02 - Peluk Cium Mwah

18.1K 867 109
                                    

Happy reading.

˚˙˚

"Gimana semalem?"

"Masih sama. Dika nya nolak terus," keluh Ghea mengaduk jus mangga yang ia pesan dengan sedih.

Puput menatap Ghea iba. "Yang sabar, ya," ujarnya menepuk pundak temannya memberi semangat.

"Nanti juga Si Dika pasti minta sendiri. Gue yakin itu," imbuh Puput setelahnya.

"Tapi kapan?" tanya Ghea risau. "Gue cuma takut Dika nggak mau punya bayi dari gue karena punya cewek baru, Put."

"Astaga, Ghe! Dika nggak sampe segitunya kali!" seloroh Puput membela. "Ya, walaupun dia emang alumni cowok playboy yang rangking nya dibawah ... Bagas," bisik Puput diakhir kalimatnya.

"Tapi mana mungkin dia berani selingkuh-in lo!
Ghea menghembuskan napasnya kasar. Menumpu dagu dengan tangan kanannya, Ghea terdiam beberapa detik sebelum akhirnya berkata, "Terus, kalau Dika nggak selingkuh, dia kenapa masih nunda punya bayi?"

"Kalau faktor pertama, lo pernah bilang kan, kalo Dika itu masih pengen fokus sama karirnya. Jadinya dia nggak mau punya dulu," papar Puput menerka-nerka.

"Apa jangan-jangan, ada faktor kedua yang buat Dika terus ngulur waktu?" tebak Puput menyorot Ghea serius.

"Dika beneran selingkuh?!" sela Ghea heboh setengah berteriak.

Puput melotot. Ia melirik sekilas. Dan benar saja, para pengunjung Kafe memusatkan perhatian pada keduanya. Puput mesem-mesem sebelum kembali memandang sahabatnya itu.

"Jangan berisik, Ghe!" bisik Puput penuh penekanan.

Ghea membekap mulutnya sendiri, setelahnya memberi arahan agar Puput melanjutkan kalimatnya.

"Bukan, bukan selingkuh! Tapi mungkin aja Dika kena guna-guna," ujar wanita itu memelankan suaranya.

Ghea mengerjapkan matanya polos. "Guna-guna?" beonya sama sekali tak paham maksud dari sahabatnya.

˚˙˚

Gadis dengan kaus kaki biru bermotif bunga dan piyama panjang yang senada dengan kaus kakinya tersebut nampak terbaring dengan posisi tengkurap di ranjang sambil berselancar di jejaring sosial media.

"Dika kok belum pulang, sih?" Ghea bergumam. Dirinya mendudukan diri seraya menatap layar ponsel yang menunjukkan pukul 10 malam. Biasanya, jika hari telah menjelang sore, Dika sudah ada di rumah. Namun, tadi suaminya itu mengirim pesan kalau dirinya tidak bisa pulang cepat karena ada acara dadakan di kantornya. Tapi hingga kini, batang hidung Dika tidak juga muncul membuat Ghea khawatir.

Ghea beranjak dari tempat tidur menuju jendela kamar. Disingkapnya tirai yang ada, menampilkan gelapnya malam dibaluti suasana yang sangat begitu dingin.

"Padahal ini udah malem," ujarnya risau.

Kalaupun berniat tidur, Ghea tidak bisa. Harus ada pelukan Dika dulu. Jangan lupakan kedua pipinya yang wajib Dika cicipi. Jika sampai dua hal tadi tidak terpenuhi, Ghea mampu membuka mata hingga menjelang pagi.

Ting!

Suara notifikasi ponsel membuyarkan lamunan Ghea. Gadis itu berlari kecil untuk mengambil handphone-nya. Pesan dari orang yang dirinya tunggu terpampang nyata di atas layar.

suami gw!
| ghe kok masih on?
| belum tidur?
| tidur duluan aja ghe
| gw pulang agak larut
| awas aja nanti gue pulang lo belum tutup mata!
22.09

Dighe | 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang