INI CUMA FIKSI! FIKSI YA! FIKSI! FIKSI TITIK!
Irene pengennya itu langsung pulang, mau main masak-masakan sama sisternya tersayang, eh malah diajak muter-muter ke supermarket dulu sama pacarnya.Tadi sih abis kelas dia selesai, Mino, pacar barunya Irene, ngajakin ke mall buat beli sepatu. Aslinya Irene nggak mau tuh, tapi berhubung Mino nya mohon-mohon gitu bikin Irene yang dasarnya cewek berhati lemah lembut jadi nggak tega. Jadi yaudah deh diiyain dia aja, hitung-hitung belajaran jadi pacar yang berbakti.
Tapi tapi tapi malah ending nya kek gini. Wajar dong kalo Irene jadi badmood parah.
"Ututu~ yang dari tadi ngambek terus~"
Tau pacarnya lagi pundung, Mino yang jalan sambil dorong trolly ngacak pelan rambutnya Irene.
"Bego! Jangan diacak-acak!" seru Irene marah sambil menepis tangan pacarnya.
Dibilang bego Mino nggak marah, dia cuma tersenyum memaklumi. Wajar, bucin sudah meresap dalam ke sel-sel tubuh Mino.
"Jangan galak-galak dong bee, nanti cantiknya luntur loh~"
"Buru! Apa aku pulang sendiri aja?!" seru Irene lagi, nggak peduli sama orang-orang sekitar yang ngelihat ke arahnya.
"Ehh, ja-jangan dong bee. Umm, ka-kamu yakin nggak ada yang dipengenin gitu?"
"GAK!"
Eh, ada kripik kentang favorit Seulgi tuh.
Irene yang dasarnya punya indera penglihatan yang bagus bisa ngelihat tabung keripik kentang favoritnya Seulgi di lorong ujung sana. Dengan cepat, kakinya melangkah menuju jejeran makanan ringan tempat pringles kesukaan sisternya.
"Kamu pengen ini?" tanya Mino.
"GAK! Buat Seulgi."
"Oke~"
Inisiatif Mino ambil satu tabung kripik kentang rasa sembarangan terus dia taro ke trolly yang dia bawa.
"Kok satu?!"
"Oh, terus berapa bee?"
"Lima dong!"
Mino mengangguk, dia ambil lagi empat tabung sesuai keinginan pacarnya.
"HIH! BUKAN GITU!" ngegas Irene.
Mino meringis, gopekceng nya melayang.
Total 25 tabung kripik kentang yang diambil Irene. Jadi tadi yang dimaksud Irene lima itu per rasa lima biji, kalo jumlah rasanya ada lima berarti kan 25pcs. Mau dilarang tapi tadi mulut udah kadung ngiyain, tapi kalo nggak dilarang kok duit ya abis. Yaudah lah, nggak apa-apa, pacaran same cewek cakep wajar kalo ngeluarin duit banyak. Mino mencoba ikhlas.
Jujur-jujuran aja, Irene sih tau ya kalo Mino agak keberatan sama belanjaannya ini, tapi ya dia nggak peduli tuh. Pikirnya sih salah Mino sendiri, kenapa janjiin boleh beli ini itu. Perlu digaris bawahi ya! Irene enggak matre, bukan cewe matre, dia cewe cerdas yang pinter memanfaatkan kesempatan. Just it.
Mereka jalan beriringan ke kasir. Belum juga nyampe, mata Irene jelalatan liat car parfume favorit sisternya.
"Mau ini juga!"
Teriakan Irene mengubah atensi Mino.
Mino yang udah jalan duluan dengan setengah hati berjalan mundur buat ngelihat apa yang dipengeni pacarnya. Sambil dalam hati doa juga, semoga Irene nggak beli macem-macem lagi soalnya duitnya udah abis.
"Kamu pengen ini?" tanya Mino keheranan.
"YA! Buat mobil kamu biar baunya nggak kayak napas naga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEULRENE || HEI SISTER!
FanficSisterhood atau bestfriendship? Seulrene rasa lokal || gxg || non baku || harsh words -100920