18. Tears

448 45 6
                                    

yok di play dulu tu ost diatas wkwkwk

--

"Kau... kau benar-benar pria brengsek yang pernah ada! Kau meninggalkan Irene yang tengah hamil anakmu tepat saat orang tua nya meninggal"

"Kau tahu—betapa tersiksanya Irene waktu itu? dia mengandung, orang tuanya tiada dan kau pergi meninggalkan nya begitu saja..."

"Dia sepeti mayat hidup, dia depresi.. dia keguguran.."

"Dia bahkan berniat mengakhiri hidupnya.."

"Dengar, menjauhlah dari irene! Aku tak akan segan membunuhmu jika kau membuat irene terluka lagi!"

---

Kata-kata itu terus berkecamuk dalam benak Oh Sehun dan kini Sehun telah sampai di apartemen Irene, ia segera berlari memasuki lift yang akan membawanya ke lantai tempat Irene tinggal. Ia langsung menuju ke kediaman Irene setelah mengetahui kenyataan dari mulut Wendy, ia harus memastikan semuanya dari mulut Irene. Itu pasti tidak benar, semua yang dikatakan Wendy pasti tidak benar.

Ting

Pintu lift terbuka

Sehun segera keluar dan berjalan tergesa-gesa menuju apartemen Irene yang berada di ujung. Langkah Sehun terhenti saat di lihatnya Irene tengah berjalan ke arahnya dengan plastik yang berada di genggamannya.

"Sehun" langkah Irene terhenti saat melihat Sehun di hadapan nya dengan pakaian yang berantakan dan wajah babak belur.

Irene mendekat dan mengulurkan tangan nya pada wajah Sehun, "Ada apa dengan mu?" ucapnya lirih sembari menatap wajah lebam Sehun. Irene menatap kedua mata Sehun yang sedang menatapnya dengan tatapan entah... seolah semua emosi bercampur dalam mata Sehun.

"Kenapa menangis?" ucapnya saat melihat air mata jatuh di pipi Sehun.

"Apa benar.. k-kau.." suara Sehun tercekat saat menatap kedua mata Irene, "K-Kau hamil saat itu?"

Deg

Irene mematung dengan apa yang baru saja di ucapkan Sehun. Tangan nya seketika turun dari pipi Sehun dan kakinya perlahan melangkah mundur. Ia masih tak bisa mencerna dengan apa yang baru saja di dengarnya. Apa Sehun tadi bilang hamil?

Seketika dada Sehun terasa seperti di hantam tombak, sangat sesak saat melihat reaksi Irene. Hanya dari melihat wajah Irene sekarang ia sudah mendapatkan jawaban nya.

"Apa itu benar? Wae.. tidak memberitahuku?"

Tanpa disadari air mata itu turun begitu saja dari kedua manusia berlainan gender itu. Irene tidak tahu harus bagaimana, ia terlalu terkejut saat ini. Sehun perlahan berjalan mendekati Irene yang masih berjalan mundur.

"Irene-ah" seketika Irene menghentikan langkahnya dan menatap Sehun. Sekarang Irene tersadar, rahasia yang selama ini ia simpan rapat-rapat dan luka lamanya itu sudah terbongkar, Sehun sudah mengetahuinya.

"K-Kau.. bagaimana bisa.." cicit Irene, Ia tercekat tak sanggup melanjutkan ucapan nya.

"Wae.. tak memberitahuku?" lirih Sehun sembari berdiri linglung menatap Irene.

Irene terus menggeleng dan melangkah menjauh, "Aniya.. Aniyaa.." gumamnya terus menerus sembari memukul kepalanya, "Aniya.. aku tak membunuhnya... Ani.. aku membunuh nya.. aku membunuh anak ku" kejadian kelam itu kembali menyerang ingatan Irene. Rasa bersalah itu kembali menggerogoti hatinya. Sehun yang melihat itu melangkah mendekati Irene dan mencengkal pergelangan tangan nya ketika Irene berbalik dan melangkah menjauh.

Star Blossom (Completed) (on revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang