35. JENO SELALU DISISINYA

4.1K 388 24
                                    

Vote dan komen juseyooo😚

Anyeong gw up, maaf telat dikit.
Sorry for typo

Happy Reading 😍

Hari demi hari, bulan demi bulan berlalu begitu saja. Dan selama itu Jeno dan Jaemin tetap menjalani kehidupan seperti biasanya,
Jeno yang sibuk bekerja dan Jaemin mengurus rumah serta suaminya.

Dengan bekal positif thinking. Jaemin mencoba menjadi kuat walaupun dihati kecilnya masih sedikit menolak menerima kenyataan bahwa ia telah kehilangan buah hatinya.
Jaemin rutin menjalani pengobatan untuk kesembuhan nya. Semua Jaemin lakukan dengan terus mengingat petuah yang Soobin berikan untuk dirinya. Ia sudah yakin dirinya bisa sekuat Soobin.

Hari ini Jaemin menyiapkan makan siang untuk Jeno. Rencananya ia akan mengantarkan bekal itu ke kantor suaminya dan makan siang bersama disana.

Jaemin berjalan dengan anggun memasuki kantor Jeno. Beberapa karyawan di sana menyapa Jaemin dengan ramah karena tentu mereka semua tahu bahwa Jaemin adalah istri atasan mereka.

"denger-denger istrinya pak Jeno habis keguguran terus nggak bisa hamil lagi"
Bisik salah satu karyawan di sana.

Jaemin meremas tas berisi kotak makan itu dengan kuat. Mencoba mengabaikan apa yang baru saja di dengarnya.

"Kasihan pak Jeno ya, udah ganteng, mapan, eh dapet nya istri yang masih muda, bisanya cuma bergantung sama suami. Mana mandul lagi"
Tambah lainnya membuat Jaemin segera berlalu dari sana.
Jaemin berjalan cepat menuju ruangan Jeno dengan air mata yang sudah tidak sabar untuk menetes dari maniknya. Jaemin tidak tuli. Ia mendengar semuanya dengan jelas. Apakah mereka memang sedang menyindir dirinya.
Tidak adakah pekerjaan yang lebih penting selain menggosipkan orang lain.
Ingin rasanya Jaemin menghampiri orang-orang itu dan menampar nya keras sembari berkata
" bisakah kamu diam dan lakukan pekerjaan mu"
Tapi Jaemin masih cukup sabar untuk melakukan itu. Memancing keributan hanya akan menguras tenaga nya.

"Adek kenapa? "
Tanya Jeno khawatir saat melihat Jaemin memasuki ruangnya dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
Sedangkan Jaemin hanya menggeleng pelan sebagai jawaban.
Jaemin mengelap air mata di pipi nya dengan kasar lalu meletakkan tas diatas meja Jeno.

"Adek nggak papa. Ayo makan siang dulu, adek masak rendang hari ini"
Jaemin mulai mengeluarkan kotak makan satu persatu.

"Adek kenapa sih, sini cerita sama Mas"
Jeno memeluk istrinya dari belakang. Jujur Jeno khawatir pada Jaemin. Ia tiba-tiba masuk ke ruangannya dengan air mata. Itu tentu tidak baik baik saja.

"Nggak ada Mas. Ayo makan.Adek langsung pulang ya habis ini? "
Ujar Jaemin. Ia bahkan sudah tidak berselera untuk makan siang di kantor suaminya.

"Kenapa nggak disini dulu. Kita makan bareng dulu ya"
Tawar Jeno membuat Jaemin tersenyum tipis.

"Di rumah masih banyak kerjaan mas, adek belum bersih-bersih tadi"
Tolak Jaemin kemudian melepaskan pelukan Jeno di perutnya dan segera berlalu dari sana.

Jeno menghela nafas melihat kepergian Jaemin. Tanpa berpikir panjang Jeno membereskan semua berkas nya dan segera menyusul Jaemin.

Jaemin berjalan cepat dengan harapan tidak mendengar ocehan ocehan tidak berguna dari karyawan disana. Jaemin hanya ingin pulang dan menangis keras di rumah tanpa sepengetahuan Jeno.

"Lihat, mungkin dia kesini buat.minta uang sama pak Jeno. Kok bisa pak Jeno nikah sama orang kaya dia"

Oke, kesabaran Jaemin sudah habis. Jaemin menghampiri wanita itu dengan langkah tergesa.

The Young Marriage[NOMIN]✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang