yang melihat anak saya, ini difotonya," kata Rizky dengan menunjukkan foto Alisha. Lagi dan lagi bapak-bapak yang sedang rapat itu pun tidak melihat Alisha lalu-lalang di kafe itu.

"Apa, ada yang tau?" tanya Rizky kepada Varo dan Dino. Mereka pun menggeleng. Menghembuskan nafas berat dan melanjutkan kembali pencarian Alisha.

***
"Maureen, ayo kita pergi dari sini. Buat apa kita lama-lama di sini, balas dendam juga tidak akan membawa Rafael kembali bukan? Jadi, untuk ap--"

"Diam!" bentak Maureen.

Gadis itu mendekati Alisha, menjambak rambut indah milik Alisha. Menatap tajam Alisha seraya mengeluarkan pisau lipat dari celana yang di pakainya.

"Kalau Shasa gak diam, Reren terpaksa melukai Shasa," kata Maureen dengan memainkan pisau lipat itu di area wajah Alisha.

Maureen mengeluarkan gawai nya, menekan salah satu kontak yang ada di gawai nya.

Cinta Alisha {Tahap Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang