Dia mengajakku?

243 38 7
                                    

*Remus POV*

"Profesor Lupin, ramalan ini mengarah pada pejuang Hogwarts. Harry tidak mungkin menjadi sasaran ramalan itu, karena dialah yang akan memimpin perang nanti. Ramalan ini mengarah pada Mr. Diggory, profesor." Prof. Dumbledore memberi penjelasan.

"Ashley tidak boleh tahu akan hal ini."

*POV off*

Saat perjalanan menuju ke common room, Cedric menarikku keluar dari kastil.

"Cedric! Ada apa ini?!" Kataku yang diseretnya keluar.

"Sudah ikut saja." Ucap Cedric. Cedric menarikku menuju whomping willow.

"Cedric, kenapa ini?" Tanyaku yang masih bingung.

"Aku mau bertanya sesuatu." Wajahnya serius. "Will you go to the ball with me?"

Aku terpaku. Ternyata yang dikatakan Harry dan Ron benar. Dia ingin mengajakku ke pesta dansa.

"Jadi?"

"I-iya aku mau."

"Woohoo!" Cedric berteriak.

"Kenapa Ced? Kok berteriak begitu?" Kataku sambil tersenyum karena teriakannya sangat lucu.

"Harry bilang sangat sulit dan bahkan hampir mustahil untuk mendapatkanmu. Ternyata aku berhasil. Yeay!" Sungguh selebrasi yang sangat tidak penting. "Oh ya, besok kau datang duluan saja ya, aku menyusul."

"Kenapa menyusul? Jangan-jangan kau mau mengerjaiku sehingga aku datang ke ball sendirian, hanya menonton pasangan-pasangan lain yang berdansa!" Kataku.

"Ashley, kau lupa? Aku kan harus berdansa pertama. Aku kan pejuang triwizard, Ash." Ucap Cedric mengingatkanku.

"Ya, soal itu. Ada yang harus kukatakan. Tadi aku ke kantor Profesor Lupin dan Profesor Dumbledore berbicara soal ramalan Profesor Trelawney. Ramalannya membahas tentang seorang pejuang triwizard akan terbunuh. Bukan karena tugasnya, melainkan karena pelahap maut yang membunuhnya. Aku takut Ced. Aku takut ramalannya mengarah padamu."

Cedric terdiam setelah mendengar penjelasanku. "Ramalan profesor Trelawney kan bisa saja keliru. Tak perlu khawatir." Kata Cedric sambil tersenyum. Dia selalu tahu bagaimana menenangkanku. (puitis amat bund)

"Bagaimana kalau kita masuk? Kali ini aku yang akan memainkan piano untukmu." Ajak Cedric

"Oh ya? Kau bisa bermain piano juga? Ya sudah, ayo!"

Kami berdua masuk ke dalam gubuk. Dia mengajakku untuk duduk disebelahnya dan dia mulai menekan tuts-tuts piano itu.

A Thousand Years (rada ga asing gitu ya:')

The day we met,
Frozen I held my breath
Right from the start
I knew that I'd found a home for my heart
Beats fast
Colors and promises
How to be brave?
How can I love when I'm afraid to fall
But watching you stand alone?
All of my doubt suddenly goes away somehow
One step closer

I have died everyday waiting for you
Darling don't be afraid I have loved you
For a thousand years
I'll love you for a thousand more

Time stands still
Beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything take away
What's standing in front of me
Every breath
Every hour has come to this
One step closer

I have died everyday waiting for you
Darling don't be afraid I have loved you
For a thousand years
I'll love you for a thousand more

And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more
I'll love you for a thousand more
Ohh
One step closer

I have died everyday waiting for you
Darling don't be afraid I have loved you
For a thousand years
I'll love you for a thousand more

And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years

"...i love you for a thousand more" dia menyanyikan bagian terakhir itu sambil melihat mataku, tatapan yang sangat dalam. Dia menyelesaikan lagu itu dengan indah.

"I love you for a thousand years." Katanya setelah tuts terakhir selesai dibunyikan.

"Maksudmu?"

"T-tidak. Aku hanya mengingat lagunya." Gagap Cedric. "Ayo kembali, hari sudah mulai malam."

"Oke."





















🪄🪄TBC🪄🪄
haiiihai semuaaa~
jangan lupa comment+vote ya!❤️
-🥸

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang