I'm Sorry

1.3K 232 77
                                    

Itu muka atau baju heh?! Kusut amat.

Jangan tanya kenapa muka Seulgi nampak sangat kusut! Dia itu lagi pusing tujuh keliling, kepalanya serasa mau lepas dari tempatnya. Udah semaleman nggak bisa tidur, ditambah tadi matkul kalkulus yang tingkat kesulitannya bikin tepuk dada, plus -ini yang jadi sumber utama kemumetannya- dia menyesal karena udah melakukan kesalahan yang sangat amat besar.

Seulgi kembali menatap benci jari-jarinya, terutama teruntuk jari tengah dan jari telunjuknya tercinta. Dua jari yang udah secara lancang merusak mahkota Irene, merusak segel berharga milik Irene yang harusnya dibuka pas udah nikah.

Ya! Karena terlalu terbawa suasana, jari Seulgi secara nggak sengaja mainnya terlalu dalam sehingga merobek hymen milik sisternya. Sumpah ini beneran nggak sengaja! Seriusan Seulgi nggak bohong! Jarinya Seulgi kayak semacam tergelincir gitu, jadi masuknya kejauhan. Lagian Seulgi masih punya otak juga kok, dia nggak sebangsat itu buat sengaja merusak kehormatan Irene. Pokoknya ini semua murni ketidaksengajaan aja. Titik!

"Arrrrgghhhhh! Gue benci banget sama lo setan!" teriak Seulgi memarahi jari-jarinya karena udah berani menodai Irene.

Seluruh mata langsung tertuju ke Seulgi, ya kan dia teriak-teriaknya di kantin jadi wajar kalo jadi bahan pergunjingan mahasiswa lain. Dipandang aneh sama anak-anak lainpun Seulgi nggak peduli, dicap gila setres nggak waras Seulgi juga bodo amat. Persetan sama omongan orang!

"Anjir kenapa sih lo nempel ditubuh gue?! Malah liat-liat, pergi nggak?! Pergi anjing!" lanjut Seulgi memaki jarinya.

Sumpah, Seulgi jadi benci banget sama dua jarinya itu. Kalau bisa dilepas, pengen dia lepas aja itu jari telunjuk sama jari tengahnya. Biar kapok, biar sadar diri, biar nggak berulah lagi. Hih! Males banget deh Seulgi punya jari kayak jarinya, bejat, nggak bermoral.

"Err- Kak Seulgi nggak apa-apa?"

"EHH!" seru Seulgi kaget, dia langsung menyembunyikan telapak tangan yang sejak tadi dia marahi ke bawah meja, biar nggak ketauan kalo jarinya kemarin baru aja melakukan dosa besar.

Bibir Seulgi sih emang ketarik keatas membentuk senyuman, tapi lihat itu ekspresinya! Malah kayak orang nahan eek. Ketakutan, pakai mimik wajah terkaget sambil mata melotot tipis-tipis soalnya sipit. Melihat Seulgi yang kayak nggak nyaman gitu bikin Dara keder sendiri, dia menyesal udah ganggu aktivitas nggak warasnya Seulgi tadi.

"Aku ganggu ya Kak? Aduh, maaf banget ya Kak, aku pergi aja kalo gitu." ucap Dara penuh penyesalan.

"Eh jangan Ra! Nggak usah, duduk sini aja temeni aku."

Ini Dara kaget setengah mati loh denger omongannya Seulgi yang dulu kalo ngajak omong dia kayak renternir nagih hutang, sekarang jadi lemah lembut kayak gitu. Apalagi mau banget gitu nyempilin kata 'Ra', dan ditambah pake aku-kamuan lagi. Duhlah! Perangai Seulgi yang kayak gini malah bikin hati Dara getar-getar kebaperan.

Tapi santai saja, Dara nggak akan mengulangi kesalahannya yang dulu kok, nembak Seulgi buat dijadikan pacarnya. Dara sadar betul kalo sudah ada Irene yang jadi juru kunci hatinya Seulgi. Jadi buat apa kan ya, susah-susah bareng seseorang yang dihatinya sudah dipenuhi bayang orang lain? Buang-buang waktu, cuma jagain jodoh orang aja.

Dara tanpa ragu mengangguk mengiyakan permintaan Seulgi, menyamankan diri duduk berhadapan dengan sang mantan.

"Umm Kak, aku mau minta maaf soal kakak aku yang kemarin. Aku nggak tau kalo dia bakal senekat itu."

Seulgi merasa tertampar. Oke! Kejadian tadi malem emang ulahnya si Johny, tapi kan sumber permasalahan mereka asalnya dari Seulgi. Coba kalo Seulgi baik sama pacarnya, Johny nggak bakal macem-macem sama Irene dan sisternya tersayang bakal sehat walafiat selamat sentosa dengan segel yang masih utuh.

SEULRENE || HEI SISTER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang