Little Surprises

1.1K 211 86
                                    

Melihat deretan Pringles dirak gondola paling atas bikin jantung Irene terasa seperti disentil. Pikirannya melayang, mengingat kembali berbagai momen indahnya bersama Seulgi. Dulu mereka selalu bersama, kesana kesini seperti tak terpisahkan, menjadikan satu sama lain sebagai prioritas, tapi sekarang? Irene yakin kalo dia masih sama, tapi tidak dengan Seulgi.

Dia berjalan gontai, menjauhi area makanan ringan favoritnya Seulgi itu. Tapi baru melangkah tiga kali, Irene langsung berbalik, mengambil satu tabung Pringles berwarna merah. Ternyata hatinya nggak cukup kuat untuk sekedar mengacuhkan sesuatu yang berkaitan dengan Seulgi. Menyedihkan bukan?

Irene nggak benar-benar bilang sama orang tuanya tentang pembatalan pertunangan. Oke, oke! Memang kedengarannya sangat bodoh bukan? Udah disakiti sebegitu banyaknya, tapi tetap masih mau bertahan. Tapi gimana lagi? Dia itu cinta banget sama Seulgi!

Gampang bagi orang lain bilang 'udahlah', 'berhenti aja', 'nyerah aja Rene' karena mereka nggak merasakan apa yang Irene rasakan. Coba rasakan sebentar diposisi Irene saat ini: cinta banget sama seseorang, orang tua udah oke, tunangan udah fix, tinggal gas ke altar aja. Sempurna banget kan? Dan Irene nggak akan melepaskan semua kesempatan itu hanya karena alasan 'Seulgi jahat sama dia'.

Seulgi itu lagi tersesat, pokoknya Irene bakal bersabar menghadapi Seulgi. Dia yakin tunangannya nggak bener-bener benci sama dia, cuma lagi bingung aja. Tekad Irene udah bulat buat bertahan dan membuat Seulgi sadar.

Irene segera berlari ke arah freezer minimarket berada, mau beli sekalian es krim coklat favoritnya Seulgi. Tapi kok nggak nemu.

"Mas, waalles oreo yang bucket kosong ya?" tanya Irene ke mas-mas pramuniaga yang kebetulan lewat.

"Iya Kak, lagi kosong. Belum ada kiriman lagi dari pusat."

Irene mengangguk merespon jawaban dari mas pramuniaga tadi, nggak lupa bilang makasih juga.

Dia tetep disitu, melihat lagi deretan es krim dalam freezer dengan perasaan kecewa. Merasa kasihan sama Seulgi karena es krim yang jadi favoritnya belum restock. Kalo tiba-tiba malam ini  Seulgi pengen makan es krim gimana coba? Aduh jangan dong, Irene kan nggak pengen calon jodohnya kecewa.

Lagi asik-asik menghalu yang nggak mutu, Irene dikagetkan sama seseorang yang tiba-tiba membuka tutup freezernya.

"Loh Gi, kamu kok di sini?"

Bener kan? Kalo jodoh itu nggak kemana.

Seulgi cuma melihat Irene sekilas aja, tanpa mengucapkan satu patah kata. Matanya balik lagi fokus ke freezer.

"Waalles oreonya nggak ada, tadi aku udah tanya sama masnya." kata Irene lagi.

Seperti biasa, Seulgi mengacuhkan Irene. Dan seperti biasa juga, Irene tetap bersabar.

Seulgi ambil dua buah es krim padelpop rasa semangka, yang which is itu rasa favoritnya Irene. Duhlah mak! Ini Irene jadi kesenengan dong, nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba Seulgi jadi berkelakuan manis kayak gini. Inisiatif beliin dia eskrim langsung dua biji, padahal ini Irene nggak minta loh. Uwaaww!

Nggak banyak omong, Seulgi berikanlah dua eskrimnya ke Irene. Bikin dia refleks bilang,

"Makasih ya Gi~"

Seulgi menatap Irene dengan pandangan mengolok, terusan dia rebut lagi eskrim yang dia berikan ke Irene tadi.

"Kok diambil lagi?" tanya Irene keheranan.

"Jangan bilang kamu mikirkan ini buat kamu ya?"

Irene polos mengangguk pelan, bikin Seulgi ngakak kencang.

SEULRENE || HEI SISTER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang