29

952 43 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK TOMBOL VOTE!

Happy reading!😉🤗

🐌🐌🐌

Ngomong - ngomong Isabel jadi teringat Nindi dan Clara saat membahas masalah sahabat. Walaupun mereka tidak setulus Kristal, tidak se asik Kristal, tidak sebaik Kristal, tidak sepercaya Kristal terhadap nya, mereka tetap sahabat nya. Walaupun ia masih merasa kecewa kepada mereka karena tidak mempercayainya

"Kris" panggil Isabel sambil melepaskan pelukannya

"Makasih untuk semuanya ya, makasih karena udah dukung aku buat bangkit, makasih udah dukung aku buat move on walaupun gagal karena ia hadir kembali, makasih karena udah dukung aku untuk mewujudkan impianku, makasih udah dukung aku selama aku disini, makasih udah sabar ngajarin aku bahasa berbagai negara, makasih udah mau jadi sahabat aku melebihi saudara aku, makasih udah nasehatin aku yang keras kepala ini, makasih karena selalu nemenin aku, makasih udah ngertiin aku, makasih udah jagain aku, makasih udah bimbing aku selama aku di sini, makasih buat aku melupakan segala masalah yang menimpaku, makasih buat aku bisa berdamai dengan masa lalu, makasih karena selalu percaya sama aku apapun yang terjadi, makasih karena kamu aku menjadi perempuan yang berguna, dan makasih karena kamu aku jadi sukses seperti ini. Tanpa kamu aku ga mungkin berdiri di sini dengan seulas senyum  sampai saat ini. kamu adalah sahabat aku yang paling terbaik, walaupun kita kenal dan bersama hanya 6 tahun. Tapi, jujur aku merasa nyaman selama sahabatan sama kamu. Dan aku percaya sama kamu" kata Isabel dengan derai air mata

Kristal tidak bisa menahan isak tangisnya saat ini

"Aku juga terima kasih sama kamu Isabel, kamu banyak menolongku. Dan juga Albert, kamu adalah wanita yang tangguh dan kuat yang aku kagumi setelah mama dan kakak ku hiks" kata Kristal sambil menangis

"Aduh!" Seru kristal sambil meringis, membuat Isabel gelagapan. Ia khawatir saat ini

"Kenapa?! Kita duduk di sofa ayo!" Kata Isabel sambil menuntun Kristal agar duduk di sofa

"Kamu ga papa?" Tanya Isabel khawatir, terlihat dari matanya dan ekspresi wajahnya. Tapi, hal itu malah mengundang tawa Kristal

"Kamu bohongin aku? Kamu bercanda? Wah ga bener kamu" tanya beruntun Isabel

Dengan cepat Kristal menghentikan tawanya, karena perutnya kembali merasakan nyeri

"Ssss" ringis Kristal

"Kamu lagi bohong kan?" Hardik Isabel

"Aku ga bohong Isabellllll!" Kata Kristal kesal

Isabel yang melihat wajah kesal Kristal pun tau bahwa sahabat nya itu tidak lagi bercanda

"Jadi perut kamu beneran sakit? Kamu mau lahiran?" Tanya Isabel kembali khawatir

"Ya beneranlah, aku ga lagi mau lahiran masih seminggu lagi" jawab Kristal

"Trus? Kok sakit?" Tanya Isabel lagi, kali ini wajahnya menampilkan ekspresi bingung

"Udah biasa kok, baby nya suka nendang - nendang perut mami nya" jawab Kristal sambil mengelus perut buncit nya dengan lembut, penuh kasih sayang

"Mami?" Tanya Isabel, ia agak risih gimana gitu waktu dengar panggilan mami ke anak Kristal

"Iya mami, nanti kalau baby udah keluar dia harus manggil aku dengan sebutan mami dan manggil my husband dengan sebutan papi. Bagus kan?" Tanya Kristal dengan wajah berbinarnya

Stay! [END] 'tahap revisi'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang