🕊️Bagaimana dengan masa depan Shasa?🕊️

27 14 0
                                    

Part 17

"Alisha!" panggil Rizky.

"Iya ayah, bentar!" sahut Alisha.

"Uhuk, uhuk!" Entah kenapa tenggorokan Alisha serasa sakit sekali. Itu batuk yang ketiga kalinya. Saat Alisha menampung batuknya, terdapat darah di tangannya.

"Loh kok ada darah," gumam Alisha. Dia langsung ke toilet untuk membersihkan darah di tangannya. Setelah itu dia pun turun menghampiri Rizky yang sudah siap dengan baju muslimnya.

Hari ini Alisha izin dari sekolah untuk beberapa hari, karena hari ini dirinya dan Rizky ingin mengunjungi rumah Rara. Iya TPU.

"Kok lama banget," tegur Rizky. Alisha terkekeh sesaat ketika dia mengingat kalau dirinya batuk mengeluarkan darah. Entah, anak Rizky dan Rara ini memang aneh. Saat dia merasa sakit, dia pasti selalu terkekeh.

"Gapapa kok, ayah," tutur Alisha lembut.

"Hm syukurlah." (Rizky).

Mereka pun pergi ke Yogyakarta, tempat di mana awal mula Rara dan Rizky bertemu.

***
Rizky dan Alisha pun sampai di rumah sederhana mereka. Ya, Rizky memang mempunyai rumah di Yogyakarta. Tepatnya itu rumah almarhum orangtuanya yang di wariskan untuknya. Sekarang yang menempati rumah tersebut adalah adiknya (bibi Alisha). Sebut saja Susi.

"Assalamu'alaikum," ucap Rizky dan Alisha.

"Wa'alaikumsalam," sahut Susi.

"Eh, keponakan bibi!" Dengan antusias Susi memeluk keponakan satu-satunya itu. Alisha pun menyambut hangat pelukan dari sang bibi.

"Ayo masuk kak, Sha," ujar Susi.

Rizky dan Alisha pun masuk ke dalam. Sebelum itu mereka sudah singgah ke tempat peristirahatan terakhir Rara, bedoa untuk wanita itu agar di berikan tempat yang tepat di sisi yang maha kuasa. Karena merasa lelah, Rizky memutuskan untuk menginap beberapa hari di rumah adik nya.

Alisha memutuskan untuk langsung beristirahat di kamarnya. Masih sama, tidak ada yang berubah. Dekoran kamar kecilnya itu sangat imut. Bahkan boneka-boneka nya pun masih utuh bersih.

Besok aku cek tentang batuk berdarah waktu itu deh, biar tenang ni hati. Pikir Alisha.

Alisha pun tertidur, memang saat dia tiba di rumah Susi sudah malam. Makanya Rizky memutuskan untuk beristirahat di rumah adik nya itu.

***
"Shasa, mau kemana?" tanya Susi yang sedang memakan nasi goreng buatannya.

"Alisha mau keluar, bi," jawab Alisha dengan senyuman.

"Emang kamu masih ingat jalanan di sini? Kan kita udah lama banget gak ke sini?" tanya Rizky.

"Ingat kok, yah," jawab Alisha.

"Alisha pergi dulu ya, bi, ayah." Setelah itu alsiha pun pergi ke rumah sakit untuk cek up tentang batu berdarah nya.

***
"Bagaimana, Dok?" tanya Alisha.

"Sepertinya kamu mengidap penyakit kanker darah," jawab dokter yang bernama Adya.

"Beneran dok? Coba dokter cek lagi." Alisha sungguh tak percaya dengan apa yang di katakan dokter Adya barusan.

"Sudah, saya sudah mengulang hingga tiga kali. Tapi, hasilnya tetap sama," jawab dokter Adya.

"Kamu yang sabar ya, Sha," tutur dokter Adya. Alisha mengangguk dan tersenyum.

***
Kini Alisha tengah di kamarnya. Menatap foto yang berbingkai hitam putih itu. Tampak terdapat dirinya dan Varo. Foto itu di ambil saat dia dan Varo baru saja melaksanakan lomba 17 Agustus. Banyak sekali warna yang menghiasi pipinya dan Varo. Tampak seukir senyuman di wajah Alisha, begitupun dengan gigi rapi Varo yang terpampang.

Satu tetes air bening mengalir dari pelopak mata Alisha. Memang ekspektasi tidak sesuai realita. Dulu saat berpacaran dengan Varo, Alisha telah mengkhayal banyak hal yang akan di lakukan nya bersama Varo. Namun, semua pupus. Pupus sudah!

"Varjam, tepung Shasa sayang banget sama Varjam," ucap Alisha seraya mengusap air mata nya.

"Cobaan apa ini ya Allah, mengapa sungguh sakit," lirihnya. Alisha berkali-kali mencium dan terakhir memeluk foto yang di genggamnya itu.

***
"Shasa, ayo bangun. Kita pulang," tutur Rizky. Tak ada sahutan dari Alisha. Gadis itu masih di posisinya, tidur tengkurap dengan memeluk foto tadi malam.

"Shasa--"

Deg!

Rizky sangat kaget saat melihat darah mengalir dari hidung anaknya. Bahkan foto yang di genggam Alisha pun berlumuran darah. Rizky pun segera membawa Alisha ke rumah sakit.

***
"Aku, ini kan ...," Alisha ingin duduk namun di tahan oleh Rizky. Pria paruh baya itu meneteskan air mata. Baru kali ini Alisha melihat sang ayah menangis.

"Ayah--" Rizky meletakkan telunjuknya di bibir Alisha, menggeleng kepala, lalu memeluk Alisha. Tangis diamnya masih bertahan. Setelah itu Rizky melepaskan pelukannya.

"Kenapa Shasa gak cerita sama ayah? Apa Shasa gak percaya lagi sama ayah? Apa ayah udah gak penting lagi bagi Shasa? Apa, jawab Shasa, jawab."

"Shasa gak mau ayah khawatir," lirih Alisha.

"Terus bagaimana dengan masa depan kamu nanti, Sha?" Pertanyaan Rizky membuat Alisha menjadi semakin lemah. Dia bingung, bagaimana caranya dia bisa membahagiakan Rizky, sementara penyakitnya itu jenis penyakit yang sangat berbahaya.

"Ayah, Shasa mohon jangan kasih tau sama siapa pun tentang penyakit Shasa ya. Soalnya Shasa gak suka di kasihani, tapi Shasa cuma butuh orang-orang yang Shasa sayang ada di dekat Shasa di saat-saat terakhir Shasa di dunia ini," jelas Alisha. Rizky kembali memeluk anaknya, Alisha pun menangis di dekapan sang ayah.

__________

Stop!

Kalau Alisha punya penyakit yang berbahaya, terus gimana dong caranya dia bisa bersatu dengan Varo?

lvyu 280.000🕊️🤍

Cinta Alisha {Tahap Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang