04 - Malam Minggu Ini

9.9K 648 129
                                    

Selamat membaca:3

˚˙˚

Minggu merupakan hari di mana kesenangan Ghea bertambah duka kali lipat. Dika yang libur bekerja membuatnya bebas sesuka hati bermanja-manja dengan suaminya.

Seperti sekarang, gadis mungil itu tengah bergelayut manja. Ghea menempel bak Koala dengan kedua kaki yang melingkari perut suaminya. Sedangkan kepalanya bersandar di ceruk leher sang suami.

"Ghe, turun dulu, ya?" bujuk Dika merasa kewalahan jika harus memasak, sementara Ghea dalam gendongannya tertidur pulas.

Ghea menggeleng pelan. "Nggak mau," gumamnya serak.

"Abis masak nanti gue gendong lagi," pinta Dika kembali membujuk sang istri.

Gadis itu beralih menatap Dika sayu. "Janji?" tanyanya menjulurkan kelingkingnya. Dika mengangguk segera, menautkan kelingking keduanya lalu berkata, "Iya, janji!"

Ghea tersenyum. Dika membawanya mendekat ke meja makan lantas mendudukan Ghea di sana.

"Diem di sini. Liatin gue aja, oke?" Ghea manggut-manggut membuat Dika spontan menepuk puncak kepalanya pelan.

Berlanjut ke kegiatan memasak, Dika dengan celemek motif bunga-bunga itu fokus memasukan bumbu pada sup yang kini dimasaknya.

Ghea yang menurut. Setia menunggu duduk di kursi. Sesekali iris cokelatnya ia kucek bertujuan menormalkan pandangannya yang masih memburam.

˚˙˚

Selesai makan, rencananya Ghea dan Dika akan pergi mall, tapi dikarenakan cuaca di luar sedang turun hujan. Dika memutuskan untuk pergi lain waktu. Dan sekarang memilih bermalas-malasan di sofa sambil menonton televisi.

Namun, sepertinya hanya Dika yang senang dengan acara yang ditontonnya. Ghea, gadis itu lebih banyak bergerak tak nyaman.

"Dika?"

"Hm."

"Di luar hujan," ujar Ghea lirih.

"Terus?"

"Dingin," gumamnya pelan.

Dika hanya memandang mata penuh harap sang istri dengan datar. Dengan sengaja dirinya tak menghiraukannya sama sekali dan kembali fokus pada tontonannya.

Melihat Dika begitu tak peka. Ghea beranjak mendekati Dika lantas duduk di atas pangkuan suaminya itu membuat Dika sangat terkejut akan tindakan sang istri.

"Ish, lama!" gerutu Ghea mengalungi leher Dika dengan tangannya.

Kini TV yang menyala tergantikan oleh paras cantik nan manis sang istri, memasang raut cemberut.

"Suami nggak peka!" cibir Ghea tepat di wajah Dika.

Dika terkekeh.

"Tapi lo sayang, kan?" goda Dika menyimpan remote TV lalu beralih menarik pinggang sang istri agar lebih dekat dengan tubuhnya.

Mengulum senyum. Ghea mengangguk malu didominasi gugup. Jarang-jarang Dika agresif seperti ini. Dan hal barusan mampu menciptakan semburat merah hadir pada pipinya.

"Lo itu manja, cerewet, sama aneh, tapi sialnya gue sayang banget sama lo, Ghe," kata Dika menatap istrinya dalam.

"Dika itu jutek sama nyebelin, tapi sayangnya cowok ganteng ini udah bikin Ghea nggak bisa jauh-jauh. Bawaannya pengen nempel terus," balas Ghea tak mau kalah.

Dighe | 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang