22

1.7K 332 128
                                    

HALLOW... AKU DATANG LAGI DENGAN MEMBAWA PART SPESIAL^^

Happy Reading~

Jinha mendudukkan diri di kursi Hyunjin yang berada disamping Beomgyu. Di kursinya, laki-laki bersurai hitam itu masih terlelap dengan dahi dan pelipis yang sudah di penuhi keringat.

Jinha meletakkan tangannya di dahi Beomgyu, mencoba mengecek suhu tubuh pria bermarga Choi itu. Dan dapat Jinha rasakan panas dari dahi Beomgyu yang menjalar di sekitar punggung tangannya——menandakan bahwa suhu tubuh Beomgyu memang setinggi itu.

Tangannya beralih jadi menepuk-nepuk pelan pipi Beomgyu dengan hati-hati, "Beomgyu," panggilnya lembut dengan nada berbisik agar Beomgyu tidak merasa dikejutkan saat terbangun nanti.

Murid di kelas Beomgyu pun sedari tadi curi-curi pandang ke arah Jinha dan Beomgyu. Menatap keduanya penuh rasa ingin tau. Bahkan tak jarang yang saling bertanya-tanya atau saling melemparkan asumsi masing-masing.

Persetan! Jinha juga nggak peduli sama mereka yang kini berbisik membicarakan dirinya secara terang-terangan.

Pikiran Jinha sekarang hanya tertuju pada laki-laki yang berstatus sebagai suami kecilnya itu. Kenapa kecil?? Soalnya Beomgyu kalau sedang merengek persis seperti anak kecil. Bahkan laki-laki itu jadi terlihat seumuran dengan Jigyu.

"Beomgyu," panggil Jinha lagi dengan lembut. Dan juga masih sambil menepuk-nepuk pelan pipi Beomgyu.

Beomgyu perlahan membuka matanya yang terlihat sayu. Menatap Jinha sambil tersenyum tipis dengan bibirnya yang sedikit pucat, "Kok disini??"

Jinha mengangkat kotak P3K yang ada di tangannya——menunjukkan tepat di depan wajah Beomgyu.

"Ayo minum obat. Suhu badan lo tinggi banget," ujar Jinha dengan wajah cemas.

Beomgyu tersenyum melihat ekspresi itu. Entah kenapa perasaannya menghangat.

"Hmm... Ambilin~" rengek Beomgyu sambil menyodorkan tangannya pada Jinha.

Jinha sebenarnya ingin mukul kepala Beomgyu karena manja banget, tapi nggak jadi mengingat laki-laki itu sedang dalam kondisi yang tidak baik.

Buru-buru Jinha mengambil obat khusus demam dan pusing yang biasa digunakan di rumah mereka. Kemudian meletakkan obat-obat itu di tangan Beomgyu yang sudah terjulur di depannya.

"Nih. Minum,"

"Air-nya??" Tanya Beomgyu karena Jinha hanya memberikan obat tanpa ada air minumnya.

Jinha mendongak untuk menatap Hyunjin yang berdiri disamping dirinya dan Beomgyu. Gadis bersurai sebahu itu tersenyum manis dengan disengaja.

Kalo kata Hyunjin mah 'Kebiasaan. Kalo ada maunya aja!!'

"Hmm, Hyunjin....."

"Iya-iya gue yang beli nih. Tunggu bentar," kata Hyunjin yang langsung setengah berlari kearah kantin.

Beomgyu kembali menumpukan kepala diatas lipatan lengannya. Kepalanya mengarah pada Jinha yang sedang duduk disampingnya.

"Badan gue panas tapi telapak tangan gue dingin," kata Beomgyu yang membuat Jinha langsung melirik telapak tangan laki-laki itu yang terbuka.

Memang iya. Keliatan pucat dan berkeringat.

Ragu-ragu Jinha mengambil telapak tangan besar dan juga dingin itu lalu ia gosok-gosokkan dengan tangannya yang hangat.

"Jangan salah paham. Ini cuma sisi kemanusiaan gue karena lo lagi dalam kondisi begini," terang Jinha pada Beomgyu yang masih mengulum senyum manis.

ʙᴀʙʏ ʙᴏꜱꜱ? • ᶜʰᵒⁱ ᴮᵉᵒᵐᵍʸᵘTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang