"NATHAN! LO APAIN KAMAR GUE HAH?!"
"NATHAN! KENAPA BAJU GUE DI LUAR SEMUA?!"
"NATHAN! LIGHSTIK-LIGHSTIK GUE KENAPA ACAK ACAKAN?"
"NATHAN, WOY, LO APAIN JAKET GUE?!"
"HUWAAAA KENAPA JAKET GUE BANYAK TANDA TANGAN LO NATHAN BADAK?!"
"HUWAAA KEBIASAAN DEH LO TANDA TANGAN SEMBARANGAN."
"NATHAN KESINI LO?!"
"NATHANNN LO ADA DENDAM APA SAMA GUE?!"
"NATHAN LO MAU GUE SANTET, HAH?!"
"Udah teriak-teriaknya?"
Seorang gadis yang baru saja berusia 17 itu sontak terkejut saat mendengar suara halus tepat di telingannya.
Gadis itu berbalik, melihat siapa yang tadi mengagetkannya. Dengan sekuat tenaga yang ia punya, ia langsung memukul orang itu dengan gejolak amarah yang menguasai dirinya.
Orang yang dipukul tertawa geli melihat reaksi ini. Apa apaan juga pukulan ini? Ayolah pukulan wanita yang hobinya rebahan sambil scroll-scroll beranda instagram atau tiktok macam Reva tidak ada apa-apanya bagi Nathan yang hoby olahraga dan latihan bela diri.
"NATHAN, SEKARANG JUGA LO BERESIN KAMAR GUE! GAK MAU TAU, HARUS BERES SEKARANG JUGA!" teriak Reva setelah selesai dengan acara memukul Nathan.
Nathan mengangkat sebelah alisnya, ia membuat ekspresi yang sangat menyebalkan dimata Reva. "Gue bukan pembantu lo, buat apa juga gue beresin kamar lo."
Emosi Reva kembali memuncak, kalau dalam acara tv, dari kepala Reva sudah muncul dua tanduk merah yang berapi, berasap, dan tentunya aesthetics.
"BERESIN ATAU GUE BUNUH LO?!" Tawar Reva yang masih saja berteriak. Ayolah, kamar kesayangannya sangat berantakan sekarang, meneriaki Nathan di depan wajahnya tidak sebanding dengan kondisi kamarnya.
"Sok sok-an mau bunuh, mukul aja gak ada tenaganya gitu," ujar Nathan yang malah mengeluarkan ponselnya dari dalam saku dan bersiap memainkannya. Tampak tidak berniat untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Reva yang melihat, rasanya ingin menenggelamkan Nathan ke laut saja. Ia dengan kasar merebut ponsel yang ada di genggaman Nathan. Dengan sekuat tenaga, Reva melempar ponsel itu ke lantai, menyebabkan ponsel Nathan terbagi menjadi beberapa bagian.
Nathan membulatkan matanya, itu ponselnya yang ke 15 yang berhasil Reva rusak selama 3 tahun ini. Huh, baru saja 2 minggu ia membeli ponsel itu.
"Hp mahal gue," ujar Nathan menatap ponsel itu tak percaya.
"Bodo amat! Kerapihan kamar gue lebih berarti daripada hp lo itu," tutur Reva dengan nada tajamnya.
Nathan beralih menatap Reva. Membuka mulutnya dan berbicara. "Yaudah, pwincess Revwah sekarang duduk dulu di sana yuk, nanti Nathan beresin kamar pwincess ini," ujar Nathan lembut. Tangannya menuntun Reva untuk duduk di kursi yang berada di kamar ini.
Reva dengan segera menghempaskan tangan Nathan dari tangannya. Nathan yang melihatnya hanya tersenyum puas saja kala melihat adiknya itu marah.
"Gue dateng ke sini lagi harus udah beres! Kalau gak beres, manga-manga lo itu gue bakar pake ameterasu!" ujar Reva sambil berlalu pergi.
"Sok-sok'an pake ameterasu, nyalain kompor aja kagak bisa. Yeuu," cibir Nathan sambil mulai membereskan kamar Reva yang memang sangat berantakan itu.
=====
Pagi-pagi sekali di kediaman keluarga Syihab sudah sangat berisik oleh teriakan dan lemparan barang yang dilakukan oleh oknum Reva.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAMA [COMPLETED]
Ficção AdolescenteBagi Reva, Nathan adalah Hama. Bagi Reva, kakak angkatnya itu adalah makhluk paling meresahkan yang pernah ia temui. Dan bagi Reva, hidup tanpa Nathan adalah impian jangka panjangnya. Bagi Nathan, Reva adalah adik yang sangat menggemaskan. Saking me...