BAB 12

33 10 8
                                    

"Rumah itu atas nama kamu, Ra. Jadi aku bakal pindah," ucap Jaehyun sambil memberikan surat rumah itu padaku kemarin.

Aku tidak tahu di mana Jaehyun tinggal. Dan aku tidak ingin tahu.

Aku merebahkan diriku di sofa. Mengamati dua cincin yang melingkar di jemariku. Yang di jari manis ini cincin pernikahan, harusnya aku melepaskan cincin ini sekarang. Aku tersenyum ketika melihat cincin dengan berlian kecil di atasnya, ini cincin pemberian Jaehyun di hari jadi pernikahan kami yang terakhir. Entah kenapa rasanya ingin saja tersenyum. Bagaimanapun kenangan manis bersama Jaehyun tidak sepenuhnya harus kulupakan.

Sepi, tapi aku sudah terbiasa dengan kesepian ini. Ada atau tidak Jung Jaehyun di rumah ini. Yang membedakan hanya banyaknya kegiatan pagiku.

Rasanya suntuk, biasanya aku bangun pagi untuk menyiapkan kebutuhan Jaehyun. Sekarang aku tidak melakukan apapun. Apa sebaiknya aku pindah ke rumah Kak Johnny saja? Atau ikut mama? Setidaknya agar aku tidak merasa kesepian dan suntuk.

Oh, Sepertinya aku harus kembali bekerja, aku rasa aku masih bisa. Toh dulu aku adalah wanita karir yang cukup sibuk sebelum Jung Jaehyun memintaku menjadi istri rumahan.

Jujur saja aku kesulitan melupakan kebiasaan-kebiasaan saat aku menjadi seorang istri. Menyibukkan diri nampaknya ide yang bagus.

Aku menghubungi Kak Johnny, aku yakin ia punya informasi mengenai lowongan pekerjaan. Sebetulnya bisa saja aku meminta pekerjaan pada Kak Johnny, tapi aku tidak mau. Aku mau bekerja karena kompetensiku, bukan karena nepotisme. Ups!

"Ya, Ra?" suara Kak Johnny terdengar.

"Aku mau kerja, minta informasi lowongan kerja." Kak Johnny malah terkekeh mendengar ucapanku. Apa yang salah?

"Kamu serius?"

"Aku bosen di rumah."

"Kamu mau jadi sekertaris?"

"Ha?"

"Temen Kakak ada yang lagi cari sekertaris. Berhubung kamu yang duluan menghubungi Kakak, jadi selamat, kamu bisa kerja mulai besok."

"Enggak!" Aku menolak. Sudah kubilang aku tidak mau nepotisme.

"Kenapa? Kamu enggak bisa?"

"Bukan gitu, aku enggak mau caranya terlalu gampang. Aku mau wawancara, aku mau kirim surat lamaran, aku mau kerja tanpa campur tangan Kak Johnny."

"Kalo gitu kamu dateng sendiri ke sana." Kak Johnny tertawa sebelum memutuskan sambungan. Setelah itu mengirimiku sebuah kartu nama.

Kim Group, baiklah. Besok aku harus melamar kerja. Artinya sekarang aku harus menyiapkan semua berkas yang ku butuhkan.

PARASITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang