Jantungku masih berdegup kencang setelah perdebatanku dengan Kak Johnny di kantor Jaehyun. Aku ingin menemui Jaehyun. Sedangkan Johnny memaksaku kembali ke rumah.
"Kenapa gak ngomong kalo sudah tau ini dari lama?" teriakku pada Johnny. Aku merasa terhianati. Aku menangis sejadi-jadinya.
"Ra, gak gampang bagi kakak buat kasih tau kamu. Karena kakak juga masih cari tau kebenarannya. Ra!"
"Berenti!!" Aku memaksa keluar dari mobil. Rasanya ingin melompat dan mengakhiri hidupku di sini. Johnny banting setir. Nafasnya terengah.
Johnny menarik tanganku dengan erat. Seandainya tidak, mungkin aku sudah berhasil keluar dan melompat ke tengah jalan. Rasanya aku ingin mengakhiri hidupku.
"Ra! Dengerin kakak!" Suara lantang Johnny menyeruak kewarasanku. Aku berhenti memberontak. Menatap Johnny dengan penuh kebencian. Aku membenci kakakku sendiri sekarang. Aku membenci bagaimana dia tidak membiarkanku mati di sini. Aku membenci bagaimana dia menutupi kebusukan Jaehyun dariku, entah sejak kapan.
"Tarik nafas, Ra! Tenang. Biar kakak cerita dulu. Kita pulang dulu. Okey?" Dia meremas bahuku. Menatapku dalam, mencoba meyakinkanku.
Kak Johnny membawaku ke rumahnya. Aku duduk berhadapan dengan Johnny sekarang. Menunggu penjelasannya yang semoga dapat kuterima.
"Kakak juga baru tau kalau Jaehyun selingkuh."
"JADI DIA BENERAN SELINGKUH?!" mau tau rasanya? Seperti aku ingin mati saat ini juga.
"Gak gitu, Ra!"
"Kakak gak usah bela-bela Jaehyun lagi!"
"RA!!" Johnny meninggikan suaranya. "Sabar, tenang dulu." Johnny memelukku.
"Aku mau cerai sama Jaehyun!" Ucapku mantap. Sudah cukup aku bertahan dengan Jaehyun selama ini. Tidak ada lagi yang perlu kufikiran. Toh aku dan Jaehyun belum memiliki anak. Jadi tidak ada tali pengikat antara kami.
"Kamu yakin?" tanya kak Johnny. Aku menganggguk.
"Malem ini aku tidur di sini. Aku gak mau pulang. Aku gak mau lagi ketemu Jaehyun."
Jaehyun menelfonku puluhan kali. Tapi aku sudah tidak perduli lagi pada Jung Jaehyun. Jika cinta katanya pengorbanan, maka sudah terlalu banyak yang ku korbankan untuk Jaehyun. Pada akhirnya aku benar-benar muak.
"JAE!! JANGAN MASUK!!" Teriakan kak Johnny seketika mengejutkanku. Bukan hanya itu, Jaehyun kini berdiri di hadapanku.
"Ra," Suaranya bergetar. "Ra, ayok pulang, sayang." Ia memelas.
"Jangan bawa Ralia!" Johnny menarik Jaehyun. "Pergi, Jaehyun!" titahnya dengan suara datar.
"Tapi dia istriku." Jaehyun menghempaskan Johnny. "Ra, ayok pulang!" Jaehyun berusaha mendekatiku sebelum satu pukulan Kak Johnny mendarat di pipinya.
"Jaehyun!" Aku menghampiri Jaehyun yang ambruk ke lantai akibat pukulan Kak Johnny.
"Ra! Biarin dia." Kak Johnny menahanku. Sebenarnya sangat sakit melihat Jaehyun terluka. Tapi kak Johnny benar. Aku harus membiarkan Jaehyun.
"Ra, pulang ya? Sama aku." Jaehyun menghampiriku. Aku menggeleng.
"Aku gak bakal pernah pulang ke rumah itu lagi, Jaehyun. Aku mau kita pisah." Aku membuang pandangan ke mana saja. Aku tidak mau Jaehyun melihatku menitikkan air mata.
"Ra?" Jaehyun tidak berani mendekat, sementara kak Johnny masih terus menatapnya dengan tatapan sengit.
"Fikirin lagi, Ra. Aku sayang sama kamu." Pembohong!
"Kamu pergi sekarang, Jaehyun!!" Bentakku. Tolong segera pergi, Jaehyun. Tolong!
KAMU SEDANG MEMBACA
PARASITE
Fanfiction"Kenapa aku merasa rumah tangga yang kita jalani dari awal dengan penuh kebahagiaan sekarang seolah mulai memudar,"-Ralia. "Aku minta maaf, aku hilaf, aku hanya mencintaimu, jangan pergi,"-Jaehyun "Lupakan dia, aku lebih membutuhkanmu!" - Doyoung