Chapter 4. Cafe

397 54 3
                                    

Kalo emang ga suka sama ceritanya, gausah di baca sekalian. Dari pada jadi siders bikin sakit hati penulis tau!
Sesusah itu ya menghargai karya orang?😒
---

Udara malam di Seoul sangat dingin mengingat sekarang musim salju membuat siapa pun malas untuk keluar rumah. Berbeda dengan irene yang kini tengah bekerja di kafe tak peduli sedingin apa pun udara malam ia akan tetap bekerja.

"Irene-ah nanti kau bisa pulang lebih awal karena salju semakin lebat" ucap atasan Irene di kafe tersebut.

"ah ne.. gomawo oppa" balas Irene pada pria pemilik kafe tersebut. Pemilik kafe memperbolehkan karyawannya untuk memanggilnya oppa dan hyung, dengan begitu mereka menjadi akrab.

Irene pun melanjutkan kerjanya hingga telpon nya berdering, " yeoboseyo?" ucap Irene pada seseoranng di seberang sana.

"Irene-ah kau sedang apa?" ucap seorang wanita di seberang sana.

" wendy-ah mianhae sekarang aku tengah bekerja, apa ada hal penting?" tanya Irene memastikan pasalnya kafe lumayan ramai malam ini.

"aah.. tidak ada, baiklah nanti ku telpon lagi annyeong" kemudian sambungan pun terputus dan Irene melanjutkan pekerjaannya lagi hingga karyawan lain menghampirinya.

"Irene-ah, antarkan ini ke meja nomer 6"

"ah nee.." lalu Irene pun mengantar kan pesanan ke meja tersebut.

" permisi, pesanan anda tuan" ucap Irene pada pengunjung yang berada di meja nomer 6 tersebut.

Sedang pria yang memesan itu lantas menoleh saat mendengar suara yang sangat ia kenal dan betapa terkejutnya ia saat melihat Irene di hadapannya. Begitu juga dengan Irene yang terkejut saat mendapati pria di hadapannya adalah Oh Sehun. Keduanya pun diam membatu saling memandang beberapa saat.

"kau.. apa yang kau lakukan disini?" tanya Sehun tiba-tiba membuat Irene mengalihkan tatapannya.

"menurutmu? Tentu saja bekerja." Jawab Irene pendek. Sehun pun tidak puas dengan jawaban Irene, ia masih melontarkan beberapa pertanyaan.

" bagaimana bisa.. kau kan sudah bekerja di hotelku."

" tidak ada larang yang mengatakan bahwa karyawan Oh Hara Hotel di larang bekerja part time. Jadi aku permisi" setelah mengucapkan itu Irene lantas membalikkan badan untuk pergi dari sana, namun tiba-tiba tangannya di tarik keluar cafe oleh Oh Sehun. Irene yang menyadari itu pun lantas memberontak untuk dilepaskan.

"apa yang kau lakukan!" teriak Irene kesal. Pasalnya ia di tarik keluar cafe dengan udara yang begitu dingin tanpa memakai coat.

" jawab pertanyaan ku. Kenapa kau bekerja part time!"

"lalu apa urusanmu!"

" Bae Irene !" bentak Sehun yang sudah sangat kesal.

Irene yang mendapat bentakan dari Sehun pun terkejut. ia tidak bisa di bentak orang karena itu akan membuatnya menangis, "wae?! Kenapa kau ingin tau?! Kau bukan siapa-siapa!" balas Irene yang juga membentak menahan tangisnya yang ingin keluar. Ia benar-benar menjadi lemah jika dihadapkan dengan pria ini.

Sehun bisa melihat sorot mata gadis di depannya ini yang seperti menahan amarah, " tentu saja aku harus tahu. Aku atasan mu. Dan aku tidak ingin hotelku hancur cuma karena memiliki karyawan sepertimu yang bekerja part time dan melalaikan pekerjaan di hotel!"

Irene yang mendengar itu pun hati nya sakit, ia mencoba untuk tenang, " tenang saja, aku masih mempriotaskan kerja di hotel. Dan aku tidak sebodoh itu untuk melalaikan pekerjaanku di hotel." Ucap Irene final dan segera masuk kedalam cafe meninggalkan Sehun yang masih di luar. Hatinya begitu sakit mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Sehun, ia lantas masuk ke dapur menumpahkan air matanya yang tak bisa di bendung lagi.

