"Juara 1 Cabang olahraga beladiri Karate tingkat Nasional—Kim Jinhaaa!!" teriak juri pertandingan seraya mengangkat tinggi-tinggi tangan gadis berambut sebahu itu seperti tengah iklan deodoran.
/Angkat tanganmu shegi??/ GgggSorak riuh dan tepuk tangan penonton pun membuat hati gadis usia tujuh belas tahun itu menghangat. Ditatapnya pria jangkung yang kini melambai kearahnya dari barisan penonton.
Pak Choi Taehwi selaku pelatih Jinha langsung memeluk bangga anak didiknya. Fyi aja, Pak Choi ini masih kerabat jauh Jinha. Yaa tapi sangaaat jauhh sampai tak terlihat seperti aku dimata dia—tak terlihat /Can't you see me?!!!!/ Ggg.
"Saya bangga.." gumam Pak Choi dari balik pelukannya.
"Makasih, Om udah jadi pembimbing Jinha dari kecil sampai sekarang," timpal Jinha
Keduanya melepas pelukan yang penuh dengan kedramatisan itu. Jinha mencium punggung tangan pelatih sekaligus orang yang sudah ia anggap om sendiri.
Andai ayah bunda juga ada disini—batin Jinha seolah berharap kedua orangtuanya akan hadir ditengah-tengah suasana mengharukan ini.
"JINHAAAAAA!!!" Gelegar pria jangkung yang sedari tadi menjadi penonton dengan suara paling keras ketika meneriaki nama Jinha selama pertandingan.
"TOA banget lo, Bang.. Malu gue," keluh Jinha karena sekarang semua pasang mata mengarah pada mereka berdua.
"Wahai adikku yang kuat banget macem Hulk.. Sini abang peluk dulu," kata pria itu yang langsung memeluk Jinha erat.
"Hulk? Sialan lo bang!" sungut Jinha tak terima.
"Yaa abisnya lo kuat kayak Hulk.. Bangga gue Hulk,"
"Berhenti panggil gue begitu!! Atau tulang rusuk lo mau gue rontokin?!" kecam Jinha yang sekarang mendorong Kakaknya sampai terhuyung kebelakang dan otomatis pelukan keduanya terlepas.
"Udah udah.. Seokjin kamu datang kesini sendiri?" tanya Pak Choi hati-hati.
Kim Seokjin mengangguk pelan, "Iya, Om.. Ayah sama Bunda nonton acara olimpiade Tere,"
Kim Teresya—Adik perempuan Jinha. Anak bontot di keluarga Kim.
Pak Choi menatap Jinha tak tega, "Kamu mau rayain kemenangan hari ini sama Om nggak? Kita makan-makan aja di luar bertiga, yuk?" ajak Taehwi semangat.
Taehwi tak tega melihat Jinha yang sudah dianggap keponakannya sendiri. Yaa walau aslinya mah cuma kerabat jauh. Tapi menjadi pelatih sekaligus seseorang yang memantau perkembangan bela diri Jinha dari kecil sudah menjadi alasan kuat bagi Taehwi untuk menganggap Jinha ponakannya.
Jinha tersenyum sumringah, "Om yang bayar kan?"
Taehwi terkekeh melihat jiwa pencinta gratisan dari diri gadis kecil di hadapannya, "Iya, Om traktir."
KAMU SEDANG MEMBACA
ʙᴀʙʏ ʙᴏꜱꜱ? • ᶜʰᵒⁱ ᴮᵉᵒᵐᵍʸᵘ
Fanfiction❞𝐓𝐚𝐩𝐢 𝐠𝐮𝐞 𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧 𝐫𝐚𝐰𝐚𝐭 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐢𝐧𝐢 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢𝐚𝐧,❞ 𝐥𝐢𝐫𝐢𝐡 𝐥𝐞𝐥𝐚𝐤𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐮𝐫𝐚𝐢 𝐡𝐢𝐭𝐚𝐦 𝐢𝐭𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐭𝐚𝐩 𝐤𝐞𝐝𝐮𝐚 𝐧𝐞𝐭𝐫𝐚 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐢𝐡𝐚𝐝𝐚𝐩𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐫...