36 SIAPA YANG SALAH?

4K 330 8
                                    

Vote dan komen juseyo... 😘

Anyeong gw up.
Semoga kalian suka chp ini ya
Happy Reading 😘

Renjun menatap keluar jendela cafe sembari meminum secangkir americano yang masih panas di depannya.

"Huh"
Helaan nafas terdengar begitu jelas keluar dari bibir tipis nya

"Apalagi yang gue harepin. Dia pasti udah bahagia"
Batin Renjun.

Ingatan renjun kembali pada dua hari lalu dimana ia menghadiri pertunangan Guanlin.

Renjun sengaja datang sedikit terlambat karena tidak ingin terlalu lama disana,apalagi melihat bagaimana orang yang dicintainya memasangkan cincin di jari orang lain, uuh itu mimpi buruk Renjun.

"Lo ngga papa kan Njun. Kita pulang aja kalo lo nggak bisa"
Ujar Ardhito yang dibalas gelengan oleh Renjun.

"Gue nggak papa, ayo masuk aja"
Renjun berjalan pelan dengan Ardhito disamping nya.

Begitu masuk mata Renjun langsung menangkap Guanlin yang terlihat begitu tampan dengan setelan jas berwarna coklat muda yang membungkus tubuh tinggi nya. Renjun begitu terpesona dalam sekejap mata.
sampai Renjun juga melihat perempuan cantik yang tengah berdiri di samping Guanlin. Lihatlah betapa cantik perempuan itu. 
Renjun pun tidak bisa mengelak jika perempuan itu sangat cocok untuk bersanding dengan Guanlin daripada dirinya.

Agaknya Guanlin sadar akan kehadiran Renjun. Hal itu dibuktikan dengan Guanlin yang menatap nya dengan senyuman kecil di bibirnya.
Mau tak mau Renjun membalas senyuman Guanlin.

'Greb'

Renjun dikagetkan dengan Ardhito yang tiba-tiba memeluk pinggang nya disusul lunturnya senyum di bibir Guanlin.

"Eh lo apaan sih"
Protes Renjun.

"Diem aja"
Singkat Ardhito yang diam-diam menatap Guanlin tajam.
Renjun hanya menghela nafas mengabaikan Ardhito yang masih memeluk pinggang nya. Kalaupun Renjun menolak itu hanya akan menimbulkan perdebatan yang tidak akan ada habisnya. Renjun juga tidak mau menjadi pusat perhatian di tempat seramai ini hanya karena makhluk abnormal disamping nya.

"Kita kasih selamat habis itu kita pulang"
Putus Ardhito.

"Iya, lagian juga mau apa lama-lama disini"
Balas Renjun kemudian mengajak Ardhito menghampiri Guanlin.

"Selamat ya Lin"
Ucap Renjun yang dibalas senyuman kecut dari Guanlin.

"Iya makasih"
Jawab Guanlin dengan tangan yang masih bertaut dengan tangan Renjun. Keduanya bersalaman tanpa ada niat untuk melepaskan tautan itu. Tautan yang terasa sangat nyaman namun menyakitkan

Hati Renjun rasanya sesak. Sudah sangat lama ia tak merasakan hangat nya tangan Guanlin. Dan kini Renjun merasakan nya di hari pertunangan Guanlin.

"Ayo buruan"
Bisik ardhito yang membuat Renjun tersadar dan segera melepaskan tangannya.

"Semoga lancar sampai hari pernikahan ya"
Renjun tersenyum pada calon istri Guanlin, kemudian melirik Guanlin sebentar.

Guanlin menatap nya dengan tatapan yang sulit diartikan, atau kalau Renjun boleh percaya diri, Guanlin seakan melarang nya untuk pergi. Tapi Renjun berusaha menepis pikiran ngawur nya dan segera berlalu dari sana.

"Rasanya masih kaya mimpi kalau Guanlin udah tunangan"
Monolog Renjun.

"HWAYOLO MIKIRIN GUE YA"
Teriak Ardhito membuat Renjun tersentak.

"Anjing sialan"
Umpat Renjun membuat Ardhito tertawa puas.

"Mikirin apaan sih lo, serius amat"
Tanya Ardhito lalu meminum kopi Renjun begitu saja.

"Ngga ada kok"

"Pasti Guanlin kan?, udahlah Njun ini bukan saat nya lo nengok kebelakang terus, lo harus buka mata lo, lihat ada orang disekitar lo yang cinta sama lo, yang mungkin bisa bikin lo bahagia"
Tutur Ardhito membuat Renjun kembali melamun.

"Emang ada ya yang bisa bikin gue bahagia selain Alin"
Tanya Renjun yang secara tidak langsung membenarkan tebakan Ardhito bahwa ia sedang memikirkan Guanlin.

"Gue"
Celetuk Ardhito membuat Renjun menatap nya bingung.

"Hah?, gimana? "

"Ngga udah lupain"

"Jangan naruh harapan sama gue ya Dhit, gue ngga mau lo sakit hati"

"Apaan sih Njun, gue becanda kali"
Sangkal Ardhito. Padahal kalau boleh jujur ia sedikit kecewa dengan jawaban Renjun

"Ya takutnya beneran, btw lo ngga ada kelas? "

"Ngga ada nih, kita ke mall yuk Njun, gue bawa mobil nih"
Ajak Ardhito membuat Renjun berpikir.

"Ngapain kita ke mall? "

"Ya ngapain kek yang bisa bikin lo seneng, makan kek, main, atau apalah"

"Yaudah ayok, eh anjir kopi gue lo habisin"
Renjun menjitak kepala Ardhito.

"Aus gue Njun, nanti gue beliin deh, ayo berangkat"
Ardhito berdiri dari duduknya namun Renjun tak bergeming.

"Yaelah Njun gitu aja ngambek, gue gendong juga lu"

"Yaudah gendong"
Renjun mengulurkan kedua tanganya persis seperti anak berusia 2 tahun.

"Gendong belakang aja ya, kalo depan takutnya lo napsu lagi"
Goda Ardhito membuat Renjun melotot tak terima.

"Mulut lu gue cabein baru tau rasa"
Ketus Renjun.

Pada akhirnya Ardhito harus menggendong Renjun sampai parkiran mengabaikan tatapan aneh dari beberapa orang.

"Kalo lo kaya gini gimana gue ngga berharap, temen sialan"

***

"Kenapa lo nglamun?, nyesel iya?" Ujar seorang gadis dengan nada ketus


"Kan gue bingung"

"Bingung apalagi sih Lin"
Tanya Fang Yin kesal.

"Lo liat kan Renjun dateng sama cowo lain, dia pasti pacar barunya"
Resah Guanlin mengacak rambutnya. Guanlin ingat sangat jelas ketika laki-laki itu memeluk pinggang kecil Renjun mesra.

"Sok tau, bisa aja itu cuma temen kuliahnya kan, Lin kan kita udah rencanain semuanya. Lo kan yang bilang lo mau batalin pertunangan kita dan lamar Renjun di depan banyak orang waktu itu"
Papar Fang Yin kesal. Memang sejak awal keduanya sangat menentang perjodohan ini karena keduanya sudah memiliki kekasih. Namun keduanya tidak memiliki cukup keberanian untuk berbicara pada orang tua mereka.

"Iya gue tau, tapi terus ini gimana udah terlanjur. Gue kira Renjun bakalan dateng sendiri"
Guanlin menatap Fang yin memelas

"Ya lo pikirin aja sendiri, gue ngga mau ya nikah ama lo, gue cintanya sama pacar gue"
Gerutu Fang yin.

"Ya lo kira gue mau nikah ama lo, gue juga cintanya sama Renjun"
Balas Guanlin sinis.

"Halah cinta apaan ngga berani ngomong, kalo lo nggak ngomong sama orangtua kita, gue yang ngomong"
Ancam Fang yin

"Eh lo gila ya, kalo lo yang ngomong bisa ribut serumah"
Panik Guanlin. Bagaimana tidak, Fangyin adalah tipe orang yang nekad dan tidak berpikir panjang, dia bisa saja beralasan hamil di luar nikah atau hal ekstrim lainnya.

"Lin plis, gue gabisa gini terus. Gue nggak mau terjebak di hubungan kaya gini"
Fang yin mengusap wajahnya kasar

"Oke kita ngomong berdua besok"

"Deal"

Tbc

Huwaa gajelas.
Diusahain up secepatnya ya guys, maaf udah telaaat banget.

See you guys🥰

The Young Marriage[NOMIN]✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang