Najwa
Ting ...
Satu notifikasi masuk dari Facebook. Terpampang jelas foto kenangan dua tahun lalu. Foto kenangan saat aku dan Mas Fahri pacaran. Ah, indahnya masa itu.
Foto di depan gerbang masuk candi selogriyo. Dia nampak begitu tampan dengan kaos berwarna merah. Itupun hanya satu yang ada di akun media sosialku maupun miliknya. Jika pun ada , hanya tersimpan di ponsel sebagai koleksi pribadi.Kembali ku buka foto-foto yang lain. Foto pernikahan kami pun banyak yang tersimpan di gawaiku. Ku pandangi satu-persatu foto kenangan itu. Selagi Mas Fahmi belum pulang. Aku tak ingin membuatnya sedih bukan. Karena bagaimanapun, sekarang aku istri Mas Fahmi kakak kandung almarhum Mas Fahri.
Krek...
Aku terkejut saat tiba-tiba Mas Fahmi membuka pintu kamar kami.
"Eh! Mas, udah pulang?" Segera ku simpan ponselku di bawah selimut.
"Iya, maaf ya, aku kemaleman lagi. Kamu jadi nungguin." Dia mendekat dan duduk di sampingku.
"Enggak kok, bentar aku ambilkan minum, sekalia siapin makan juga ya."
"Engak usah sayang, cukup air putih aja, Mas Mau ganti baju terus tidur aja. Capek."
Ia beranjak ke kamar mandi bebersih sedang aku beranjak ke dapur mengambil air putih.
Saat kembali di telah selesai mandi. Berganti piyama yang telah ku siapkan tadi.
"Ayo tidur dah malam, kamu butuh istirahat' juga." Setelah meneguk habis air putih, segera ia naik ke ranjang. Aku hanya mengangguk, dan segera tidur. Mencoba memejamkan mata meski bayangan almarhum Mas Fahri terus mengusik ku. Entah, apa ini? Aku rindu, ya aku rindu. Bahkan sangat merinduknnya.
Aku masih sangat mencintainya. Menikah dengan Mas Fahmi bukan berarti aku melupakan Mas Fahri begitu saja. Apalagi, sesungguhnya pernikahan yang ku jalani saat ini entah atas dasar apa. Kasian, simpati atau pelarian? Aku sendiri tak tahu.
Meski demikian, aku menjalaninya dengan serius. Perlahan aku mulai mencintainya, meski tak sepenuhnya. Karena hatiku sesungguhnya telah di tempati Mas Fahri.
Suara dengkuran halus mulai terdengar. Aku kembali mencari ponselku. Ah, aku tak bisa tidur. Kembali ku pandangi foto Mas Fahri ...
"Aku merindukanmu mas ... andai saja kamu masih ada. Mungkin saat ini kita sedang menantikan anak kita lahir."
Air mataku tak lagi dapat ku bendung. Sungguh kenangan itu mengiris hati.
Berdosa kah aku?
Masih merindukan sosok Mas Fahri, sedang kini aku telah jadi Istri orang.Hal ini tentu akan menyakiti hati Mah Fahmi, jika tahu aku maaih merindukan Mas Fahri. Ah, entahlah. Cukup saja aku sendiri yang menyimpan perasaan ini. Biarlah kenangan jadi kenangan.
Fahmi
Kerjaan di pabrik, Minggu ini sangatlah banyak. Hal ini membuatku harus lembur. Pulang larut malam, kadang sampai pagi. Malam ini aku pulang jam sepuluh. Motor sengaja ku matikn sejak masuk gerbang. Aku berjalan pelan memasuki rumah. Ku pelankan langkahku saat masuk kamar. Takut Najwa kaget kalau telah tidur. Salah, ternyata ia belum tidur. Ia masih asik dengan ponselnya, entah apa yang sedang dia lihat. Hingga segera ia sembunyikan ponsel miliknya, saat melihatku masuk. Rasa penasaran membuatku memeriksa ponselnya. Sengaja ku periksa saat ia mengambil air ke dapur.
Ah, tiba-tiba dadaku terasa nyeri. Najwa diam-diam masih menyimpan foto Fahri.
Masihkah dia mengingat Fahri?
Apa dia merindukannya?Sejuta pertanyaan memenuhi benakku. Segera ku letakkan ponsel di posisi semula. Aku tak ingin Najwa tahu kalau aku telah memeriksa ponsel miliknya. Tak lama aku telah berganti baju sesaat tak lama Najwa juga telah kembali.
Kuteguk habis air putih yang Najwa ambilkan. Lalu. Segera tidur. Rasa lelah dan kantuk menjadi satu. Seolah melupakan apa yang telah terjadi.
😞😞😭😭
Sakit. ....Si Fahmi sedih banget pastinya ya...
Aduh berasa pengen nangis
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Yang Pertama (Revisi)
RomanceNajwa yang kehilangan mas Fahri di saat umur perkawinan baru seumur jagung membuat Najwa terpukul, dapatkah ia menjalani hidup baru setelah kepergian suami dan calon anaknya.?? Penasaran?? Yuk baca disini BUKAN YANG PERTAMA