bab 40

16.3K 2.3K 153
                                    

Semoga feel-nya dapat ya 🙈🙈🙈
Aku agak susah buat adegan romantis Arlan araya di saat bulan Ramadhan
Takut nulisnya kebablasan 😂😂🙈🙈

Vote dan komentar, ntar aku unpublish lagi kalau komen nya gak ramai

Makasih




####

Hampir dua Minggu lamanya, Arlan tinggal di rumah ibu mertuanya mengingat kondisi araya yang belum pulih sepenuhnya. Arlan tak tahu sampai kapan dia berada di sini. Tapi ada hal positif yang bisa Arlan ambil saat ini yaitu jika dia ingin bermesraan dengan Araya tak akan ada gangguan lagi seperti sebelumnya.

Gagasan untuk tetap tinggal bersama mertua itu sebenernya dipelopori oleh Rama. Ayah mertua Arlan itu memutuskan jika Araya akan menjalani rawat jalan di rumah dan akan di pantau sepenuhnya oleh Arlan.

Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Arlan langsung saja masuk ke dalam kamar itu. Kamar itu sangat luas bahkan lebih luas daripada ruangan anggrek. Luasnya hampir sama dengan ruang keluarga di rumahnya.

Luka tembak di bahu Araya perlahan mulai sembuh dan Arlan bisa bernafas lega. Arlan duduk di samping ranjang yang sangat besar, ukuran king size sepertinya. Kedua netra nya menatap wajah manis Araya.

Tangan kanan Arlan terjulur menuju pipi Araya dan mengelusnya pelan, takut jika aksinya membuat Araya terbangun. Arlan teringat dengan pembicaraannya dengan ayah mertuanya beberapa hari yang lalu.

Saat itu Arlan hendak menuju ruang anggrek seperti biasanya di siang itu. Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai dokter, Arlan bergegas tak sabaran bertemu dengan Araya yang membuatnya menjadi candu.

Dari jauh, Arlan melihat Gevan baru saja masuk ke dalam ruang rawat inap Araya. Perasaan Arlan mendadak suram. Pikiran jahatnya mengatakan jika dia harus ke sana dan menghentikan aksi Gevan yang akan membuat istrinya sedih kembali.

"Mau nguping seperti biasa, ya?"

Suara khas itu membuat Arlan terperanjat kaget. Seperti maling yang tertangkap basah, wajah Arlan memerah dan cepat-cepat ia memalingkan wajahnya.

"Ada yang mau papa sampaikan, ayo ikut." Rama langsung menyeret tubuh Arlan menjauhi ruangan araya walaupun Arlan sama sekali tak rela.

Rama membawa Arlan ke ruangan Aldo karena Rama sama sekali tak punya ruangan di rumah sakit ini. Menurut Rama membangun ruangan untuknya sendiri itu menghamburkan anggaran yang ada, lebih baik uang nya di bangun fasilitas yang lebih bagus lagi demi menunjang kinerja rumah sakit. Sebab itulah ruangan Aldo mendadak berubah fungsinya jika Rama yang sudah mengambil alih. Aldo sama sekali tak keberatan.

"Duduk," perintah Rama pada Arlan saat mereka baru sampai.

Arlan menekuk wajahnya sebal saat ayah mertuanya itu meletakkan sekaleng soft drink didepannya. Dia ingin menyeret Gevan keluar dari ruang rawat inap araya, tak tahukah adik iparnya itu jika jam segini adalah jadwal khusus Arlan mengunjungi araya?

"Simpan segala pertanyaan mu itu nanti," ujar Rama geli karena melihat wajah Arlan yang menyiratkan rasa cemburu.

"Pernah mendengar araya mengigau menyebut nama Shania?" Tanya Rama tanpa memerhatikan Arlan sama sekali karena saat ibuRama tengah menatap langit luas dari balik kaca ruangan Aldo.

"Hanya sekali," jawab Arlan jujur. Malam di mana dia tidur berdua dengan istrinya itu, di situlah Arlan mendengar suara rintihan Araya. Walaupun terdengar samar, Arlan bisa merasakan jika araya benar-benar sangat tersiksa.

The Best Part (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang