[]Part 21[]

378 45 0
                                    

Reva, Vivi, Andra, dan Elvin mendudukan dirinya di sebuah kursi panjang yang terletak di pinggir pasar malam. Rasa lelah mereka semua rasakan. Bayangkan saja, mereka berempat sudah berputar-putar di pasar malam ini tanpa tau mau melakukan apa. Ingin menaiki wahana yang cukup ekstream, Reva protes terlalu bahaya. Padahal aslinya dia ketakutan. Ingin naik wahana yang biasa-biasa saja, Reva juga protes mirip anak kecil. Jadi yah, yang bisa mereka lakukan hanya jalan-jalan tidak jelas sambil lirik-lirik suasana.

"Makan aja, yuk," ajak Vivi yang tengah mengipasi dirinya dengan tangan. Sungguh, ia merasa sangat kepanasan. Padahal matahari sudah tak terlihat lagi. Toh sekarang sudah jam 7 malam.

"Yaudah yok. Mending makan, biar sehat," balas Reva menyetujui ajakan Vivi.

"Ndra, El, mau makan gak?" tanya Reva melirik dua cowo yang sejak tadi hanya diam saja. Kalau Andra sih Reva sudah memaklumi, tapi kalau Elvin, dia sedikit heran juga. Perasaan kalau dengan Nathan dan orang-orang yang lainnya Elvin tak sependiam ini kok.

"Boleh, Re."

"Hm."

"Sip. Yuk lah. Mumpung Pwincess dah laper," ujar Reva. Dirinya mulai bangkit berdiri, menggandeng tangan Vivi dan berjalan pelan menghampiri mamang nasi goreng yang letaknya tak jauh dari mereka.

Sengaja Reva tak bertanya dulu pada teman-temannya ingin makan apa. Toh, kalau tanya juga ujung-ujungnya bakal jawab. 'Terserah aja, gue ikut kalian.'

Saat sampai di tukang nasi goreng, kini Elvin bersuara. "Kalian mau apa? Biar gue aja yang pesenin," ujarnya.

"Nasgor special dong. Kan ada yang buat orang special," ujar Vivi melirik Elvin dan Reva dengan jahil. Elvin yang diperlakukan seperti itu pun hanya bisa tersenyum kecil saja.

"Iya, El. Yang special aja. Gue kan special. Pedesnya sedang aja," tutur Reva ikut-ikutan.

"Gue juga pedesnya sedang," ujar Vivi.

Elvin mengangguk, matanya kemudian beralih pada sosok Andra yang tengah berkutat dengan ponselnya. "Andra, lo mau apa?" tanyanya.

Andra mengalihkan pandangannya dari ponsel, kemudian melirik Elvin sekilas. "Samain aja," ucapnya.

Selesai dengan acara tanya-menanya, Elvin kini berjalan menghampiri mamang nasi goreng.

"Mang, 4 yah. Yang special, pedesnya semuanya sedang," ujar Elvin.

"Iya, mas. Silahkan ditunggu saja," balas mamang nasi goreng yang sibuk dengan nasi gorengnya.

Elvin mengangguk, dirinya kemudian berbalik arah, berjalan ke arah Reva yang sudah duduk di meja sederhana milik mamang nasgor.

Beberapa menit mereka menunggu, akhirnya mamang nasi goreng datang dengan nampan di tangannya. Dirinya kemudian meletakan 4 piring nasi goreng di hadapan mereka. "Monggo mas, mbak dinikmati," ujarnya diiringi dengan senyum. Hal itu dibalas dengan anggukan mereka berempat.

Setelah mamang itu pergi, keempatnya segera menyendokan nasi goreng itu dan memasukannya ke dalam mulut. Mengunyah secara santai tanpa ada suara sama sekali.

Kini, makanan mereka sudah hampir habis, namun suara dering ponsel milik Vivi membuat gerakan makan mereka terhenti seketika.

Vivi menyimpan sendoknya, kemudian tangannya meraih ponsel yang ia simpan di tas selempangnya.

Kata 'Mom❤'  tercetak di layar ponsel itu. Tanpa menunggu lama lagi, Vivi mengangkat telpon dari ibunya itu.

"Hallo, mom," sapanya.

"..."

"Gak bisa, mom. Vivi lagi nemenin Reva," ujar Vivi.

"..."

HAMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang