Pov Fahmi
Kami masih menikmati suasana candi selogriyo, unik juga selera Najwa , memang sangat jauh berbeda dengan wanita pada umumnya yang lebih suka ngemall nyalon dan dengan segala aktivitas yang begitu banyaknya.
Dia nampak senang saat aku menyanyikan lagu milik virgoun'Surat Cinta Untuk Starla', aku bisa main musik sejak SMA meski sudah berumur tapi soal menyenangkan hati pasangan ,aku tak ingin kalah dengan remaja hhii.
"Habis ini mau kemana?" Najwa nampak berpikir,sesekali jari telunjuknya menepuk dagunya yang "nyathis" apa bahasa indonesianya ya lancip gitu,nampak manis.
"Gimana kalau kita ke Taman Kyai langgeng aja" jawabnya antusias
"Oke, pokoknya aku bakal anterin kamu kemanapun yang kamu mau" jawabku mantap.
"Ya udah yuk berangkat"
Ku rangkul ia, tinggi badan Najwa hanya sedadaku, mirip bapak-bapak yang mengajak main anaknya, mungkin pikiran setiap orang yang melihat kami seperti itu.
Badannya yang kecil dan mungil,lebih-lebih wajahnya yang manis nampak memberi kesan ia lebih muda dari usianya.
Kami melewati anak tangga cukup panjang, untuk sampai tempat parkir.
Brukk!!
Najwa terjatuh,seorang anak remaja menabraknya.
"Auw" Najwa menjerit sambil memegang kakinya.
"Hei!! Kau tak punya mata!?" ku bentak remaja didepanku, ia nampak takut menunduk melihat Najwa yang kesakitan.
"Maaf om saya gak sengaja,mbaknya gak papa saya minta maaf" ia nampak sangat menyesal.
"Makanya kalaj jalan hati-hati tau ada orang main tabrak aja" ucapku ketus .
"Iya gak apa-apa" Najwa masih memegang kakinya.
"Sudah mas aku gapapa, tak perlu marah kasian dia ketakutan" Najwa mengelus tanganku. Sesaat, remaja itu pergi.
"Mana yang sakit"
"Ini mas,kayanya kesleo deh" Najwa meluruskan kakinya. Ia nampak menahan sakit.
"Ya udah kita pulang saja, nanti aku panggilin tukang urut" ku papah Najwa berdiri.
"Duh sakit buat jalan mas"
"Ayo ku gendong aja" ia naik ke punggungku.
****
Sampai di rumah sudah ada mbok darmi dukun pijat dan urut. Sengaja aku telepon tadi saat masih di candi, jadi pas sampai rumah dia sudah datang."Udah dari tadi mbok darmi" sapaku setelah turun dari motor.
"Baru nyampe pak Fahmi" Ia sangat sopan padaku. Anaknya slamet bekerja di pabrikku.
"Monggo masuk mbok" aku memapah Najwa.
"Aku bisa jalan sendiri mas" dia berbisik di telingaku.
"Udah diem, aku tuh gak mau kamu kesakitan jalan"
"Jangan berlebihan deh malu tau ada mbok darmi tu" ia nampak cemberut.
Apa dia bilang, aku berlebihan?
Apa dia tak tau aku sangat menggawatirkannya?
Ku lepas peganganku.
Brukk!!!
"Auw kok di lepas sih" Najwa yang terjatuh nampak kesal.
"Katanya bisa jalan sendiri" aku tersenyum sinis.lalu meninggalkannya masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Yang Pertama (Revisi)
RomanceNajwa yang kehilangan mas Fahri di saat umur perkawinan baru seumur jagung membuat Najwa terpukul, dapatkah ia menjalani hidup baru setelah kepergian suami dan calon anaknya.?? Penasaran?? Yuk baca disini BUKAN YANG PERTAMA