Double Date

1.1K 213 55
                                    

Warn : Chap ini & Terlalu Berharga (next chap) hampir sama kayak JAKFBDK, daripada triggered mending skip aja gpp.

INI CUMA FIKSI. FIKSI YAA! NGGAK ADA SANGKUT PAUTNYA SAMA RL.

 
 

 
 
 
 
 
 

"Makanya jalan itu pake mata, ati-ati! Dasar bego!"

Kedepankan ngegas, kesampingkan logika.

Sebenarnya Jisoo mau bilang 'jalan itu pake kaki bukan pake mata' tapi sudah kepalang takut lihat reaksi Seulgi yang meluap-luap.

"Jadi cewek petakilan banget nggak ada anggun-anggunnya. Tiru itu Joohyun! Udah cantik, kalem, nggak banyak tingkah, sempurna banget jadi cewek, nggak kayak lo!" lanjut Seulgi memarahi pacarnya.

Entahlah apa yang dibenak Seulgi saat ini, pacarnya jatuh bukannya ditolongi malah dimaki-maki.

Perkenalkan, cewek cantik yang barusan jatuh tersungkur itu namanya Jisoo anak psikologi, pacar barunya Seulgi. Jadian baru tiga hari dua malam, hasil kenalan lewat perantara Jenny, sepupunya Seulgi. Awalnya Jisoo bersikap biasa aja ke Seulgi, nggak ada rasa sama sekali. Apalagi ditambah cerita dari Jenny kalau si jelmaan beruang itu selalu memperlakukan pacarnya secara biadab nggak berperikemanusiaan. Semakin illfeel lah Jisoo kalau lihat bentukannya Seulgi.

Tapi semua itu berubah pas Jenny ngajakin Jisoo nongkrong bareng Seulgi sama Irene. Begitu dia lihat perlakuan Seulgi ke Irene yang penuh kasih sayang membuat Jisoo langsung baper, terpikat sama pesonanya Seulgi. Yaudah deh, Jisoo langsung gercep nembak Seulgi, dan diterima. Hore!

"Bangun! Ngapain masih delosoran di tanah, mau ngemis sekalian lo? Kalo ngemis nanti aja gue anterin deket traffic light sebelah sono, gue tau tempatnya yang rame, jangan di sini! Malu-maluin. Bangun nggak?! Buru bangun!" seru Seulgi sambil nampilin gestur kayak pengen nimpuk Jisoo pake botol minuman cola yang dia bawa.

Dan sekarang Jisoo menyesal, menyesal karena sudah membiarkan Seulgi dengan mudah masuk ke hatinya, menyesal karena tidak gubris saran dari Jenny. Oke memang Seulgi bersikap manis, halus, lembut, dan penyayang, tapi itu semua dia tujukan hanya ke Irene, bukan ke dia.

"Hiks... Sa-sakit Gi kaki a-aku..." rintih Jisoo.

Wajar kalau Jisoo sampai menangis kesakitan, secara dia baru saja terjatuh dengan lutut mendarat terlebih dulu ke aspal. Kulit dengkulnya yang semula shimmering tanpa bopeng harus ternodai sama luka lecet berdarah.

"Manja banget sih lo! Ketimbang lecet kek gitu doang sampe nangis."

Nggak sabar, Seulgi tarik kasar lengan kecil milik Jisoo biar dia buruan berdiri. Seulgi sih tau kalau kelakuannya barusan bikin Jisoo makin kesakitan, tapi dia nggak peduli tuh.

"Sana ke toilet! Bersihin dulu dengkul lo itu, jijik gue lihatnya." kata Seulgi pake ekspresi jijik.

Jisoo nggak bisa berkata-kata lagi, sudah setengah mati menahan perih dilutut sekarang malah ditambahi omongan pedas nggak manusiawi dari seseorang berlabel pacar.

"Anterin, a-aku ng-"

"NGGAK! Manja banget ke toilet minta dianter. Kayak Joohyun dong! Kuat, mandiri, nggak lemah, nggak manja kayak lo!"

Manusia mana sih yang nggak sakit hati kalau dibanding-bandingin terus, pun dengan Jisoo. Sudah nggak terhitung lagi mulut Seulgi berucap 'kayak Joohyun' lah 'tiru Joohyun' lah 'mirip Joohyun' lah. Muak, Jisoo sudah muak sampe keubun-ubun. Mungkin kemarin-kemarin dia bisa mendam rasa sakit hatinya, tapi kali ini dia rasa nggak sanggup.

SEULRENE || HEI SISTER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang