33

1K 226 164
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.


.

.

"Lo mau tau jawabannya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo mau tau jawabannya?"


"Gue harap lo nggak terlalu kaget setelah dengar ini..."

Kata-kata ringan itu entah kenapa sedikit mengusik hati Jinha. Isi kepalanya kini sibuk menerka hal semengejutkan apa yang kiranya Beomgyu maksud. Namun sekalipun ia berusaha memeras otaknya, Jinha tau bahwa ia tidak akan pernah bisa mengerti alur pembicaraan Beomgyu.

Dapat Jinha rasakan pelukan laki-laki itu mengerat di pinggangnya, menghantarkan rasa hangat juga debaran-debaran yang sulit untuk Jinha jelaskan. Beomgyu kini menunduk menatap tepat netra hitam kelam Jinha. Sedangkan gadis itu juga mendongak menatap Beomgyu dari balik pelukan yang saling mereka bagi.

Jinha mengangguk yakin. Jari-jemarinya meremat kemeja putih yang Beomgyu kenakan seolah ia melakukan itu untuk pelampiasan rasa sakit meski Beomgyu belum mengatakan apapun. Tapi.... Tapi jujur Jinha juga tak tau kenapa dan ada apa dengan dadanya yang tiba-tiba terasa sesak.

"Ceritain."

"Ceritain semuanya, Gyu," lanjut Jinha.

"Gue perlu tau alasan kenapa lo milih gue saat itu, atau alasan kenapa sesuatu yang berkaitan dengan Luna selalu terdengar ada kaitannya dengan Beomhan, dan...."

Jinha merasa rongga tenggorokannya menyempit. Kenapa? Kenapa ia merasa sesesak ini?

"Alasan kematian Luna..." cicit Jinha selanjutnya.

"Luna?? Lo tau dari man——"

"Gimana gue nggak tau kalau setiap lo tidur selalu nama itu yang lo panggil-panggil?" balas Jinha cepat meski itu juga sangat menyakiti perasaannya. Walau yang sebenarnya sih Jinha tau tentang Luna dari Hueningkai. Tapi tetap saja bagian paling menyebalkannya adalah ketika nama gadis itu selalu jadi kata yang disebut-sebut saat suaminya mengigau. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya? Tentu saja perih. Bahkan Jinha berani bersumpah bahwa itu lebih sakit daripada di pukul seratus kali.

ʙᴀʙʏ ʙᴏꜱꜱ? • ᶜʰᵒⁱ ᴮᵉᵒᵐᵍʸᵘTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang