Part 22
"Maureen!" Alisha terkejut kala melihat Maureen ada di sampingnya.
Gadis itu tadi di ajak oleh Arsya dan Jay untuk pulang bersama mereka, Alisha pikir kalau itu adalah keputusan yang baik. Tapi, ternyata Arsya dan Jay berbohong. Mereka berdua justru menjebak Alisha.
"Arsya, Jay, kok ada Maureen?" tanya Alisha.
"Udah tenang aja, Sha. Kita bakal balik lagi kok, tapi ada syaratnya," sahut Arsya.
"Syarat? Syarat apa?" tanya Alisha.
"Udah deh, jangan banyak omong. Ikut aja apa susahnya sih!" sentak Maureen.
Tak lama kemudian, mobil Arsya pun telah sampai ke tujuan. Rumah tua itu lagi! Pikir Alisha kaget.
"Bu--buat apa kita ke sini lagi? Katanya kamu mau bawa aku pergi dari sini, Ar, Jay. Tapi, kok kita--" (Alisha).
"Akh, berisik! Diam bentar bisa gak sih!" sentak Maureen.
Maureen menarik tangan Alisha dengan paksa. Tanpa rasa iba, gadis kejam itu membuat Alisha tersungkur ke lantai, membuat pakaian yang di pakainya berdebu, bahkan siku Alisha terluka akibat tergores batu-batu yang ada di sana.
"Reen, kok kamu jahat sih? Kami gak gini, kamu beda banget!" teriak Alisha dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.
"Itu Maureen yang dulu, yang sudah tiada!" sentak Maureen.
"Kalian kenapa? Kok kalian dukung Maureen? Apa, apa jangan-jangan kalian yang--" Alisha tak sanggup melanjutkan ucapannya, kala mengingat kejadian di mana Rafael terbunuh, serta di mana Jesi juga terbunuh oleh sosok misterius. Begitupun dengan Alisha yang di kejar-kejar oleh dua sosok misterius, pria dan perempuan. Apakah sosok misterius adalah Arsya, Jay dan Maureen?
"Iya, aku yang udah melenyapkan Rafael, aku juga yang ngejar-ngejar kamu waktu di hutan itu, Alisha," sahut Arsya dengan senyuman yang sangat licik.
"Arsya kamu, kamu kok, kamu jahat, Ar. Kami jahat! Kamu lebih kejam dari apa yang aku pikirkan!" bentak Maureen.
"Oh ya, tapi aku gak peduli. Bahkan aku yang udah membunuh Jesi waktu itu, apa kau ingat Jay?" tanya Arsya dengan senyuman aneh.
"Kau, ka--kau yang sudah membunuh Jesi?!" Jay kaget, amarahnya memuncak. Dia fikir, Arsya adalah rekan terbaiknya, ternyata dia salah besar.
"Pengkhianat! Dasar pengkhianat, kau Arsya!" teriak Maureen.
"Aku dulu mencintaimu, Reen. Tapi, kamu? Kamu lebih memilih Rafael di bandingkan aku, dan saat aku mencintai Jesi, dia pun sama. Begitupun dengan Alisha, tapi ... kali ini aku tidak akan membunuh salah satu di antara Alisha ataupun Varo, melainkan memisahkan mereka berdua dengan cara aku menikah dengan Alisha," kata Arsya dengan gelak tawa yang sangat menyeramkan.
"Aku pas--" Ucapan Maureen terhenti kala Arsya mengeluarkan pistol dari saku celananya.
Dor!
Alisha dan Maureen membelalakkan mata mereka kala Arsya menembak kepala Jay, dan langsung membuat pria itu tersungkur tak bernyawa di tanah.
"Selesai," ucap Arsya dengan tersenyum miring, melihat jasad pria yang tak lain rekan kerjanya.
"Satu penghalang untuk aku dan Alisha bersatu sudah lenyap. Sekarang tinggal satu lagi," tutur Arsya dengan menekan kata "lenyap". Pria itu memandang ke arah Maureen yang sudah sesak nafas akibat ketakutan.
"Kau, yang akan ku bunuh! Arsya!" bentak Maureen. Gadis itu langsung mengambil pisau yang ada di saku celananya, dan saat ingin melempar pisau itu tepat mengenai dada Arsya. Tiba-tiba ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Alisha {Tahap Revisi}
Novela JuvenilHigh rank {#2 Shava} 24 Januari 2021 {#3 makna cinta} 12 Desember 2021 Bagaimana jika kalian harus memilih antara di cintai atau merelakan cinta? pasti kalian ingin di cintai bukan? begitupun dengan gadis ini. Dia sedang berada di antara dilema, mem...