19

1.5K 323 61
                                    

Om Taehwi yang melihat Jinha datang bersama Beomgyu dan Jigyu pun mengerutkan kening heran namun seperkian detik selanjutnya ia tersenyum hangat.

"Waah liat siapa yang datang?? Aduh duh cucu Harabeoji udah gede aja," gemas Taehwi yang langsung mengambil alih Jigyu yang semula berada dalam gendongan Jinha.

Jinha dan Beomgyu sama-sama tersenyum manis melihat Taehwi yang sepertinya kangen berat dengan Jigyu. Bahkan pria paruh baya itu berkali-kali menghujani Jigyu dengan ciuman gemas.

"To—toto toto to—too!" teriak Jigyu dengan tiba-tiba membuat Taehwi tertawa mendengarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"To—toto toto to—too!" teriak Jigyu dengan tiba-tiba membuat Taehwi tertawa mendengarnya.

"Eh! Udah bisa ngomong??"

Beomgyu jadi ikut tertawa, "Iya, kata pertamanya malah 'Toto' coba!"

Jinha terdiam sejenak. Entah kenapa hatinya sesak. Ia jadi teringat ayahnya. Bahkan ayahnya tak pernah sekalipun mengunjungi atau bahkan sekedar bertanya kabar Jigyu. Apa bisa itu disebut sebagai kakek??

Beomgyu melirik Jinha yang masih terdiam. Laki-laki itu menyadari perubahan raut wajah Jinha yang menyendu.

"Kenapa?" Tutur Beomgyu dengan suara berbisik.

Jinha sebenarnya sedikit tersentak karena tiba-tiba Beomgyu bertanya seperti itu.

"Nggak papa," balas gadis itu singkat.

Beomgyu menghela nafas, "Karena gue tau lo bakal bilang begitu makanya gue tanya 'Kenapa?'. Apa gue nggak berhak tau??" ujarnya.

Mereka jadi saling bisik-bisik agar Taehwi dan murid padepokan lain tak mendengar. Maklum privasi suami istri :>

"Gue cuma mikir, apa ayah gue nggak anggap Jigyu sebagai cucunya? Dia bahkan nggak pernah kunjungin Jigyu atau sekedar nanya kabar pun nggak pernah," lirih Jinha. Nada suaranya kali ini lebih rendah dari biasanya.

Beomgyu tak banyak merespon. Laki-laki itu malah mengambil telapak tangan Jinha dan menggenggamnya.

"Nggak papa, masih banyak yang sayang sama Jigyu," tutur Beomgyu menenangkan.

Diam-diam hati gadis itu menghangat. Ditatapnya tangan besar Beomgyu yang masih menggenggam tangan kecilnya. Hangat. Tangan Beomgyu sangat hangat sampai rasa hangatnya menjalar di hati dan pikiran Jinha.

Kalau dipikir-pikir, sepertinya Jinha sudah terbiasa dengan kehadiran Beomgyu di hidupnya. Meski laki-laki tengil itu hanya merecoki hidup tenangnya, namun tetap saja disaat Jinha membutuhkan sandaran, hanya si tengil ini yang selalu siap berdiri disampingnya.

Taehwi yang sebenarnya sempat melirik kearah tangan Beomgyu dan Jinha yang saling bertautan itu pun mengulum senyum dalam diam.

"Oh iya, Yah! Beomgyu sama Jinha mau duel dong. One by one. Latihan doang sih. Jadi, bisa kan kosongin ring yang di belakang sana buat kita berdua??" jelas Beomgyu.

ʙᴀʙʏ ʙᴏꜱꜱ? • ᶜʰᵒⁱ ᴮᵉᵒᵐᵍʸᵘTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang