"Beomgyu!!! Beomgyu!!"
"Beomgyu bangunn!!"
Spontan laki-laki bermarga Choi itu membuka mata dan langsung terduduk dari posisi tidurnya dengan nafas tersengal seperti baru saja berlari mengelilingi lapangan olahraga.
Jinha menyeka keringat yang membasahi dahi dan pelipis Beomgyu dengan punggung tangannya perlahan.
"Mimpi buruk??" Tanya Jinha seraya menyisir poni panjang Beomgyu yang sedikit berantakan dengan jari-jarinya.
Jinha tidak bohong kalau saat ini ia sedikit tersentak saat Beomgyu tiba-tiba membawa tubuhnya masuk kedalam kepelukan laki-laki itu.
"Kenapa? Lo nggak apa-apa, kan?" Tanya Jinha mulai cemas.
"G-gue——gue nggak tau pasti tadi lagi mimpi apa. Tapi——"
Jinha mengernyit, "Tapi?"
"Tapi setelah terbangun rasanya hati gue sakit dan mau nangis," tutur Beomgyu dengan nada lebih rendah.
Jinha menepuk-nepuk pelan punggung Beomgyu dari balik pelukannya untuk menenangkan laki-laki itu yang saat ini nampak gelisah.
"Kalau sedih, lo bisa nangis. Kalau bahagia, lo bisa ketawa. Kalau marah, lo bisa lampiasin. Jadi, jangan ditahan. Kadang yang kita butuh adalah pelampiasan dari suasana hati kita. Lagi pula, menahan semuanya sendirian nggak bikin lo keliatan lebih keren, kan?" Tutur Jinha.
Beomgyu berdehem singkat, "Tapi nangis juga nggak keren,"
Jinha diam-diam mengulum senyum. Kenapa sih Beomgyu punya sisi gemas begini?!
"Yaa makanya nangisnya harus yang keren," timpal Jinha asal.
Beomgyu melepas pelukan keduanya lalu menatap Jinha dengan tatapan polos.
"Gimana caranya??" Tanyanya penasaran.
Jinha menggaruk rambutnya kikuk. Padahal kan tadi dia cuma asal ceplos aja. Yaa mana ada sih orang nangis keliatan keren. Ckckck.
"Apanya??" tanya balik Jinha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʙᴀʙʏ ʙᴏꜱꜱ? • ᶜʰᵒⁱ ᴮᵉᵒᵐᵍʸᵘ
Fanfiction❞𝐓𝐚𝐩𝐢 𝐠𝐮𝐞 𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧 𝐫𝐚𝐰𝐚𝐭 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐢𝐧𝐢 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢𝐚𝐧,❞ 𝐥𝐢𝐫𝐢𝐡 𝐥𝐞𝐥𝐚𝐤𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐮𝐫𝐚𝐢 𝐡𝐢𝐭𝐚𝐦 𝐢𝐭𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐭𝐚𝐩 𝐤𝐞𝐝𝐮𝐚 𝐧𝐞𝐭𝐫𝐚 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐢𝐡𝐚𝐝𝐚𝐩𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐫...