Jinha berjalan sedikit lunglai menuju dapur. Perlahan membuka lemari pendinginnya lalu meraih air mineral dingin disana dan menengguknya hingga setengah botol.
Gadis dengan surai sebahu itu melirik jam dinding yang berada di ruang tengah rumahnya dengan mata yang masih terpejam sebelah efek dari bangun tidur dan belum fokus.
"Masih jam dua malam..." gumamnya sambil mengatur pernafasannya yang masih tersengal tak beraturan. Mimpi buruk yang ia alami semalam seakan begitu nyata hingga gadis itu membutuhkan waktu untuk menenangkan diri sebentar.
Jinha mendudukkan diri di sofa ruang tamunya. Jari-jemari kecil itu bergerak memijat pelipisnya sendiri yang terasa sedikit pening, "Gara-gara mimpi tadi...."
Dengan langkah sedikit tergesa Jinha langsung kembali ke kamarnya. Gadis itu berdiri dan menemukan Beomgyu yang masih terlelap dalam mimpinya. Manik matanya menatap laki-laki bersurai hitam itu lamat-lamat.
"Duh apasih! Masa gue parno sendiri cuma karena mimpi," monolog Jinha sedikit meruntuki dirinya.
Tanpa sadar tangan Jinha bergerak menuju wajah Beomgyu. Gadis itu menyingkap rambut Beomgyu yang menghalangi wajah laki-laki itu dengan lembut dan perlahan agar Beomgyu tidak terganggu dalam tidurnya.
Jinha mengulum senyum, "Lo kalemnya kalo tidur doang ya,"
Tap
Jinha buru-buru mengalihkan pandangan ketika jari telunjuknya berhasil dipegang Beomgyu.
Hah dia bangun?? Agrhh masa gue ketauan lagi mandangin dia sih?! Aduh nggak banget!——Jinha.
Masih dengan pandangan yang sudah melengos kesamping, Jinha tersenyum kikuk tak ingin menatap Beomgyu.
"A-ah! S-sorry tadi ada nyamuk di muka lo. G-gue cuma——cuma mau tepok! I-iya mau tepok!" kikuk Jinha.
"Iya... Tteokbokki-nya satu sama minuman pororo itu yaa mbak~~" racau Beomgyu.
Kok jadi Tteokbokki?? Pororo?—Jinha
Jinha akhirnya memberanikan diri menoleh pada Beomgyu dan ternyata laki-laki itu hanya mengigau sambil memegang jari telunjuknya. Dipandanginya wajah laki-laki yang akhir-akhir ini mengisi hidupnya itu dengan teliti.
Jinha menutup wajah dengan kedua telapak tangannya malu, "Tadi gue ngapain?? Aghhrrh untung dia cuma ngigau,"
Menghela nafas gusar, akhirnya Jinha menuju box bayi yang berada di samping kasurnya—eh maksudnya kasurnya dan——ekhem Beomgyu. :>
Tangan Jinha mengusap lembut surai anak laki-laki yang telelap nyenyak dengan mulut sedikit terbuka lucu, "Kadang gue bertanya-tanya kalo semisalnya waktu itu, hari itu, dan saat itu kita nggak ada disana—gimana nasib jagoan kita ini?? Apa dia akan jadi anak panti asuhan tanpa orang tua?" Lirih Jinha yang merasakan sakit di dadanya karena ia paham betul perasaan sepi, kesendirian tanpa ada orang tua yang membela, meskipun ia sendiri masih mempunyai orang tua lengkap. Tapi rasanya kenapa ia selalu sendiri??
KAMU SEDANG MEMBACA
ʙᴀʙʏ ʙᴏꜱꜱ? • ᶜʰᵒⁱ ᴮᵉᵒᵐᵍʸᵘ
Fanfiction❞𝐓𝐚𝐩𝐢 𝐠𝐮𝐞 𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧 𝐫𝐚𝐰𝐚𝐭 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐢𝐧𝐢 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢𝐚𝐧,❞ 𝐥𝐢𝐫𝐢𝐡 𝐥𝐞𝐥𝐚𝐤𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐮𝐫𝐚𝐢 𝐡𝐢𝐭𝐚𝐦 𝐢𝐭𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐭𝐚𝐩 𝐤𝐞𝐝𝐮𝐚 𝐧𝐞𝐭𝐫𝐚 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐢𝐡𝐚𝐝𝐚𝐩𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐫...