🕊️Sebuah ruang rahasia🕊️

20 14 0
                                    

Part 15

"In--" Belum lagi Alisha mengasih uang kepada pak ojek yang telah mengantarkannya ke rumah, eh si Varo malah nyenggol dia terus motong bicaranya.

"Ini uangnya pak, em makasih udah nganterin pacar saya," ucap Varo. Alisha yang berada tepat di sampingnya melotot, melipat kedua tangannya dan memalingkan ke arah berlawanan.

Mulut Varo terbuka ingin mengucapkan kata "Alisha" eh gadisnya itu justru pergi meninggalkannya di depan rumah Alisha. Varo pun mengikuti langkah Alisha yang sangat cepat.

"Assalamu'alaikum, Ayah!"

"Wa'alaikumsalam," sahut Rizky. Membuka pintu, menampakkan anak semata wayangnya yang menatapnya dengan senyuman, ya seperti biasanya.

Rizky memeluk anaknya itu, menangis tanpa suara di dekapan sang anak. Alisha tertegun kala merasakan air mata ayahnya tersebut jatuh di baju yang di kenakan nya. Alisha melepaskan dekapannya, menatap wajah sang ayah yang sudah di basahi oleh air mata.

"Ayah kenapa?" tanya Alisha.

"Ayah gak pa-pa, kamu semalam dari mana aja? Ayah khawatir sama kamu, Sha," jawab Rizky.

"Semalam maag Alisha kambuh, jadi ...," Alisha tak melanjutkan ucapannya, karena sang ayah sudah mengangguk mengerti dengan kondisi anaknya.

"Ya udah ayo masuk. Varo, ayo masuk!" ajak Rizky. Baru saja Varo akan melangkahkan kakinya, Alisha justru menghentikannya.

"Tunggu! Eng, ayah, Varo masih banyak tugas. Jadi, kayaknya dia gak bisa dulu deh mampir, iya kan, Var?" Melihat ekspresi wajah Alisha yang mengisyaratkan dia untuk pergi, Varo pun mengangguk.

"Ya udah, ayah. Ayo, kita masuk. Alisha udah capek banget," kata Alisha.

***
Alisha sedang duduk di sofa depan tv, menonton sinetron kesukaannya. Apalagi kalau bukan Spongebob Squarepants.

Rizky menghampiri anaknya itu, duduk di sebelah Alisha. Menaruh susu coklat kesukaan Alisha di atas meja.

"Serius banget nontonnya, tu minum susunya. Mumpung masih hangat," ujar Rizky. Alisha menampakkan giginya, lalu meminum susu itu hingga habis.

"Ayah," panggil Alisha.

"Hm," sahut Rizky dengan berdehem. Dia sedang menatap laptop, mengerjakan urusan kantor.

"Alisha mau nanya sesuatu," tutur Alisha. Rizky pun menghentikan aktivitasnya, memalingkan pandangannya menuju Alisha. Menatap anaknya itu dengan tatapan bertanya-tanya.

"Apa? bicaralah," kata Rizky.

"Bunda dulu cinta gak sama ayah?" tanya Alisha.

"Hehe, Bunda sangat mencintai ayah. Kalau Bunda gak cinta, gimana kamu bisa lahir? Ada-ada aja deh," jawab Rizky dengan memanjangkan kalimat "Sangat" dan di iringi oleh kekehan.

"Tapi, kenapa Bunda bilang, kalau Bunda dan Ayah tidak saling mencintai?" Monolog Alisha dengan bergumam.

"Oh ya, kenapa kamu nanya kayak gitu?" tanya Rizky.

"Eum, gak ada kok, Yah. Eng, Alisha pamit mau istirahat dulu ya, ayah." Alisha pun melangkahkan kakinya menuju kamar.

Rizky menatap kepergian anaknya itu dengan tatapan sendu. Entah apa yang sedang di sembunyikannya. Intinya untuk saat ini sangat sulit menjelaskan tentang cinta yang dirasakannya dan Bundanya Alisha.

***
"Apa yang ingin di bicarakan oleh Bunda di dalam mimpi itu. Huh, sungguh aku di buat penasaran," monolog Alisha yang sedang menatap langit-langit di kamarnya itu.

Cinta Alisha {Tahap Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang