20. I'm addicted.

47.5K 1.3K 370
                                    


Javier baru saja sampai menjemput sheyrina sehabis berlibur, setelah menempuh lamanya perjalanan, Javier memakirkan mobil milik nya dihalaman rumah mewah itu.

Sheyrina sungguh tidak sabar bertemu dengan Jessie, selama ini sheyrina terus memantau hubungan Jullian, melihat keseriusan jullian yang tak seperti biasanya dalam percintaan membuat sheyrina yakin Jullian tidak main main dengan hubungan mereka.

Dengan tergesa gesa sheyrina berjalan menyusuri kamar Jullian dengan menggunakan lift.

Tok.... tok.... tok....

Suara ketukan pintu membuat tidur Jullian terusik, dia benar benar bersumpah jika Jessie bangun ia akan menghajar habis habisan orang yang mengganggu tidur nyenyak mereka, dengan langkah gontai membuka pintu kamar itu dengan mulut ingin memaki sebelum suara itu bersuara.

"Astaga jullian! Mengejutkan mom saja sih, awas minggir mom mau liat jessie." Sheyrina mendorong tubuh jullian hingga terpantul mengenai pintu membuat jullian melongo melihat mom nya yang sungguh bar bar.

"Yaampun jullian, ternyata dilihat dari deket seperti boneka banget," jerit sheyrina dengan menutup mulutnya, jullian yang melihat pun terkekeh pelan menghampiri sheyrina.

"Jullian kan memang pintar milih mom, mending sekarang mom istirahat gih pasti capek kan, jullian juga nanti malam akan pergi berlibur mom," Jullian menarik tangan sheyrina meninggalkan kamarnya takut membangunkan jessie.

"Jullian kamu bener bener yah, jangan bermain terlalu ganas seperti itu," tangan sheyrina menjewer kuping jullian hingga memerah, sheyrina tadi melihat sangat banyak sekali kissmark dileher jessie kalo bukan ulah jullian siapa lagi.

Jullian berusaha melepas jeweran dari sheyrina dikupingnya "Aw lepass mom sakit," jerit jullian memegang kupingnya.

"Yaudah deh mom mau makan dulu, dah keroncongan ni perut," tanpa bersalah sheyrina meninggalkan jullian yang menatap sheyrina dengan kesal.




🌻🌻🌻🌻


Jullian bergegas menuju walk in closet miliknya, Ia mengambil beberapa pakaian untuk nya dan juga jessie, untuk mereka gunakan selama liburan nanti selama seminggu perjalanan. Dengan telaten jullian menyusun semua keperluan jessie, memasukan baju kedalam koper besar, setelah semuanya beres Jullian berjalan menghampiri jessie.

Jullian memegang tubuh jessie yang tak tertutup apapun, selimut yang tadi ia tutupi nampak merosot kebawah, Jullian menatap payudara jessie yang semakin membesar, meletakan kedua tangannya dipayudara jessie meremas remasnya dengan gemas. Kedua jarinya dengan lihai memelintir puting jessie, lidah jullian bergerak menjilat puting jessie yang mengeras dengan sesekali menggigitnya dengan gemas.

"Plopp." Jullian melepaskan hisapannya diputing jessie.

"Kenapa tidak juga keluar asi ya." Jullian menatap kedua puting jessie, memelintirnya dengan lembut sesekali meremas payudara jessie, ah jullian sungguh kecanduan dengan kedua gundukan besar jessie.

jullian beralih mengangkat tubuh jessie kepelukannya, melilitkan selimut ketubuh jessie dengan erat agar tidak melorot, menggendong dengan hati hati agar tak membangunkan jessie.

Jullian menyerahkan koper yang ia bawa kepada Lithon, disana terlihat banyak pengawal berbaris rapi menunggu mereka.

Dengan perlahan jullian memasuki private jet, Jullian meletakan jessie dikursi besar dengan pelan tanpa membangunkan jessie, Jullian bergegas mengambil laptopnya yang diberikan Lithon untuk menyelesaikan beberapa berkasnya.

Jullian memanggil pramugari untuk menyiapkan mereka hidangan makanan, pasti jessie sangat lapar saat dia bangun nanti, dirinya tak mau membuat jessie sakit gara gara tak makan.

Setelah menunggu lama, pekerjaan miliknya pun hampir selesai, suara pramugari membuat jullian menolehkan kepalanya.

"Permisi tuan, ini makanannya."

4 orang pramugari itu langsung menyajikan banyak makanan di hadapan jullian, jullian bergerak melihat wanitanya yang masih nyenyak didalam selimut, dengan hati hati jullian mengangkat jessie kedalam pangkuan nya.

"Sayang bangun dulu." Jullian mencium seluruh permukaan jessie, merasa terusik pun jessie mengerjap ngerjapkan mata menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam netranya.

Jessie menatap kesekeliling dengan bingung, matanya teralih menatap jullian

"Jullian kita akan kemana." Jessie mengerutkan keningnya dengan bingung.

"Tentu saja kita akan berlibur sayang," bukan hanya itu ada alasan Jullian membawa Jessie pergi, dirinya sungguh tak mau Javier mengganggu mereka.

Jessie semakin menyandarkan kepalanya di dada Jullian, tangan Jullian beralih mengambil makan yang ada diatas meja, menyuapi jessie yang nampak enggan makan.

"Sayang makan dulu ya, perutmu akan sakit jika kamu tak makan." Jullian berusaha menyuapi Jessie yang diterima dengan males oleh Jessie, tak lupa juga jullian menyuapi dirinya sendiri.

Jessie menghabiskan semua makan itu, Jullian kaget bukannya tadi jessie menolak untuk makan, tapi sekarang malah habis tak tersisa.

"Jullian kepalaku sungguh pusing." Jessie beralih memegang mulutnya seperti ingin muntah.

Jullian pikir pasti jessie mengalami jet lag, Jullian menarik kepala jessie untuk bersandar kedadanya, tangan kirinya memeluk pinggang jessie dengan kuat agar tak jatuh, sedangkan tangan kanannya untuk memijat kepala jessie, membuat jessie kembali tertidur pulas dipangkuan jullian.

Pemberitahuan pesawat akan segera mendarat membuat jullian merasa lega, jessie nya harus segera istirahat dirinya tak mau jessie sakit diacara liburan mereka.

"Tuan, mohon pasang sabuk pengaman anda, sebentar lagi pesawat akan landing," ucap seorang pramugari dengan sopan dan yang lainnya membawa piring kotor yang tak tersisa lagi makanan.



🌻🌻🌻🌻


"Sampai kapan kau terus terusan seperti ini," wanita itu berucap dengan kesal memeluk tubuh pria itu dengan erat.

"Pergilah, sungguh memuakan melihat mukamu dipagi hari seperti ini," mendorong tubuh wanita itu menjauh.

Wanita itu menginjak lantai dengan kesal. "kau benar benar yah, mending kau lupakan saja jalang itu dia sudah bahagia dengan kekasih baru nya."

"Cih, tidak mungkin dia secepat itu melupakanku," tangannya beralih menghisap cerutu kedalam mulutnya.

"Pria bodoh, jadi apa yang akan kau lakukan untuk mendapatkan dia kembali." Atshania berjalan mendekati jordan melipat kedua tangannya didepan dada.

"Lagi pula dengan cara apapun aku pikir sangat susah untuk kau mendapatkannya kembali Jordan, kau sendiri tau bukan seperti apa Jullian."

Jordan tak menjawab pertanyaan atshania ia hanya tersenyum licik menatap atshania, diotaknya sudah banyak rencana yang akan ia lakukan, tunggu saja.





-
-
-
-

Ga jelas banget kan yah part ini? Kesel bnget tiba tiba draf yang ini hilang jadi bikin ulang deh:( untung aja masih ingat alurnya🥺

Btw buat kalian yang mau ngasih saran atau mau ngasih masukan for next chapter boleh ko kasih saran🌚

Vote 300 comment 300 aku bakalan double Up 🙈🔞 kutunggu notif spam kalian:)

Babayyy;)

POSSESSIVE BILLIONAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang