Part 8
Alisha menoleh ke belakang menghadap balkon, perlahan melangkah menuju balkon. Sampai di sana, tidak ada siapapun, lalu siapa yang tadi menegurnya dengan sebutan konyol.
Saat Alisha berbalik badan ingin tidur kembali ...
"Aa, setan!"
"Aa, kunti!"
"Eh kok kau malah ikutan kaget sih?" tanya Alisha. Alisha meraba wajah cowok yang saat ini di hadapannya dan ...
Plak!
"Aduh, kok kamu tampar sih. Sakit tau!"
"Habisnya kau sih ngagetin aja. Dasar Varjam!"
"Varjam apaan?" tanya Varo.
"Varo kejam!"
"Eits, tunggu kenapa kau manggil aku 'kamu'?" tanya Alisha.
"Eh anu, itu, ono. Udah lupain aja," ngeles Varo.
"Ih kau ngapain sih malam-malam ganggu orang tidur aja!" bentak Alisha.
"Entah, aku gak bisa tidur. Jadi, ke sini deh. Nih ya, lagi pula rumah aku cuman tiga rumah dari sini, jadi kita bisa main terus, wkwk."
"Tiga rumah?" tanya Alisha.
"Hooh," sahut Varo.
"Udah deh, pergi sana!" usir Alisha.
"Emph ... emphh!" Varo menutup mulut Alisha dengan tangan kanannya dan membawa Alisha ke suatu tempat dengan mengendap-endap.
***
"Aa!"Alisha menggigit tangan Varo, membuat sang empu menjerit sekuat-kuatnya. Alisha merasakan dingin menusuk kulitnya, walaupun sudah memakai Hoodie tebal. Tetap, saja angin itu mengalahkan baju tebalnya. Kemungkinan lain, karena jeans yang di pakai Alisha.
"Kita di mana?" tanya Alisha. Bukannya menjawab Varo justru menuntun Alisha untuk duduk di salah satu tempat duduk di tempat itu. Taman.
"Taman, kita ada di taman. Tepung Shasa," sahut Varo sembari mencolek pipi Alisha.
"Taman daerah mana?" tanya Alisha.
"Taman di dekat rumah kita," jawab Varo.
"Kita, aku aja kali!" ketus Alisha.
"Seandainya Aku bisa ngeliat taman baru ini, pasti indah deh."
Deg!
Jantung Alisha tiba-tiba berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya saat Varo meletakkan kepalanya di pundak Varo.
"Besok berangkat bareng aku aja," ujar Varo.
"Males," sahut Alisha sembari melepaskan tangan Varo dari kepalanya. Sebenarnya nyaman, hanya saja ada yang ganjal di hatinya.
"Bisa-bisa copot jantung aku, kalau lama-lama di dekat dia," gumam Alisha seraya memegang jantungnya yang berdegup cepat.
"Kenapa?" Pertanyaa Varo sontak membuat Alisha salting (salah tingkah).
"Gak--gak pa-pa kok," jawab Alisha dengan terbata-bata.
"Kau udah ngantuk?"
Alisha berdecak kesal mendengar pertanyaan Varo, sudah jelas dia hampir terlelap tadi. Eh, si Varo main datang aja.
"Udah, ngantuk banget malah," jawab Alisha.
"Ya udah tidur aja di pundak aku," ujar Varo sembari menaruh kembali kepala Alisha ke pundaknya. Nyaman! Itulah rasa yang dirasakan oleh Alisha.
***
Pagi pun menjemput, menampakkan sinar indah nan hangatnya. Membuat mata seorang gadis yang tengah tertidur pulas itu terbuka. Senyuman khasnya yang indah pun terlihat."Eits, tunggu. Aku kayak ada di tempat tidur deh. Tapi, tadi malam kan ...,"
"Ayah!"
"Iya Shasa, kenapa?!"
"Huh, syukurlah. Aku gak di apa-apain sama tu Varjam," monolog Alisha.
"Berarti dia dong yang bawa aku ke rumah lagi, wadaw! Emang aku gak berat apa?" Monolognya lagi sambil meletakkan telunjuknya di dagu.
"Bodo amatlah, yang penting dia gak macam-macam sama aku."
Alisha pun memutuskan untuk pergi mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Dia harus terbiasa dengan keadaannya saat ini.
***
"Pagi ayah!""Juga, Shasa."
"Ayah, Shasa gak sarapan pagi ini. Shasa mau pergi aja langsung gak pa-pa kan?" tanya Alisha.
"Hm, iya deh."
"Hati-hati!" teriak Prince-ayah Alisha.
"Pagi." Suara itu sekarang bisa membuat bibir indah Alisha terukir senyuman.
"Lama banget, aku udah nunggu lama juga."
"Ah moso," ledek Varo. Varo menuntun tangan Alisha, memasangkan helm di rambut Alisha yang terurai, membantu Alisha untuk naik ke motornya.
"Siap?" tanya Varo.
"Siap dong!" balas Alisha antusias. Varo pun menancapkan gas menuju sekolah.
***
"Varo!" (KPM)"Alisha!" (KPB).
"Mereka berangkat bareng?!" (KPB-KPM).
"Hai Alisha," sapa Jesi.
"Hai," balas Alisha tak lupa tersenyum hangat.
"Gimana kondisi kau sekarang?" tanya Jesi tak enak kepada Alisha.
"Maaf ya, gara-gara aku kau jadi buta gini. Ini emang sal--"
"Sssttt, udah, ini bukan salah kamu kok. Ini semua kecelakaan, dan sudah di takdirkan untuk aku. Jadi, gak perlu minta maaf terus, Jes."
"Alisha, aku gak bisa ngeliat kau menderita terus kayak gini. Jadi, aku mohon terima kornea mata aku ya." Ucapan Jesi membuat Alisha dan KPB serta KPM melongo, tak percaya kalau Jesi bersedia mendonorkan kornea matanya untuk Alisha. Dengan cepat Alisha menggeleng.
"Enggak, Jes. Kamu gak perlu donorin mata kamu untuk aku, lagi pula mata kamu itu tajam. Maksud aku, mata kamu itu bisa ngeliat objek apa pun dengan jelas. Dan pastinya kamu sangat di butuhkan di KPB, jadi maaf aku gak bisa terima."
"Sha, hati kau terbuat dari apa sih? Sampai tawaran untuk melihat dunia ini lagi, kamu tolak?"
"Gak usah sok peduli!"
__________
Stop!
Apa tanggapan kalian untuk mereka?
Maaf ya kalau gak jelas gini alurnya, soalnya author lagi bad mood')👍
lvyu280.000🕊️🤍

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Alisha {Tahap Revisi}
Genç KurguHigh rank {#2 Shava} 24 Januari 2021 {#3 makna cinta} 12 Desember 2021 Bagaimana jika kalian harus memilih antara di cintai atau merelakan cinta? pasti kalian ingin di cintai bukan? begitupun dengan gadis ini. Dia sedang berada di antara dilema, mem...