Happy Reading
°•°
"Dika, pelan-pelan. Ah, sakit, Dikaa. " Ghea melenguh merasakan kesakitan yang teramat sangat pada area bawah.
Seakan tuli dengan rintihan istrinya, Dika menyeringai seraya menuntun tangan Ghea agar berpegangan pada bahunya.
"Tahan. Bentar lagi selesai, Ghe. "
"T-tapih ini s-sakit---DIKAAA!" Ghea berteriak kencang. Mencengkram lengan suaminya dengan napas memburu. Sial! Ghea hanya minta diurut saja, tapi Dika malah seperti hendak mematahkan kakinya.
Tadi, pada saat memakai high heels, keseimbangan Ghea berjalan tidak stabil mengakibatkan diri nya jatuh hingga membuat kakinya terkilir. Dika sudah beberapa kali mengingatkan untuk memakai sandal. Namun, Ghea tetap kukuh pada pendirian nya untuk memakai sepatu hak tinggi ke acara reuni sekolah agar terlihat gaul.
Nasi sudah menjadi bubur, acara tersebut Dika batalkan saja. Walaupun Ghea sebenarnya ingin tetap datang, akan tetapi dengan keadaan kaki Ghea yang seperti ini, larangan darinya harus dipatuhi. Ghea tak boleh pergi.
"Siapa suruh nggak nurutin omongan gue, hm?" sindir Dika menegakkan tubuhnya. Menatap sang istri yang cemberut sambil mengelus-ngelus kaki kirinya.
"Kan biar stylish, Dika. Lagian banyak juga yang mau pake sepatu hak tinggi, " balas Ghea membela diri.
"Kalau nggak bisa pakenya, nggak usah. Jadi apa adanya aja. Jangan kepanasan, " cibirnya menjatuhkan bokong ke tepi sofa.
"Terus sekarang gimana?" tanya Ghea menunduk.
"Apanya yang gimana?"
Mendongak, memandang suaminya yang memasang raut datar. Ghea memilin jarinya frustasi.
"Nggak jadi jalan-jalan?" cicit Ghea takut-takut Dika marah.
"Mau kemana emang?"
"Ya kemana aja, terserah. Dika, kan janjinya mau fulltime bareng Ghea, " terang Ghea menggembungkan pipi. Ini hari minggu. Semalam, Dika berjanji akan mengajaknya pergi liburan usai mendatangi kegiatan reuni. Namun, dikarenakan acara tersebut tak jadi disambangi, maka liburan harus tetap terlaksana.
Dika diam sejenak. Menghembuskan napas panjang. Cowok itu mengangguki permintaan Ghea membuat sang istri berseru senang karenanya.
"Serius?!"
"Iya. Sekarang, sana ganti baju dulu. Gue tunggu di luar, " titah Dika beranjak berdiri.
"Eh, kok gitu? Kaki Ghea kan sakit, nggak bisa jalan, Dika," rengek Ghea mencebikan bibir.
"Terus?" tanya Dika mengangkat satu alisnya.
"Gendong," pintanya berbinar penuh harap dengan kedua tangan merentang.
Dika geleng-geleng kepala. Kendati demikian, dirinya lantas mengabulkan apa yang gadisnya inginkan.
°•°
"Dika, nanti mampir dulu ke Mang Jojo, ya?""Ghea mau beli arumanis."
"Beli lima boleh nggak?"
Dengan posisi digendong Dika di belakang, Ghea terus mengoceh tanpa henti membuat perjalanan keduanya menuju taman terasa tak sepi berkat mulut tanpa rem milik istrinya.
Agak malu memang. Sepanjang jalan banyak yang memperhatikan keduanya. Niatnya sih ingin pakai motor, tapi Ghea menolak dengan alasan jalan lebih sehat. Namun, endingnya yang sehat Dika doang. Ghea nya mah nggak.
"Satu aja, " ujar Dika ngos-ngosan. Menghentikan langkah untuk menarik napas panjang.
"Ih, Ghea mau lima!"
"Satu aja, Ghe," bujuk Dika melanjutkan langkahnya.
"Lima!"
"Satu."
"Lima!"
"Dua plus cium, gimana?" decak Dika membuat Ghea mengerjab pelan.
Apa katanya tadi? Cium?!
Hening beberapa detik. Sebelum akhirnya rahang gadis itu kembali terbuka.
"Y-ya ... T-terserah, deh!" ketusnya memalingkan pandangan---berpura-pura pasrah. Padahal dalam hati sedang bersorak menang.
°•°
Latar belakang pemandangan kota berubah jingga. Matahari mulai surut untuk pulang menuju asalnya berada. Dua insan yang sudah sedari tadi menghabiskan waktu mengelilingi taman dan tak lupa membeli jajanan, kini tengah asyik menikmati suasana sore hari dengan menyantap kapas yang terbuat dari gula seraya memandangi hamparan sungai dengan duduk lesehan di rerumputan hijau.
"Kali-kali mainnya ke pantai, ya? Ghea pengen liat ombak," ujar Ghea bersuara.
Dika yang tak luput mengawasi gerak-gerik sang istri mengerutkan dahi lalu bertanya, "Tumben ada niatan pengen liburan jauh. Biasanya, kan 'Jangan jauh-jauh. Mahal, Dika!'" ledek Dika menirukan suara istrinya kalau lagi ngomel kemudian tertawa mengejek.
"Siapa juga yang bilang mau liburan jauh? Ghea cuma pengen ke pantai, ih!"
"Oh, yang di daerah rumah Eyang?" tebak Dika manggut-manggut paham.
"Bukan!" Dahi Dika kembali berkerut.
"Terus, mau di mana?"
"Bali, " cicit Ghea cengengesan.
Itu bukan cuma jauh, tapi ngeluarin bajet banyak, Markonah! Dika mengelus dadanya harap-harap bisa meredamkan keinginan untuk menenggelamkan istrinya ke sungai.
"Ngapain ke Bali, Ghe?" Pertanyaan bodoh macam apa ini?
"Ya liat ombak, lah!" ujar Ghea ketus.
"Di daerah deket Eyang juga ada, Ghe. Cuti nanti, gue bawa lo ke sana. Kita liburan seminggu."
"Nggak mau! Pengen ke Bali!" kukuh Ghea melipat tangan cemberut.
"Nggak, nggak ada Bali-Bali," tolak Dika lagi.
Bibir Ghea semakin maju. "Dika jahat! Lagian kan kita bisa liburan sambil hanimuuun!" rengeknya mengguncang lengan sang suami.
"Hanimun?" beo Dika tersedak. "Kita kan udah pernah hanimun, Ghe. Ngapain hanimun lagi?"
"Tapi yang waktu itu, Dika langsung bobo!" protes Ghea mengingat kembali di mana suaminya malam itu mendahuluinya tidur dengan alasan lelah berdiri di pelaminan waktu kegiatan salam-salaman.
"Kalau soal itu di rumah juga bisa," kata Dika santai, mengalihkan netra untuk menyorot ke arah depan.
"Kapan?"
"Minggu depan," jawab Dika begitu enteng.
"Di rumah?" Dika berdeham mengiyakan.
"Ih, lebih bagus kita ke Bali. Biar sambil liat ombak sama Sun---"
Ting!
Kalimat Ghea tertelan kembali. Mendengar bunyi notifikasi tersebut, segera ia merogoh ponselnya pada tas selempang mini yang ia taruh di pangkuannya.
Hening.
Ghea menatap layar ponsel tanpa berkedip. Sementara Dika yang menyadari istrinya berhenti mengoceh menoleh heran.
"Kenapa?" tanya Dika bergerak menghadap Ghea.
Mendongak, Ghea menyorot Dika khawatir.
"Kita harus pulang."
°•°
KAMU SEDANG MEMBACA
Dighe | 18+
ChickLitYoung Adult Romance 18+ ∆ *** "Kapan punya anak?" Tidak ada hal lain yang mereka tanyakan jika bertemu Dika dan juga Ghea. Tiga kata itu sepertinya sudah melekat kuat untuk dua insan yang sudah satu tahun menikah, namun belum juga ingin punya keturu...