Bye Bye Sister

1K 207 128
                                    


Heh! Siapa bilang waktu seminggu cukup buat menyembuhkan luka hati? Apalagi yang udah deketan bertahun-tahun terus terlanjur anu dan dianu pake hati sama rasa. Gila! Ngimpi lu?

Begitupun sama apa yang dirasakan Irene saat ini. Ya emang sih terhitung udah seminggu sejak tragedi penolakan kejam nggak berperikemanusian dari Seulgi, tapi sakit hati yang Irene rasakan masih sama pas diawal-awal tuh, nggak berkurang sama sekali. Malah makin parah anjir! Apalagi kalau pas lihat snap wa uwu-uwunan Seulgi sama pacar barunya.

Contoh kaya barusan ini, bisa-bisanya Seulgi ngedate bareng sama Naeun, malam minggu, di bioskop nonton film Double Patty yang which is itu film yang ditunggu-tunggu Irene sejak tiga bulan yang lalu. Dahlah! Itu Irene pas menyasikan kemesraan Seulgi sama pacarnya yang terpampang nyata di snap wa, pengen dia bakar aja itu bioskop, biar mampus dua-duanya! HAH!

"Kak~ Kak Joohyun lagi marahan ya sama Kak Seulgi?"

Itu barusan yang tanya Maminya Irene. Heran banget deh Mami, lihat anakanya yang cantik jelita mandraguna jadi bermuka lecek.

Tentu sebagai ibu yang baik dan berbudi luhur, Mami langsung gercep menanyakan alasan dibalik muramnya wajah anak cewek satu-satunya itu. Sekaligus mau kepoin juga, apa gerangan yang bikin hubungan kesisteran Irene dan Seulgi jadi renggang akhir-akhir ini.

"Enggak." jawab Irene sambil melempar hapenya ke meja.

Nggak menyerah, Mami yang tadi ngelus-ngelus lengannya Irene sekarang ganti mijit pelan.

"Kan udah gede, nggak boleh atuh marahan. Kalo ada masalah itu dibicarain baik-baik, nggak boleh pake urat, yang kalem gitu kayak Mami~"

"Enggak ya enggak Mi~ Kakak sama dia baik-baik aja kok, nggak marahan."

Bilang baik-baik aja pake bibir cemberut sama mata berkaca-kaca, Mami ya nggak mungkin percayalah!

"Emang masalahnya apa sih Kak? Ayo sini cerita sama Mami. Siapa tau Mami bisa bantu kan?"

Agaknya Irene mulai terpancing sama sifat lembut yang Mami tunjukan barusan. Irene yang udah nggak kuat lagi menahan beban hidup yang berat lantas membuang bantal sofa yang sejak tadi dia peluk. Lanjut meluk tubuh Mami dengan erat, biar sakit yang dia rasakan hilang karena dekap hangat dari Mami.

"Seulgi Miiiii~ ke-ke-kemarin Kakak nembak dia, tapi ditolak. Hwaaaaa~"

"HAAAAAAH!!!!"

BRAAK

Ekspektasi nggak seindah realita, dan nyatanya dekap hangat seorang ibu hanya jadi angan-angan Irene saja. Mami terkejut setangah mati sama deretan fakta yang Irene omongin barusan, hingga tanpa sadar Irene yang lagi memeluk tubuh Mami terpaksa merasakan gebuk ganas tangan Mami dipunggungnya.

"Mami kok gaplok punggung Kakak sih?!" protes Irene teriak sambil ngelus-ngelus punggungnya.

"S-sakit nggak Kak?"

"Sakitlah Mi! Orang tadi Mami mukulnya kenceng banget gitu, ya pasti sakitlah!" jelas Irene tersungut-sungut.

Ya jengkelah dia, pengen curhat malah kena pukul.

"I-ini berarti Mami nggak mimpi. OH MY GOSH KA-KAKAK NEMBAK KAK SEULGI?!" seru Mami kesetanan, maksudnya kegirangan.

"Tapi ditolak Mi~ Seulgi nolak Kakak!"

SEULRENE || HEI SISTER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang