Sarah??

6.3K 403 2
                                    

Sesaat setelah telepon kami diakhiri, ada suara ketukan pintu . Mungkin simbok melupakan sesuatu jadi pulang lagi.

"Mbk Sarah??" Aku kaget saat yang kudapatii berdiri di depan pintu bukan simbok tapi Sarah.

Mau apa dia kemari??

"Hallo kita bertemu lagi Najwa " ia menjabat tanganku seraya melempar senyum ramah.

"Hallo, silahkan masuk" aku mempersilahkannya masuk. Meski aku tak begitu suka pada Sarah, rasanya tidak sopan jika membiarkan tamu di luar.

"Silahkan duduk" aku berlalu ke dapur mengambil minuman untuknya.

"Silahkan di minum Mbk" aku meletakkan teh di atas meja dan menawarkannya pada Sarah.

"Aku di utus bos ku ,Bu Liliana untuk mengantar baju pengantin yang di pesan Bu Ajeng kemaren. Aku membawa tiga baju kau boleh mencoba dan memilih mana yang ingin kau ambil" ucapnya sambil menunjukan tiga kebaya di depanku.

"Baiklah,aku akan mencobanya sebentar" aku beranjak masuk ke kamar ku coba baju pengantin satu persatu, kebaya putih dengan jarik Rejeng khas orang Jawa nampak unik. Ku lihat diriku di cermin bagus,
Kulepas dan kucoba yang lain.

'ah bagus semua mau yang mana bingung' aku menggigit jariku memikirkan mana yang mau ku pilih.

Akhirnya ku pakai dan berfoto dengan kebaya pengantin.ku kirim ke mas Fahmi. Meminta pendapatnya mana yang bagus untukku.

(Mas , menurut mas Fahmi mana yang bagus)

Ku kirim pesan singkat disertai fotoku mengenakan kebaya.

(Jelek semua , masa wajah calon istriku begitu ) balasnya diikuti emoticon kesal.

(Masa jelek semua pilihan dong)
(Malu mas jelek mukaku) aku tersenyum membacanya ,memang ada stiker tepat di wajah fotoku hhii gak PD aja.selama ini gak pernah kirim foto ke lelaki. Upload foto di sosmed aja jarang banget.

(Yang putih bagus Najwa, tapi lebih bagus kalau keliatan wajah yang pake) balasnya

(Ah gomball ya udah yang putih).

Ingin ku bilang bahwa Sarah yang mengantar kebaya pesanan ibu kemari , tapi ada rasa ragu. Aku takut mas Fahmi marah.

Aku keluar menuju ruang tamu. Sarah masih menunggu disana.

"Giman Najwa udah ada yang kamu sukai?"

"Aku ambil yang putih aja Mbk"

"Pemilihan yang bagus ,desain kebaya yang putih memang paling bagus seleramu bagus juga Najwa " puji Sarah padaku, kubalas dengan senyuman kecil.

"Makasih"

"Najwa, kau beruntung bisa mendapatkan mas Fahmi. Dia lelaki yang baik dan bertanggung jawab,
Jika saja dulu aku tak bodoh mungkin aku masih bersamanya" ia tersenyum kecut mungkin menyesali perbuatannya di masa lalu.

"Emhh  itu sudah masa lalu Mbk tak baik diungkit, bukankah Mbk Sarah kini sudah hidup bahagia bersama keluarga dan telah punya Ricky?"

"Kau salah Najwa ,  atas kebodohan ku kini aku telah mendapat ganjarannya, aku berjuang sendiri menghidupi Ricky, suami ku jauh dari kata tanggung jawab ia hanya mengandalkan penghasilan ku" kali ini ia nampak bulir bening mengalir dari matanya. Sebagai sesama wanita aku ikut merasakan kepedihan nya.

"Sabar mbak Tuhan pasti memberi jalan terbaik dari segala urusan mbak Sarah , insyaallah rejeki mbak Sarah dilancarkan dan Ricky takkan pernah merasa kekurangan" ku pegang tangannya mengharap bisa saling memberi dukungan.

"Makasih Najwa , kau memang wanita yang baik pantas mas Fahmi menyukaimu" ia tersenyum ramah nampak begitu tulus.

"Aku pamit dulu Najwa, aku masih harus pergi ke beberapa tempat, semoga pernikahan mu dan mas Fahmi berjalan lancar" ia beranjak dan pamit padaku.

"Makasih mbak atas doanya" kuantar ia sampai halaman depan. ia pergi dengan motor yang penuh dengan bawaan mungkin itu pesanan baju yang lain dari tempat ia berkerja. Entahlah, tiba-tiba aku merasa iba padanya. Mungkin ini yang di namakan karma, Sarah mendapatkan balasan atas penghianatan nya pada mas Fahmi.

Bukan Yang Pertama (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang