Vote+ komen
Di tunggu ☺️
####
Langit senja yang tadinya berwarna jingga secara perlahan telah berganti menjadi warna gelap. Jika melihat langit saat ini, bisa melihat satu atau bintang yang telah bertengger manis di atas sana. Tapi sejak pergantian warna langit dari jingga hingga kelam, tak membuat seorang pria merasa terusik. Bahkan bisa dikatakan, pria itu malah sangat betah berlama-lama duduk di sana.
"Gue ngeri lama-lama lihat mas Gevan," bisik Anna pada Rena sambil melirik jam dinding. "Lakukan sesuatu gih sana." Anna memberi usulan sambil menyenggol lengan rekannya itu.
Rena masih belum memberikan tanggapan apapun. Anna masih menatap Rena dengan intens dan pada akhirnya Rena pun menyerah. Gadis itu lalu beranjak dari meja kasir menuju dapur sekedar membuat secangkir teh untuk seorang pria yang sedang tampak kacau. Rena hanya berharap jika usahanya ini akan membuahkan hasil walaupun dia sendiri pun tak begitu yakin. Duduk tanpa melakukan kegiatan selama lebih kurang lima jam membuat Rena malah jadi penasaran.
Rena keluar dari dapur dengan secangkir teh yang masih panas di tangan kanannya. Melihat hal itu membuat Anna memberikan dua jempolnya pada Rena sambil tersenyum lebar.
Rena malah menjulurkan lidahnya pada Anna lalu mengabaikan tatapan Anna yang seakan memberikan dukungan padanya.
"Mas Gevan mau sampai kapan di sini?" Tanya Rena sambil meletakkan secangkir teh di atas meja.
Jam operasional Aray florist akan berakhir sekitar sepuluh menit lagi dan tanda-tanda Gevan untuk beranjak belum terlihat. Rena menatap ke arah Anna dan mengangkat kedua bahunya karena tak mendapat jawaban dari Gevan.
Bakalan pulang telat kalau begini ceritanya, keluh Rena dalam hati. Sebenarnya bukan masalah pulang telat yang Rena galau kan, Rena belum menyelesaikan tugas yang diberikan dosennya Minggu lalu dan soalnya besok adalah jadwal dosen itu mengajar. Sedangkan tugas itu baru Rena cicil sekitar tiga puluh persen, sisanya Rena selalu mengerjakan sistem kebut semalam.
"Mas Gevan suram banget dari tadi sore sampai malam masih kayak gini aja," sambung Rena sedikit penasaran. Penasaran dan juga salah satu cara mengusir secara halus lebih tepatnya. Biar orangnya sadar kalau toko akan segera tutup. "Sedang ada masalah dengan gebetan ya?" Tebak Rena asal.
Gevan mengangkat wajahnya dan menatap Rena dengan pandangan sendu. Pria itu menggeleng pelan. "Araya marah."
Kedua mata Rena agak kaget. "Serius mas?" Tanya Rena dan suaranya sedikit besar. Wahhh, ini berita terpanas, cetus otak Rena seketika. Kalau begini tak masalah jika dia harus pulang malam dan begadang mengerjakan tugas.
Rena pun memberi kode pada Anna agar segera bergabung bersamanya. Sebentar lagi Rena akan mendengar sesi curhat yang jarang terjadi.
Anna segera bergabung dan duduk di samping Rena. Biasanya kalau sudah seperti ini, akan ada perbincangan yang seru dan sangat sayang untuk dilewatkan.
"Coba ceritakan mas kenapa mbak Ray sampai marah," pancing Rena penuh semangat. "Mbak Ray itu terkenal dengan stok kesabaran yang melimpah ruah loh," sambung Rena memprovokasi.
Gevan menghela nafas. Sedikit menimbang apakah tepat membicarakan hal ini pada kedua pegawai Araya. Tak baik membicarakan hal seperti ini pada orang lain tapi Gevan butuh solusi. Membicarakan hal ini pada mama Reni pastikan Gevan yang akan diceramahi balik.
"Tenang kita keep promise, mas," sahut Anna dan Rena kompak sambil membuat gerakan mengunci mulut.
"Mas jangan takut kita bakalan bocorin sesi curhat mas Gevan, kita orangnya amanah," sambung Rena meyakinkan Gevan agar segera memulai sesi ceritanya. Jiwa kepo Rena mulai meronta-ronta. Kapan lagi dia bisa mendengar curhatan galau dari pria tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Part (Completed)
Fiction généraleSequel worst love BACA LENGKAP HANYA DI KBM /KARYA KARSA,KUBACA AKUN SYLVIA AI JUDUL THE BEST PART Dua tahun lebih pasca Araya bercerai dari Rion. Ayah Rama semakin gencar mendekatkan Araya pada Arlan. Usaha-usaha kecil pun sering dilakukan oleh Ra...