Bab 20

32 6 8
                                    

Aku benci waktu yang berjalan semakin cepat, sedangkan aku masih tertinggal pada sebuah rasa yang sama.

Parasite
.....

Meski sedikit canggung ketika bertemu Doyoung semenjak liburan bersama kemarin, untungnya suasana tetap berjalan dengan baik berkat sikap profesional yang ditunjukkan Kim Doyoung, seperti biasa. Dingin dan tangguh.

Aku kembali dengan rutinitas di balik meja, melakukan apapun agar aku terlihat sibuk.

Lucas, seperti biasa, anak itu selalu mengekor ke mana pun aku pergi. Kali ini dia duduk diam tak jauh dari tempatku duduk dengan mainan dinosaurus yang kemarin dibelinya.

Sesekali kucuri pandang pada si kecil itu, keberadaannya di sudut ruangan ini membuatku tak berhenti menarik senyuman. Tingkah manisnya begitu menghibur perasaanku.

Perhatianku teralihkan pada Doyoung sekarang. Dia berjalan dengan pasti mendatangi mejaku.

"Lia, bisa ke ruangan saya?" tanyanya. Kemudian membawa serta Lucas bersamanya.

"Ada apa, Pak?" Takutnya aku membuat kesalahan lagi.

"Enggak, saya cuma kepikiran gimana kalo kamu pindah ke ruangan saya."

"Em, maksud Bapak?"

"Ya kamu, pindah ke sini. Biar saya enggak susah mundar-mandir, biar saya bisa mengawasi Lucas juga."

Aku berfikir sejenak. Ide yang bagus, tapi aku tidak mau pergerakan ku terbatasi hanya karena satu ruangan dengan Doyoung.

"Maaf, Pak. Saya merasa itu bukan ide yang baik. Menurut saya Lucas lebih baik di luar bersama saya. Enggak masalah kok, Pak." Alasan seadanya saja. Semoga Doyoung tahu kalau aku tidak mau seruangan dengannya.

"Begitu, ya?" tanyanya. Aku hanya mengangguk.

"Sepertinya saya harus mencari jasa babysitter untuk Lucas." Doyoung memperhatikan Lucas yang mulai berlari ke arah kami.

"Saya enggak ngerasa kesulitan kok, Pak. Lagian Lucas anak baik." Lucas kemudian memeluk kakiku. Seolah tahu apa yang sedang kami bicarakan.

"Lucas enggak mau sama bebisitel, Pa." Anak itu menggeleng. "Lucas maunya mama!" Anak itu merengut. (Jinjja. Anak hm.)

....

Ponselku berdering. "Halo," sapaku.

"Di mana, Ra?" Aku tercekat mendengar suara itu. Jaehyun.

"Jae?"

"Iya, ini Jaehyun."

"Kenapa? Eh maksudku, ada apa?" tanyaku tak habis fikir.

"Kamu lagi di mana, Ralia?"

"Kantor."

"Oke." Kemudian sambungan terputus begitu saja. Aku tercenung, banyak pertanyaan di benakku. Apa yang dilakukan Jaehyun? Dan darimana dia mendapatkan kontakku? Sudah jelas-jelas aku mengganti nomor ku. Sengaja menghindari Jung Jaehyun.

Aku kembali memusatkan fikiranku pada pekerjaanku yang sudah hampir selesai. Entah kenapa hari ini rasanya ingin segera pulang.

Ternyata Jung Jaehyun menanyakan keberadaanku bukan hanya sekadar ingin tahu, baru saja aku keluar kantor dan bermaksud mengantar Lucas ke mobil Doyoung, Pria itu sudah berdiri di dekat mobil yang terparkir tak jauh dari pintu keluar kantor, ia melambaikan tangannya.

"Biar Lucas sama saya." Doyoung menarik Lucas. Aku lantas mendekati Jung Jaehyun yang tersenyum kecil di antara temaramnya lampu penerangan.

"Ada apa Jaehyun?" Mau tidak mau aku menemui Jaehyun sebenarnya. Pria itu hanya terus tersenyum memandangiku.

"Kamu enggak apa-apa kan Jaehyun?" tanyaku lagi.

"Aku baik-baik aja setelah liat kamu."

"Basi!" Aku mengibaskan tanganku pada wajah Jaehyun.

"Pulang bareng aku, sorry tapi ini bukan sebuah permintaan, ini perintah," ucap Jaehyun percaya diri.

Aku berbalik sebentar, melihat dari kejauhan Lucas yang terus menarik-narik Doyoung, kemudian anak itu berlari ke arahku.

"Lucas mau sama Tante Liaaaaa!" Lucas berteriak. Terus berlari ke arahku, membuat Doyoung kewalahan menangkap anak lincah itu.

"Maaf, Lia." Doyoung yang baru saja berhasil menangkap Lucas nampaknya tidak enak hati.

"Jaehyun, maaf ya. Aku mau pulang sama Lucas." Tanpa menunggu respon Jaehyun. Aku meninggalkan Jaehyun dan kembali menggandeng tangan Lucas.

PARASITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang