Sudah hampir lima hari Hyerin meminta cuti dari kafe bibi Nim dan sekarang ia memutuskan untuk kembali masuk bekerja.
Masalahnya dengan Jimin masih sama seperti biasanya dan malah semakin parah. Jimin masih terus menjauhinya dan terang-terangan mengeluarkan kalimat kasar dihadapan Hyerin. Bahkan saat dihadapan sang ibu mertua yang menjenguknya, Jimin dengan jelas memperlihatkan tindakan bahwa ia membenci Hyerin.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Selepas mandi dan berganti pakaian, Hyerin berdiri tepat di hadapan cermin yang tingginya melebihi sedikit dari tinggi tubuhnya. Seulas senyum tertarik dari bibir pinknya saat melihat dirinya di cermin. Perasaan bahagia jelas ia rasakan saat dirinya sedikit tidak menyangka bahwa di dalam bagian tubuhnya terdapat nyawa kecil.
"oh Tuhan, ini kah perasaan ibu saat mengandung Taehyung oppa dan diriku? Betapa bahagianya Tuhan"
•••••
"oh, eonni?"
Sohyun yang baru saja datang terkejut melihat sosok Hyerin yang tengah mengatur rambutnya yang kemudian ia tutupi dengan topi khas kafe milik bibi Nim.
Lantas dengan penuh kerinduan Sohyun langsung menubruk pelan tubuh Hyerin dan memeluknya.
"kenapa eonni tidak pernah menghubungiku saat sakit, huh? Kau tahu, aku sangat mencemaskanmu, terlebih saat beberapa hari lalu melihat kondisimu yang sangat tidak berdaya di kafe" Sohyun melepaskan pelukannya dan menatap Hyerin intens.
"untung saja ada sosok pria baik hati yang mau menolongmu. Wajahnya terlihat sangat mencemaskanmu, dan yah-- yang membuatku sedikit--aniya sangat terkejut, pria baik itu mengaku sebagai suamimu"
"benarkah saat itu Jimin sangat mengkhawatirkan ku?"
"apa pria itu benar suamimu?"
Hyerin mengangguk pelan sebagai jawaban. Entahlah ia tidak tau harus berekspresi seperti apa. Sekarang ini perasaannya terbagi dua.
"benarkah?" Sohyun berekspresi terkejut. "aahh, sudah tidak diragukan lagi. Eonni sangat cantik dan sangat cocok dengan suami eonni yang sangat tampan itu" ucap Sohyun diakhiri kekehan jenaka."benarkah aku cantik?" Hyerin bertanya dengan nada menggoda dan menaik turunkan alisnya sambil menatap Sohyun
"aish. Aku menyesal memujimu"
Hyerin tertawa lepas menatap mimik wajah Sohyun yang sekarang. Ah, usia mereka hanya berbeda bulan saja tapi kenapa saat bersama Sohyun, Hyerin Merasakan seperti seorang ibu yang menjaga anaknya.
Teringat akan kata 'anak' senyum Hyerin mengembang dan memicu keheranan besar bagi Sohyun
"apa kau serius sudah sembuh?" pertannyaan Sohyun memecah khayalan Hyerin.
Hyerin mengangguk kepala. "kenapa? Hm?"
Sohyun menggeleng kepala dan menatap intens Hyerin. "aku rasa eonni belum sepenuhnya sembuh. Lihat lah tadi kau seperti manusia setengah otak yang tersenyum sendirian"
"YAK! Apa kau baru saja mengatakan bahwa aku gila?" suara Hyerin meninggi dan menatap kesal kearah Sohyun."a-aku hanya bercanda"
KAMU SEDANG MEMBACA
"MINE" [ JIMIN BTS FF]
Fanfiction"Hyerin-ah tolong maafkan aku. Aku tau aku adalah suami dan ayah yang sangat jahat dan kesalahanku tidak dapat dimaafkan. Jujur aku menyesal. Bohong jika aku mengatakan kalau aku tidak mencintaimu, sungguh aku sangat sangat mencintaimu. Saranghae Pa...