Sementara Sehun yang baru menyadari kelakuannya pun hanya bisa mengusap wajahnya kasar. Jujur saja Sehun tidak tau kenapa ia melakukan hal itu, tapi saat melihat Irene bekerja part time setelah bekerja di hotel dengan udara yang sedingin ini membuat emosinya menyala.

" sial" umpat Sehun, lantas masuk kembali ke cafe untuk mengambil kopinya dan pergi dari sana.

-

"selamat pagi Irene-ah" sapa Seulgi dan mendudukkan dirinya di kursi kerjanya samping Irene. Seulgi yang merasa heran karena tak mendapati Irene membalas sapaan nya pun memanggil Irene sekali lagi.

" Irene-ah" panggil Seulgi tapi masih tak mendapatkan jawaban, " Bae Irene " panggil Seulgi, kali ni cukup keras.

Irene yang merasa di panggil pun menolehkan kepalanya pada Seulgi dan betapa terkejutnya Seulgi mendapati mata sembab Irene.

" kau.. ada apa dengan mu? Kau habis menangis semalam?" tanya Seulgi khawatir akan keadaan Irene yang di rasa sedang tidak baik-baik saja.

" Aniyo.. aku hanya kelelahan" ucap Irene lemah.

" kau tidak bisa berbohong pada ku, Rene.."

Irene yang menyadari bahwa ia memang tidak bisa berbohong pun hanya menghela napas berat, " aku belum siap untuk menceritakannya"

Seulgi pun mengangguk mengerti dan menepuk pundak Irene, " ingat, kau bisa menceritakan masalahmu padaku. Jangan di pendam sendiri."

Mendengar ucapan Seulgi pun Irene hanya bisa tersenyum mengangguk.

Setelah pertemuannya dengan Sehun di cafe Irene tidak bisa tidur, ia menangis semalaman. Saat melihat Sehun ia akan mengingat masa lalunya dan berakhir dengan tangisan meskipun ia sangat membenci pria itu.

Irene benar-benar kesal karena ia tidak bisa fokus pada pekerjaanya kali ini hingga seseorang menghampiriya.

"wah, sepertinya Irene-ssi sedang kacau" ucap gadis dengan pakaian yang terbilang sexy untuk di gunakan di tempat kerja.

Irene yang mendengar gadis ular tak lain tak bukan adalah Jenny yang sedang berdiri di samping meja nya pun hanya mendengus sebal.

"aku tidak punya waktu untuk berbicara denganmu." Ucap Irene sembari melanjutkan pekerjaan nya.

" aah.. sepertinya kau terlalu memikirkan proposal dan laporanmu yang murahan itu." Ucap Jenny mengejek Irene, " menyerahlah, karena kau pasti akan kalah." Lanjut Jenny dengan seringaian di bibirnya.

Irene yang sudah terbiasa dengan mulut berbisah Jenny pun menanggapinya dengan tenang, " cih, uruslah punya mu sendiri. Aku bahkan tak yakin kau bisa menyelesaikannya, mengingat kemampuanmu..."

Belum selesai Irene dengan ucapannya Jenny sudah menggebrak mejanya, " liat saja nanti. Akan ku pastikan aku yang akan mendapatkan promosi itu." Kecam Jenny pada Irene lalu pergi dari sana.

Irene yang mendapatkan kecaman Jenny pun hanya tertawah remeh mengingat kemampuan gadis ular itu tidak ada apa-apanya dibanding dirinya.

Sementara Jenny yang sudah berjalan menjauh dari meja Irene pun mendesis kesal, " lihat saja aku akan membuatmu malu." Dengan seringaian liciknya.

-

Hallo.. sebelumnya makasih semua yang udh ngevote sama komen..

Aku bener-bener merasa ceritaku sangat di hargai mengingat aku masih pemula dalam penulisan cerita kek gini huhu..

Sepertinya aku akan fokus pada star blossom dulu, karena belum ada ide untuk ngelanjutin Je t'aime dan Flower. Tapi aku bakal lanjut chapternya kalo udh dapet ide, so kalian bisa keep dulu dua cerita itu di perpustakaan. 

Star Blossom (Completed) (on revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang