Amortentia

264 42 6
                                    

"Ashley Moony! Ayo cepat bangun! Kau benar-benar tidak pernah berubah." Omel Hermione membangunkanku.

"Iya, Hermione. Aku sudah bangun."

"Cepatlah mandi atau kita akan terlambat seperti tepat setahun yang lalu!"

"Iya Hermione Granger." Kataku tenang.

Aku bersiap-siap dengan cepat untuk kelas pertama hari ini. Kelas ramuan. Untunglah Prof. Slughorn yang mengajar tahun ke 5, jadi kelas tidak terlalu membosankan. Kau tentu tahu kan maksudku?

"Hari ini kita akan belajar tentang amortentia. Ada yang tahu apa itu?" Tanya seorang pria tua berkacamata. Hermione lalu mengangkat tangannya. "Yes. Ms?-"

"Granger, Sir. Amortentia adalah ramuan pembangkit birahi, yang membuat seseorang yang meminumnya jatuh cinta hingga mabuk. Efek amortentia ini mungkin bukan berakibat cinta sejati, namun baunya mendeskripsikan cinta sejati." Jawab Hermione.

"Bagus! 5 poin untuk Gryffindor. Ada yang mau mencoba untuk mencium ramuan ini?" Tanya Prof. Slughorn. "Bagaimana kalau Ms. Rosier- um maaf maksudku Ms. Black. Kau begitu mirip dengan ibumu, Ashley Rosier. Dia sangat cantik dan pandai seperti dirimu, Ms. Black"

"Tidak perlu memanggilku dengan nama belakang itu, Sir. Panggil saja Ashley. Banyak orang memang mengatakan hal yang sama tentang ibuku. Ngomong-ngomong, aku mencium bau rumput segar, bau keringat yang tidak terlalu menyengat, serta sedikit bau mint." Aku tiba-tiba teringat piala dunia quidditch. Baunya persis sama dengan Cedric saat dia merangkulku saat itu.

"T-tidak mungkin" Batinku.

"Bagus sekali. Siapa selanjutnya?"

Tak lama kemudian, kelas dibubarkan. Kami semua pergi ke great hall untuk melihat siapa saja yang mengisi namanya di piala api.

"Ash, apa kau sudah mencari tahu siapa bau itu?" Tanya Ginny.

"Aku juga tidak tahu, tapi sepertinya aku pernah mencium bau yang sama sebelumnya, tapi aku tidak yakin" Jawabku.

"Memangnya siapa?" Kata Harry.

"Ce-"

Belum selesai aku berbicara, tiba-tiba Cedric masuk dan disambut dengan teriakan seluruh murid yang ada di great hall.

"Cedric Diggory, kuperingatkan kau!"

Dia hanya tersenyum melihatku dan memasukkan namanya ke piala itu. Teriakan mereka semakin kencang saat Cedric memasukkan namanya. Aku sangat kesal dan lari ke kantor Remus.

"Ash? Kenapa? Kau masih memikirkannya?" Tanya Remus.

"Aku sedang tidak ingin membahasnya Remus. Aku sudah melupakannya." Kataku.

"Si Diggory membuatmu melupakannya bukan?" Ejeknya.

"Remus! Justru aku kesini karenanya. Dia memasukkan namanya ke piala api itu. Bagaimana kalau dia terpilih dan tidak selamat dalam turnamen itu?!"

"Moony, tenanglah. Sudah beratus-ratus tahun turnamen ini tidak memakan korban. Ayolah, sebagai seorang pasangan kau harus mendukungnya." Ucap Remus.

"Aku bahkan tidak berpacaran dengannya!"

"Lalu kenapa kau begitu perhatian padanya? Kau tidak perlu menyembunyikan apapun dariku, Moony." Kebiasaannya dari dulu tidak pernah berubah. Dia selalu jahil padaku.

"Remus John Lupin, aku hanya bersahabat dengannya. Tidak lebih, sama saja sepertimu dan ibunya Harry. Iyakan?"

"Baiklah Ash. Yasudah, kau mau membantuku membereskan ini semua?" Dengan wajah memelasnya. Aku sama sekali tidak kasihan padanya.

"Oke, kubantu memberikan semangat saja ya. Semangat!" Kataku sambil blowing him a kiss dan meninggalkannya. Dia kira aku tidak bisa jahil sepertinya.















🪄🪄TBC🪄🪄
hulaa~
apa kabar semuanyaaaa?
janagn lupa comment+vote ya biar author bisa lebih sering up😁
anw besok double up deh ya wkwkw😌
-🥸

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang