bab 6

18.1K 1.9K 83
                                    

Hola yang baru baca the best part
Aku akan update berkala di Wattpad hingga tamat dan nanti aku bakalan unpublish lagi

Jadi jangan lewatkan kesempatan ini ya

Btw ada yang bisa bikin konten cerita  di tiktok gak?
Kalau ada yg bisa, aku butuh bantuannya

Contact aku di DM ya 🙏🙏🙏






Putar mulmed

Video teaser worst love dan the best part tersedia di tiktok ku sylvia.ai

Dan beberapa video lengkap trailer hanya di Instagram _sylvia.ai_

Revisi + penambahan 400 kata

####

.

Araya menatap layar ponselnya. Sebagai wanita, ego Araya terluka karena ucapan Gevan. Walaupun Araya tahu maksud Gevan baik tapi sekarang yang ada di dalam pikiran Araya adalah bagaimana caranya agar Ivy tetap aman bersama dengannya. Hidup tanpa sosok ayah.

Tanpa pikir panjang, Araya mendial nomor ponsel sekretarisnya. Araya harus memberitahukan jika dia akan keluar.

"San, saya akan balik tepat sebelum rapat berikutnya mulai. Kabari saya jika terjadi hal yang mendesak." Setelah meninggalkan pesan pada Sandra, Araya segera bergegas menuju rumah sakit. Waktu nya sangat terbatas.

Sesi rapat berikutnya akan di mulai sekitar jam dua siang dan Araya masih memiliki cukup banyak waktu. Sehingga Araya memutuskan untuk pergi menjemput Ivy ke rumah sakit. Katakan lah jika sikap Araya saat ini adalah sikap kekanakan. Dirinya hanya cukup lelah dengan segala persoalan dan memikirkan untuk menikah lagi dalam waktu dekat, tak pernah terbersit sedikit pun dalam benaknya. Fokus Araya saat ini adalah membesarkan dan memberi Ivy kebahagiaan.

Setelah keluar dari gedung tempat rapat diadakan, Araya melangkah menuju mobilnya dan segera menuju rumah sakit. Ivy pasti tengah makan siang saat ini dan Araya ingin memberikan sedikit kejutan untuk putri kecilnya itu.

Mama akan menjaga mu dengan seluruh jiwa mama, nak.

***

"Buka mulutnya Ivy," perintah Arlan dengan lembut sembari menyuapkan gumpalan kecil nasi serta ayam tepung yang disukai Ivy.

Siapapun tak akan percaya jika dokter Arlan si pangeran es akan mengatakan hal semanis itu. Pasalnya dokter Arlan itu jarang tersenyum bahkan berkata manis selain kepada pasien-pasiennya. Makanya pemandangan langka ini jelas tak boleh dilewatkan.

Ivy membuka mulutnya dan menyambut makanan itu dengan riang gembira. Arlan hanya tertawa kecil saat pipi chubby Ivy mengunyah makanan itu.

Arlan melirik ke arah pintu masuk kafetaria dan sepertinya tanda-tanda kehadiran Gevan tak terdeteksi. Walaupun keberadaan Gevan tak terdeteksi tapi dia malah mendapatkan tatapan lapar dari para perawat dan juga dokter wanita. Arlan mengabaikan tahapan-tahapan itu dan lebih memilih menyuapkan kembali makanan pada Ivy.

Tumben paman posesif itu gak nyusul biasanya suka merusuh, gumam Arlan dalam hati.

"Papa, Ivy mau lagi."

Ucapan Ivy membuat Arlan mengalihkan fokusnya. Pria itu kembali menyuapkan makanan ke Ivy.

"Andai papa kamu gak buat ulah, pasti kamu jadi anak yang paling bahagia," ucap Arlan pelan sambil mengelus kepala Ivy dengan lembut. "moga kamu jadi anak yang kuat Ivy, sekuat ibu kamu yang kadang bebal itu."

The Best Part (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang