21

1.5K 307 85
                                    

Jinha berjalan sedikit lunglai menuju dapur. Perlahan membuka lemari pendinginnya lalu meraih air mineral dingin disana dan menengguknya hingga setengah botol.

Gadis dengan surai sebahu itu melirik jam dinding yang berada di ruang tengah rumahnya dengan mata yang masih terpejam sebelah efek dari bangun tidur dan belum fokus.

"Masih jam dua malam..." gumamnya sambil mengatur pernafasannya yang masih tersengal tak beraturan. Mimpi buruk yang ia alami semalam seakan begitu nyata hingga gadis itu membutuhkan waktu untuk menenangkan diri sebentar.

Jinha mendudukkan diri di sofa ruang tamunya. Jari-jemari kecil itu bergerak memijat pelipisnya sendiri yang terasa sedikit pening, "Gara-gara mimpi tadi...."

Dengan langkah sedikit tergesa Jinha langsung kembali ke kamarnya. Gadis itu berdiri dan menemukan Beomgyu yang masih terlelap dalam mimpinya. Manik matanya menatap laki-laki bersurai hitam itu lamat-lamat.

"Duh apasih! Masa gue parno sendiri cuma karena mimpi," monolog Jinha sedikit meruntuki dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Duh apasih! Masa gue parno sendiri cuma karena mimpi," monolog Jinha sedikit meruntuki dirinya.

Tanpa sadar tangan Jinha bergerak menuju wajah Beomgyu. Gadis itu menyingkap rambut Beomgyu yang menghalangi wajah laki-laki itu dengan lembut dan perlahan agar Beomgyu tidak terganggu dalam tidurnya.

Jinha mengulum senyum, "Lo kalemnya kalo tidur doang ya,"

Tap

Jinha buru-buru mengalihkan pandangan ketika jari telunjuknya berhasil dipegang Beomgyu.

Hah dia bangun?? Agrhh masa gue ketauan lagi mandangin dia sih?! Aduh nggak banget!——Jinha.

Masih dengan pandangan yang sudah melengos kesamping, Jinha tersenyum kikuk tak ingin menatap Beomgyu.

"A-ah! S-sorry tadi ada nyamuk di muka lo. G-gue cuma——cuma mau tepok! I-iya mau tepok!" kikuk Jinha.

"Iya... Tteokbokki-nya satu sama minuman pororo itu yaa mbak~~" racau Beomgyu.

Kok jadi Tteokbokki?? Pororo?—Jinha

Jinha akhirnya memberanikan diri menoleh pada Beomgyu dan ternyata laki-laki itu hanya mengigau sambil memegang jari telunjuknya. Dipandanginya wajah laki-laki yang akhir-akhir ini mengisi hidupnya itu dengan teliti.

Jinha menutup wajah dengan kedua telapak tangannya malu, "Tadi gue ngapain?? Aghhrrh untung dia cuma ngigau,"

Menghela nafas gusar, akhirnya Jinha menuju box bayi yang berada di samping kasurnya—eh maksudnya kasurnya dan——ekhem Beomgyu. :>

Tangan Jinha mengusap lembut surai anak laki-laki yang telelap nyenyak dengan mulut sedikit terbuka lucu, "Kadang gue bertanya-tanya kalo semisalnya waktu itu, hari itu, dan saat itu kita nggak ada disana—gimana nasib jagoan kita ini?? Apa dia akan jadi anak panti asuhan tanpa orang tua?" Lirih Jinha yang merasakan sakit di dadanya karena ia paham betul perasaan sepi, kesendirian tanpa ada orang tua yang membela, meskipun ia sendiri masih mempunyai orang tua lengkap. Tapi rasanya kenapa ia selalu sendiri??

ʙᴀʙʏ ʙᴏꜱꜱ? • ᶜʰᵒⁱ ᴮᵉᵒᵐᵍʸᵘTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang