Mas Supplier | Part 6 |

16.7K 1.3K 56
                                    

Syifa sekarang sedang berada di salah satu bank yang direkomendasikan oleh Sigit. Ya, Sigit menyetujui untuk membantu Syifa. Dan tepat sekarang inilah dia membantu Syifa.

"Kenapa tiba-tiba minta saya buat bantu kamu bikin atm?" Sigit yang duduk di samping Syifa. Ia menoleh lalu menatap kedua mata gadis ini.

"Bapak nggak ikhlas ya? Kalo gitu bapak pulang aja nggak pa-pa," jawab Syifa dengan lesu.

"Saya cuma tanya, kenapa kamu malah minta saya temenin kamu bikin atm? Kenapa nggak minta temenin ke orang tua kamu? Atau nggak ke kakak atau teman kamu?"

"Bapak pulang aja."

"Saya kan tanya kenapa saya? Kamu juga saya lihat udah remaja, kenapa nggak bikin sendiri? Manja banget. Untung saya punya waktu ya," kata Sigit agak kesal.

"Iya udah. Aku manja puas? Bapak silahkan pulang aja. Keberatan banget bantuin orang," cibir Syifa yang kesal dengan Sigit.

"Saya tungguin." Putus Sigit.

Ia kira Syifa meminta tolong apa padanya, ternyata disuruh nemenin bikin atm. Bayangkan bikin atm. Nggak tau lagi Sigit denga gadis ini. Kenapa nggak bikin sendiri? Atau kalau nggak berani Syifa bisa minta temenin orang tua atau temannya gitu.

"Bapak pulang aja. Kayaknya bapak nggak ikhlas gitu. Kalau kayak gini ujung-ujungnya, kenapa tadi mau sih aku ajakin bikin atm?" jawab Syifa dengan nada kesal.

Dia tuh nggak tau gimana cara bikinnya. Bukannya ia melupakan kalau sekarang zaman sudah canggih, semua ada di google tapi ya namanya Syifa. Dia tuh pasti tremor dan jadi orang yang mendadak bego kalau melakukan hal yang pertama kali ia lakukan.

Apa sih salahnya minta tolong ke orang. Ada pepatah bilang, malu bertanya sesat di jalan. Dia kan berpedoman pada pepatah itu. Apa salahnya?

"Saya tungguin. Saya bukan laki-laki ingkar janji kok," jawan Sigit tulus untuk menghentikan perdebatan ini.

"Hehe. Nah gitu dong dari tadi. Makasih pak, aku tau kok bapak itu baik," jawab Syifa dengan raut muka bahagia.

Syifa tau kok kalau laki-laki ini baik, makanya ia berani meminta pertolongan dengan laki-laki ini.

Menenangkan, batin Sigit.

Saat ini Sigit sedang melihat kembali senyuman itu. Hatinya menghangat dan lega. Senyum yang ia pikirkan beberapa hari ini, ada di hadapannya.

"Eh, nama bapak siapa? Aku lupa nanyain dari tadi," tanya Syifa.

"Kamu modus?"

"Dih. Tanya nama itu bukan berarti modus ya pak. Geer amat. Eh tunggu dulu, waktu di cafe juga bapak tanya namaku. Itu namanya modus juga kan pak?" tanya Syifa cengengesan. Ia bisa membuat lekaki di hadapannya ini mati kutu dengan serangannya.

"Malah aku belum kasih tau nama aku, bapak udah tau duluan. Bapak tau darimana?" tanya Syifa lagi dengan senyum mengejek.

"Sigit," ucap Sigit singkat. Gadis di hadapannya ini bisa saja membuat dia mati kutu. Padahal niatnya dia yang akan membuat Syifa malu tapi malah dirinya sendiri.

Ini juga salah satu cara agar Syifa tidak menggodanya lagi. Agar Sigit tidak malu lagi.

"Oh..Sigit," ucap Syifa sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Setelah itu, tidak ada perbincangan lagi. Syifa maupun Sigit tidak mau membuka obrolan lagi. Mereka menunggu saja giliran Syifa dipanggil.

Beberapa menit setelahnya, atm Syifa sudah jadi. Mereka keluar dari bank menuju parkiran untuk pulang.

"Pak Sigit baik banget, baru kali ini aku ketemu orang baru terus baik kayak bapak. Makasih ya pak, bapak mau minta apa? Sebagai gantinya aku kabulin deh," ucap Syifa sebagai imbalan terima kasih untuk Sigit.

"Kenapa mau bikin atm?" tanya Sigit sebagai imbalan terima kasih.

Sigir heran kenapa Syifa ingin membuat atm. Untuk apa sih?

"Eh..itu ya, aku mau jadi dropshipper pak. Aku pikir salah satu awal jadi dropshipper itu punya atm dulu," jelas Syifa.

"Dropshipper?"

"Iya, masak bapak nggak tau? Aku mau mencoba bisnis sih, coba-coba aja dulu kalau laku ya Alhamdulillah."

"Kenapa milih jadi dropshipper? Kenapa nggak bangun usaha sendiri?"

"Ya, menurut aku, itu cocok sih buat aku yang masih SMA, apalagi aku nggak punya modal yang banyak dan juga bisa buat bantu-bantu ibu sama mas biar aku bisa kuliah."

"Oh.." jawab Sigit.

Sigit sedikit tersentuh sih dengan maksud Syifa ini. Membantu orang tua biar bisa kuliah. Perngertian sekali, batin Sigit.

"Tapi kan, jadi dropshipper itu tergantung kalau ada yang beli. Kalau nggak ada yang beli gimana?"

"Ya mau gimana lagi? Aku percaya aja sih ada yang beli. Niatin dulu aja pak, kalau udah niat dan dilakuin pasti ada aja jalannya. Kayak sekarang ini, aku pengen bikin atm eh malah ketemu bapak yang bisa nemenin aku bikin atm, hehe," jelas Syifa.

"Makasih, makasih lo pak udah temenin aku. Bapak itu pemecah solusi," kata Syifa lagi.

"Iya sama-sama. Dan saya tanya, kenapa kamu udah bawa persyaratan untuk bikin atm? Astaga, saya baru sadar kalau kamu udah udah ngerancanain semuanya," ucap Sigit.

Syifa hanya meringis saja. Benar banget perkataan Sigit. Nggak ada yang salah, tepat sekali. Kali ini ia tidak bisa menjawab pertanyaan Sigit.

"Kamu pulang naik apa?"

"Di anterin sama bapak juga boleh."

Sigit melongo mendengar jawaban Syifa. Terlalu berharap sekali gadis itu di antarkan olehnya. Padahal niatnya hanya bertanya daripada langsung pergi dan masuk ke mobil. Kan nggak etis juga ya.

"Emangnya saya bilang kalau saya mau anterin kamu?" tanya Sigit kembali.

"Enggak sih," jawab Syifa lesu.

Jalan kaki jalan kaki dah. Tapi, nggak pa-pa yang penting satu per satu keinginannya, salah satunya untuk membuat atm sudah terkabul.

"Saya anterin, mau nggak?" tanya Sigit yang gemas melihat ekspresi Syifa.

"Maulah." Syifa dengan gesit langsung masuk ke mobil Sigit.

Entahlah, ini rasa apa lagi yang muncul di hati Sigit. Sedikit senang sih Syifa berharap untuk di antar pulang olehnya. Seperti pasangan kekasih, eh..

"Kamu udah punya pacar?" tanya Sigit spontan.

"Belumlah pak. Kenapa? Emangnya Bapak sendiri udah punya pacar?" tanya Syifa.

"Sama kayak kamu." Sigit dengan senang hati menjawab pertanyaan Syifa.

"Oh," jawab Syifa sambil menganggukan kepalanya.

Ia kira Sigit sudah punya pacar atau tunangan ternyata masih single. Tapi, benar dong tadi doanya supaya Sigit cepat dapat jodoh. Semoga cepat terkabul, aamiin, batin Syifa.

"Kamu izinin nggak kalau saya suka sama kamu?"

☀☀☀☀

Jangan lupa vote and comment.


5 Februari 2021

Mas Supplier [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang