25. Lost Them.

33.4K 1.1K 207
                                    

Happy reading....

Jullian mengerang, secara perlahan mata jullian terbuka. Jullian memijat kepalanya yang terasa sangat pusing. Ia menoleh dan segera mengubah posisi tidurnya menjadi duduk saat menyadari jessie tak ada.

"Jessie!" Teriak jullian mencari dimana jessie, tapi nihil dirinya tak menemukan jessie. Jullian menghentikan langkahnya saat melihat bodyguard nya nampak ketakutan.

"Apa kalian melihat jessie," tanya jullian menatap mereka semua yang terlihat sangat ketakutan.

"Jawab!!" Teriak jullian membuat badan mereka semua, bergetar.

"Ahh rupanya tak ada yang mau menjawab pertanyaanku." Jullian berjalan ke arah nakas mengambil pistol, mengayun ayunkan pistol di tangan nya sambil berjalan kearah mereka.

Brak.... dor.... dor....

dentingan pecahan kaca dan juga tembakan terdengar sangat nyaring membuat siapa pun mendengarnya merasa ketakutan.

"Jawab!! Kemana pergi nya jessie!" Teriak jullian lagi, tak ada jawaban apapun dari mulut mereka semua, jullian menembak salah satu dari mereka hingga tewas.

"Ah, rupanya mulut kalian bisu semua, harus kah aku merobek mulut kalian!" Tegas jullian. Jullian menutup mata menahan diri tetapi tetap tak bisa.

"T-tuan, nona jessie telah dibawa pergi oleh tuan  javier." Dengan tergagap akhirnya mereka berucap, siap siap hukuman menanti mereka semua.

Saat jullian hendak menekan pelatuk. Lithon menghampiri jullian dengan wajah penuh keringat.

"Dia sudah mati." Ucap lithon tanpa basa basi, ia mengepal kuat kedua tangannya berharap jullian tak membunuh nya sekarang juga.

"Coba ucap sekali lagi, apa yang kau katakan!" Ungkap jullian berusaha menahan emosinya.

"Anakmu, anakmu sudah mati jullian." Deg bagai disambar petir tubuh jullian menegang kaku.

"Anakku? Dia sudah mati?" Tanya jullian lagi, perlahan tubuhnya jatuh kesofa, memijat kepalanya memikirkan apa yang harus ia lakukan, mencari jessie atau menghampiri anak yang ia sayang, tetapi jessie lebih penting dari apapun.

"Bagaimana bisa lithon, dia mati! Bagaimana bisa!" Jerit jullian dengan mata memerah menahan tangisannya. Shit jullian benar benar membutuhkan jessie sekarang disampingnya, jullian sungguh ingin
memeluk tubuh wanitanya.

"Ia terbunuh Jullian. Kita sudah berusaha mungkin untuk menyelamatkan nya, tetapi tuhan berkehendak lain." Lirih lithon. Lithon pun merasa sesak di dadanya selama ini lithon selalu merawat nya dengan baik ia sudah sangat menyayangi anak jullian.

"Jangan terlalu sedih jullian, setidaknya masih ada leon masih hidup." Lithon menepuk ringan bahu jullian.

"Kau tau dimana jessie?" Tanya jullian dengan lemas. Kenapa disaat dirinya kehilangan anaknya, jessie pun pergi meinggalkan dirinya, dasar javier bajingan.

"Tidak jullian, semua cctv disini telah dibajak, bahkan keamanan seluruh jalan telah rusak, semuanya telah disusun dengan baik."

Jullian menarik nafas sebanyak banyaknya, mencoba menghilangkan rasa kesal nya.

"Shit!"

"Bodoh!bodoh! Cepat cari arahkan semua pasukan untuk mengawasi rumah nya, sepertinya javier tak membawa jessie terlalu jauh, melihat cuaca tidak memungkin kan seperti ini." Ungkap jullian, ia pun pergi meninggalkan lithon.

"Fuck!" Jullian mengumpat dengan kasar, dalam hitungan detik jullian memukul dengan keras gambar dirinya dan juga javier membuat kedua lengan nya berceceran dengan darah.

POSSESSIVE BILLIONAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang