BAGIAN 13

5.4K 450 21
                                    

Hawa dingin saat malam hari tak membuat diriku segera beranjak memasuki rumah saat itu.

Di depan nyala api kecil dari kayu-kayu kering yang di bakar oleh Raya saat menemaniku. Kami berdua sama sekali tak saling bicara, terdiam di tempat yang sama dengan pandangan kosong ke arah nyala api berwarna kuning.

Bahkan si Mbok yang sedari tadi memanggil diriku untuk segera memasuki rumah karena hari sudah gelap tak ku indahkan. Pikiranku melayang jauh mencoba mencerna setiap kata dari cerita si Mbok siang tadi, satu cerita yang membuat suasana hati menjadi tidak tenang seketika saat mendengarnya. Cerita yang sama sekali sukar di nalar oleh akal pikiran orang waras! Cerita rumit yang mampu membuat nyawa orang lain melayang meski tidak mempercayainya.

Orang gila mana yang menjadikan dirinya sendiri sebagai tumbal untuk balas dendam karena sakit hati? Bahkan seluruh keluarganya pun ia persembahkan agar balas dendamnya bisa terlaksanakan. Sesakit apa sebenarnya luka dalam hati bude Ratna sehingga beliau nekat melakukan hal yang tidak masuk akal namun, sangat terasa nyata saat balas dendamnya di mulai.

Pikiranku kacau balau dalam sesaat, semua terasa amat sangat rumit untuk kupikirkan seorang diri. Kembali kuputar ulang memori saat si Mbok bercerita tadi.

***
[Cerita si Mbok kilas masa lalu]

Kala itu bude Ratna merupakan kembang desa yang selalu mendapatkan pujian dari para pemuda, bahkan namanya tersohor sampai ke desa sebelah karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya.

Banyak pemuda yang berlomba-lomba mendapatkan hati bude Ratna namun, semuanya bertepuk sebelah tangan. Para pemuda yang terang-terangan datang melamar ke rumah bude Ratna selalu di tolak dengan halus, tetapi saat sampai di rumah mereka akan mengalami sakit aneh dan tak jarang juga banyak yang meninggal keesokan harinya.

Entah bagaimana ceritanya, karena si Mbok sendiri juga tidak tahu. Ternyata bude Ratna menyukai ayahku, bertahun-tahun bude Ratna menyembunyikan rasa sukanya terhadap ayahku tanpa berani mengungkapkannya.

Gayung bersambut ketika ayahku mulai bekerja pada keluarga Ramlan. Ayahku sendiri sebenarnya juga menyukai bude Ratna, namun, karena pakde Kus terlebih dahulu berkata secara terang-terangan bahwa beliau menyukai bude Ratna maka ayah membuang jauh-jauh perasaannya terhadap bude Ratna.

Satu tahun kemudian hubungan ayah dan bude Ratna semakin dekat, ayah yang saat itu sempat mengurungkan niatnya untuk tidak mendekati bude Ratna akhirnya luluh juga dengan sikap manis lewat tutur kata bude Ratna saat bersama ayahku.

Diam-diam ayah menjalin cinta dengan bude Ratna, dan akhirnya bude Ratna memaksa agar ayahku bersedia melamarnya. Hari yang di tentukan tiba, ayah datang bersama almarhum kekek datang ke rumah bude Ratna untuk melamar tanpa sepengetahuan pakde Kus.

Setelah lamaran di terima, berita  tersebut segera menyebar ke seluruh desa hingga ke desa sebelah bahwa ayah dan bude Ratna sudah resmi bertunangan.

Namun masalah datang di keluarga ayah, pakde Kus berang dan menuduh bahwa ayahku telah melakukan itu dengan sengaja. Keadaan semakin bertambah parah dengan sikap pakde Kus yang meminta dengan paksa agar lamaran segera di batalkan.

Saat itu bude Ratna tengah mengandung jabang bayi dari hasil hubungan gelap bersama ayahku. Dan ayahku sendiri tidak tahu jika bude Ratna tengah mengandung benihnya meski baru seminggu, dari cerita ini juga aku baru mengerti jika sebenarnya mbak Murti, Mbak Fika ternyata bukan akan kandung dari bude Ratna.

Ayah terpaksa mengalah dan kembali datang untuk membatalkan pertunangannya bersama bude Ratna. Tentu saja hal tersebut merupakan sebuah tamparan keras sehingga menimbulkan luka dalam serta rasa malu.

Tahun kembali berganti, entah ritual apa yang di lakukan bude Ratna sehingga janin yang ia kandung saat itu belum juga keluar ke dunia, bahkan perutnya tidak nampak membesar seperti orang yang sedang mengandung.

MEMEDON MANTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang