Menjauh dari Jung Jaehyun adalah pilihan tepat bagiku. Jangan sampai aku termakan tipu daya buaya darat itu.
"Itu tadi pacar kamu?"
"Mantan suami."
Doyoung terdiam mendengar jawabanku. Entah apa yang sekarang sedang ia pikirkan. Tapi semoga dia tidak banyak bertanya lagi. Ia hanya mengangguk-angguk.
Rasanya agak kesal kenapa Jung Jaehyun melakukan hal bodoh itu. Bahkan di depan Pak Doyoung.
Ternyata tak cukup dengan menjemput. Jaehyun sekarang berdiri di depan pintu rumahku.
Astaga Jaehyun ini! Mau apa sih sebetulnya?
Aku melangkah mendekati Jaehyun, kali ini aku harus menemuinya. Tidak ada alasan lagi untuk menghindari Jung Jaehyun si keras kepala ini.
"Masuk!" Tanpa basa-basi aku mempersilahkan tamu tak diundang ini masuk ke rumah.
"Kamu deket sama bos kamu?"
Belum juga duduk, Jaehyun sudah menyerang ku dengan pertanyaan konyol itu.
"Dia bos aku. Wajar kan?"
"Bos mana sih yang nganter karyawan pulang?"
"Banyak, Jaehyun! Salah satunya kamu!" Aku terkekeh kecil.
"Oke oke!" Jaehyun tergagap sesaat. "Aku enggak suka kamu dianter sama dia. Biar aku jemput kamu."
"Duduk dulu, Jae. Aku tau kamu lagi mabok, yakan?" Aku menggeleng.
"Aku waras, Lia. Aku enggak mabok. Aku cemburu!" Suara tinggi Jaehyun cukup mengusik syaraf otakku. Pusing.
"Cemburu?" Aku tertawa. "Aku enggak peduli, Jaehyun. Kamu sama aku udah bukan suami istri. Aku sama kamu udah enggak terikat sebuah pernikahan. Kamu sendiri yang dulu hianatin aku, loh! Kamu lupa apa gimana?"
"AKU ENGGAK PERNAH HIANATIN KAMU!" teriak Jaehyun.
"Cukup, Jae! Jangan mengoyak luka lama. Jangan bahas masa lalu kita yang bikin aku hampir gila. Dan sekarang aku udah enggak peduli loh ya sama kamu! Kamu mau cemburu, kamu mau marah, itu urusan kamu!"
"Kamu harus tanggung jawab, Lia!"
"Dulu.... Waktu aku bertanggung jawab penuh atas rasa cemburu kamu, atas cinta kamu, kamu kemana?" Aku tersenyum miris melihat lelaki agak gila di hadapanku. "Kamu terlambat meminta hak kamu, Jaehyun."
"Aku enggak peduli! Kamu tetep punya aku, Lia."
"Hey! Jaehyun! Cukup ya. Kisah kita sudah berakhir! Enggak ada lagi yang harus kita bahas setelah hakim mengetuk palu perceraian kita di atas meja hijau. Kita udah lepas, Jaehyun. Kamu bukan prioritas aku lagi, dan aku bukan hak kamu lagi. Ngerti?!"
"Enggak!" Jaehyun menarikku dengan keras. Memaksaku untuk tinggal di dalam rengkuhannya.
Aku memejamkan kedua mataku.
Kembali lagi aku dihadapkan dengan situasi dimana Jaehyun mendominasi ku.
Percuma memberontak sekarang. Sebisa mungkin aku menahan diri. Mempersilahkan Jaehyun menetralisir emosinya yang ku rasa sedang meluap.
Jika ada yang ingin kau sampaikan, sampaikan sekarang Jaehyun. Karena aku berjanji, ini terakhir kali aku membiarkan mu memelukku!
"Ayo rujuk!" Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARASITE
Fanfiction"Kenapa aku merasa rumah tangga yang kita jalani dari awal dengan penuh kebahagiaan sekarang seolah mulai memudar,"-Ralia. "Aku minta maaf, aku hilaf, aku hanya mencintaimu, jangan pergi,"-Jaehyun "Lupakan dia, aku lebih membutuhkanmu!" - Doyoung